Sabtu, 17 Januari 2009

MEMAHAMI KONSEP KESUBURAN TANAH

MEMAHAMI KONSEP KESUBURAN TANAH
MELALUI METODE SIMO (SISTEM INJEKSI MIKROBA DAN OKSIGEN)

Oleh : Ir. Dian Kusumanto


Adalah Ir. Purwanto Prihyono, MM., seorang senior sesama alumni Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, senasib sepenanggungan dengan penulis. Beliau akhirnya juga terdampar di Kota Gandrung Banyuwangi, Jawa Timur. Cuma bedanya, penulis terhanyut lagi dan terseret arus nasib dan takdir Illahi sampai di Kota Perbatasan, Kota Transit para TKI, yaitu di Nunukan Kaltim.

Pak Pur, begitu biasa beliau dipanggil, sangat inten dalam pengembangan pupuk organik di Banyuwangi. Kiprah beliau juga menginspirasi seorang pengusaha keturunan yang akhirnya total menerapkan pertanian full organik di suatu desa di Lumajang sana. Tulisan Pak Pur juga telah memperkaya pemahaman penulis mengenai pupuk organik ini. Tulisan dibawah ini sebagian besar juga mencuplik dari tulisan beliau yang sempat dikirim lewat e-mail beberapa tahun yang lalu.

Untuk memahami konsep ideal kesuburan tanah kita memulainya dengan konsep tanah itu sendiri. Tanah, menurut konsep komposisi dasarnya tersusun dari beberapa bagian yang terintegrasi secara holistik, saling mempengaruhi saling kait menjadi satu kesatuan sistem utuh yang seolah tidak dapat terpisahkan dengan sifat dan ciri tertentu secara spesifik. Komposisi dasar tanah meliputi air, udara, bahan mineral dan bahan organik.

Bagian-bagian tanah yang dimaksud itu adalah, air dan udara yang menempati porsi 25 % dan 25 %. Air dan udara menempati porsi 50 % dari keseluruhan volume tanah. Yang selanjutnya adalah porsi untuk mineral yang mencapai sektar 45 % dan bahan organik dengan porsi 5 %. Komposisi ini merupakan porsi ideal bagi tanah terutama untuk keperluan budidaya pertanian. Bisa dikatakan proporsi ini merupakan dasar bagi konsep kesuburan tanah itu mencapai keadaan yang ideal bagi perkembangan tanaman.

Masing-masing komponen seperti air, udara, mineral dan bahan organik ini mempunyai peran yang khas dan tidak dapat saling menggantikan. Artinya keberadaannya adalah mutlak harus ada, agar fungsi-fungsi dan peran-perannya ada pada sistem tanah tersebut. Contoh, air diperlukan sebagai media untuk aktifitas metabolisme dalam tubuh tanaman dengan fungsi yang kompleks. Selain itu fungsi air di dalam tanah adalah sebagai media pembawa hara dan oksigen sehingga dapat diserap oleh tanaman dan mikroba yang ada di bahan organik.

Sedangkan udara juga merupakan faktor mutlak bagi tanaman maupun kehidupan di dalam tanah sebagai bagian dari sistem metabolisme makhluk hidup di dalam tanah yang kompleks juga. Udara yang dimaksud adalah ruang bagi Oksigen, CO2 dan gas-gas lain yang dalam siklus metabolisme makhluk hidup di dalam tanah.

Adapun mineral merupakan bagian dari cadangan hara, karena dengan proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang siap diserap oleh tanaman maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral menjaga kestabilan bentuk dan struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya oleh pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah. Struktur tanah juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan bagi akar tanaman dan makhluk hidup lainnya di dalam tanah.

Bagian yang terkecil dari penyusun tanah adalah bahan organik. Meskipun demikian kecil proporsi jumlahnya (kecuali organosol), justru menjadi kunci bagi berlangsungnya dinamika kehidupan di dalam tanah, atau dapat dikatakan bahan organik (BO) merupakan kunci bagi dinamika kesuburan tanah. Bahan organik menjadi kunci karena dengan dinamikanya sifat-sifat tanah bisa dikelola menuju kondisi yang ideal bagi tanaman.

Indikator kesuburan tanah

Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan organik. Selanjutnya akan diuraikan dibawah ini.

Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).

Kejenuhan Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.

Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.  

Bahan organik sebagai kunci dinamika kesuburan tanah

Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).

Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.

Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir), maka fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi meningkat oleh adanya bahan organik. Ruang pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Hal ni bermanfaat untuk menghindarkan tekanan kekeringan pada perakaran.

 Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada bahan organik. Proses dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini akan meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar kation (KTK) tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini menjadikan tanah mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang semakin baik, mengurangi penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada saatnya berarti pula meningkatkan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi kebutuhan tanaman, baik melalui proses pertukaran secara langsung maupun pasif oleh proses difusi.

Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/ tembaga), B (Boron), dan lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini bersifat preventif (dari efek meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu katio-kation logam yang terjerap dalam ikatan khelat juga masih bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terjadinya ikatan khelat ini justru meningkatkan mobilitas banyak kation, karena ikatan ni memang bisa larut sehingga memudahkan tanaman untuk memanfaatkannya.

Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis dan jumlahnya) menyebabkan dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi bermiselia seperti micorhiza, dll) akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel penyusun tanah. Mikroba dan miselianya, yang berupa benang-benang, akan berfungsi sebagai perajut/ perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan) tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah positif sehingga meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk buatan dan pestisida.

Bahan organik juga berperan sebagai ZPT, karena proses dekomposisi akan menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus disebut juga sebagai asam humat (humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di dalam tanah, pertumbuhan bagian atas tanaman, pemanjangan semaian muda atau pemanjangan akar dari akar terpotong secara in vitro, karena asam humat menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat juga berperan dalam perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi, permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara normal dan sehat.

Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan menegemen air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.  

Dengan daya dukung kesuburan tanah yang optimal maka pertumbuhan tanaman menjadi normal, sehat dan produktif. Maka perlakuan pemupukan yang sesuai konsep kesuburan diatas akan menyebabkan efektifnya pemupukan, sehingga tanaman menjadi produktif dan menyebabkan lebih hemat dan efisien pada biaya-biaya dan penggunaan tenaga kerja. Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi dan hidup lebih lama dengan umur yang lebih panjang. Maka apabila tanah subur petani akan makmur dan sejahtera.

Oleh karenanya kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan menuju kesuburan tanah yang ideal dengan konsep kesuburan yang sesuai dengan fitrah tanah itu sendiri. Konsep SIMO adalah konsep untuk menuju kesuburan tanah yang ideal sampai pada lapisan tanah yang lebih dalam sehingga perakaran tanaman aren atau apa saja, dapat berkembang dengan baik dan hasil yang maksimal. Namun demikian konsep ini nantinya akan terus diperbaiki dan dikembangkan untuk menuju kesempurnaan kemudian.

Kebiasaan menggunakan pupuk kimia dan racun kimia yang berlebihan adalah jalannya atau caranya orang-orang yang sesat, yang tidak memahami konsep dasar kesuburan tanah yang berkelanjutan. Maka sudah saatnya kita kembali ke jalan yang benar dengan selalu menggunakan pupuk organik dan meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia yang berlebihan. Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka hasilnya akan memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani pendapatannya meningkat.

Saatnya petani merdeka dan sejahtera! Salam aren!!
 

Rabu, 07 Januari 2009

Dengan Pemupukan SIMO Aren Akan Berproduksi Maksimal

Dengan Pemupukan SIMO Aren Akan Berproduksi Maksimal

Oleh : Dian Kusumanto

Seperti sudah dipaparkan pada postingan Bulan Desember tahun lalu, maka pada awal tahun 2009 ini penulis akan melanjutkan pembahasan tentang sistem pemupukan pada Aren dengan metode SIMO (Sistem Injeksi Mikroba dan Oksigen). Sistem pemupukan ini akan berorientasi organik, murah namun sangat efektif dan berkelanjutan, yang tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebesar-besarnya.

SIMO sebenarnya sangat identik dengan BIOPORI yang diperkenalkan oleh Bapak Kamir R. Brata dari Bogor. Namun dalam teknologi BIOPORI belum banyak dijelaskan aplikasi untuk aspek budidaya tanamannya, apalagi khusus untuk Aren dan tanaman tahunan lainnya. BIOPORI sepertinya terinspirasi dari masalah banjir yang sering melanda kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya, yang daerah resapan air permukaan air hujan semakin berkurang.  

Sedangkan SIMO lahir karena penulis terinspirasi dari kondisi lahan yang ada di Kalimantan, dimana lapisan olah atau lapisan tanah perakaran tanaman relatif tipis. Lapisan tanah perakaran yang relatif tipis ini disebabkan oleh proses pembentukan tanah itu sendiri serta oleh keadaan yang menjejasnya secara terus menerus. Maka yang terjadi adalah semakin dalam lapisan tanah itu berada maka semakin masam reaksi tanahnya, atau pHnya semakin rendah. Bahkan, semakin ke dalam lapisan tanahnya semakin bersifat toxic bagi akar tanaman, maka akibatnya sistem perakaran tanaman kurang berkembang. Akibatnya perkembangan akar relatif dangkal dan terbatas.

Penyebaran akar yang terbatas karena cekaman keadaan tanah di perakaran tanaman yang tidak kondusif menyebabkan akar tidak berkembang, ketersediaan unsur hara yang siap pakai juga sangat terbatas. Dengan demikian jangkauan akar untuk dapat menyerap unsur hara yang sudah ada di tanah tidak luas, sehingga dengan demikian unsur-unsur yang dapat diserap tanah juga relatif sedikit.


Untuk memperbaiki keadaan tanah dan lapisan tanah di bawahnya agar keadaannya bisa seperti dengan lapisan olah permukaan, maka perlu dilakukan injeksi atau pengeboran. Ke dalam tanah dimasukkan mikroba dan oksigen hingga lapisan tanah lebih dalam sedalam daerah sebaran akar. Mikroba dan oksigen akan membuat kondisi tanah-tanah menjadi hidup kembali dengan reaksi yang sehat, sehingga tanah secara alami akan terus-menerus merilis (menghasilkan) unsur-unsur hara hasil dari dekomposisi yang relatif sempurna karena adanya mikroba dan oksigen yang cukup.

 Bagaimana caranya membuat pupuk SIMO yang hebat ? Pada dasarnya pembuatan pupuk SIMO sama saja dengan pembuatan pupuk organik cair lainnya. Namun yang dikembangkan untuk Teknologi SIMO ini lebih sederhana, lebih fleksibel karena bisa disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Alat dan Bahan-bahannya bisa fleksibel dan dibuat sendiri oleh petani dengan cara yang sederhana. Mudahan nanti penulis dapat meyajikan pada tulisan yang akan datang, Insya Allah.

Apa efek atau pengaruh yang diharap dari Teknologi SIMO pada Aren?

• Daerah perakaran Aren terdalam akan kaya mikroba dan cukup kandungan Oksigen terlarutnya.

• Reaksi tanah bagian lapisan dalam menjadi netral, terjadi perombakan Bahan Organik tanah yang lebih sempurna.

• KTK (kapasitas tukar kation) akan lebih baik. Unsur hara akan cukup tersedia pada daerah perakaran yang lebih dalam.

• Akar Aren lebih berkembang, penyerapan unsur hara lebih lancar dan lebih banyak, sehingga kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi.

• Tanaman Aren akan tumbuh dengan normal dan lebih sehat, batangnya lebih besar, daun lebih lebat dan segar. Perkembangan dan pertumbuhan tanaman terjadi normal dan akan memunculkan seluruh potensinya secara lebih sempurna.

• Setiap ketiak daun akan mengeluarkan tandan bunga tepat pada waktunya dan semakin minimal calon tunas tandan yang gagal muncul, karena seluruhnya bisa muncul tepat pada waktunya. Oleh karena itu potensi jumlah tandan bunga akan semakin tinggi, karena perakaran berkembang secara normal dan sehat dan tersedianya hara yang cukup di dalam tanah. Inisiasi setiap calon tandan dengan energi yang cukup pada tanaman akan meminimalkan kemungkinan kegagalan inisiasi calon tandan. Bahkan seluruh calon tandan akan bisa muncul semua sesuai dengan potensinya. 

• Pertumbuhan dan perkembangan tandan ditopang oleh fisik batang yang kokoh dan besar dan daun yang lebat dan hijau segar. Maka tangkai tandan akan memiliki ukuran diameter yang besar dan ukuran panjang yang sempurna. Tandan yang besar dan panjang adalah jaminan produksi yang sangat penting bagi tanaman Aren. Sebab penyadapan nira Aren dapat dilakukan lebih lama (bisa sampai 6 bulan).

• Frekuensi penyadapan setiap tandan bunga akan lebih lama, penyadapan tandan akan susul menyusul pada setiap pohon dan bahkan tidak ada masa pohon istirahat produksi. Jadi hampir seluruh pohon dapat disadap sepanjang tahun setiap hari. Dengan demikian setiap pohon bisa menghasilkan nira setiap hari, dan hampir tidak ada waktu istirahat berproduksi.

• Dengan demikian hasil nira Aren lebih banyak dan lebih lama. Produksi Nira bisa maksimal sesuai potensinya, apalagi jika dalam pengelolaan dan pemeliharaan pohon Aren dapat dilakukan dengan benar dan semakin menunjang potensinya yang hebat. Maksud saya, para pekerja penyadap tandan harus dibekali ilmu dan ketrampilan dan kedisiplinan yang cukup untuk taat pada SOP yang diterapkan. SDM para pekerja harus dibina dengan baik, karena pekerjaan yang rutin dan cukup berat ini memerlukan ketangguhan fisik dan mental yang prima dan semangat yang militan.

• Dengan kondisi seperti ini produktifitas Nira pohon Aren bisa sangat maksimal. Masa istirahat menjadi minimal dan produktifitas nira per pohon akan tinggi. Dari populasi kebun Aren 200 pohon per hektar maka apabila hanya 10 % masa istirahat produksi, maka setiap hari akan disadap 180 pohon per hektar. Bila produktifitas per pohonnya bisa mencapai 25 liter setiap hari maka hasil nira dalam setiap hektarnya akan mencapai 4.500 liter nira.  

• Dari nira yang dihasilkan setiap hari sebesar 4.500 liter dapat diolah menjadi Bioethanol sebanyak 300 liter (4.500 liter : 15 liter/liter). Kalau diolah menjadi gula akan menjadi gula sebanyak 600 kg/hari/hektar (4.500 liter : 7,5 lter/kg). Nhah...berapa hasil uangnya? Kalau Bioethanol 99.50 % seharga Rp 10.000 per liter maka setiap hari akan menghasilkan nilai produksi sebesar Rp 3 juta (300 liter x Rp 10.000/liter). Sedangkan kalau dibuat gula dengan harga gula Rp 5.000 misalnya, maka akan menghasilkan pendapatan Rp 3 juta per hari (600 kg x Rp 5.000/kg).

• Kalau pendapatan kotor dari setiap hektar bisa mencapai Rp 3 juta setiap hari atau setiap bulan akan mencapai Rp 90 juta/hektar, atau setiap tahun akan mencapai Rp 1.080.000.000,-/hektar (Satu milyard delapan puluh juta rupiah per hektar pe tahun). Inilah potensi Aren yang seperti emas, seperti isyarat Kanjeng Sunan Bonang. Kita yang cucu-cucunya ini baru mengetahuinya setelah ratusan tahun kemudian.


Kalau isyarat Kanjeng Sunan Bonang dapat diterjemahkan dengan teknologi seperti sekarang ini, maka mngkn sejarah bangsa ini tidak seperti sekarang ini. Namun apabila pada era sekarang ini kita juga tidak memanfaatkan peluang emasnya pohon Aren ini, maka kita akan ketinggalan dengan negeri tetangga Malaysia yang sekarang sudah sangat serius mengembangkan Aren. Mereka secara diam-diam mengembangkan Aren secara besar-besaran bahkan sudah memulainya pada era tahun 90-an yang lalu.  

Mereka juga mengalihkan perhatian kita pada komoditi lain seperti Jarak dan Sawit. Malaysia sengaja mengalihkan Indonesia pada komoditas lainnya selain Aren, sebab Malaysia mempunyai ambisi yang sangat besar sebagai Pemain Bisnis Aren terbesar dan terkemuka di dunia. Sebab pesaing yang sangat berat bagi mereka adalah Indonesia, hanya Indonesialah yang mempunyai potensi sangat besar untuk bisnis Aren ini.

Akankah Indonesia menjadi pengekor lagi di bisnis Aren ini?