Sabtu, 16 April 2011

Gula Aren Pulau Bawean, Go Mancanegara

Gula Aren Pulau Bawean, Go Mancanegara

OLEH : ASEPTA YP


Pulau Bawean terkenal dengan gula aren. Produk unggulan ini diminati orang-orang di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Di sana, gula aren Bawean dibuat untuk minuman, dicampur dengan kelapa muda.

Membuat gula merah atau yang biasa disebut dengan gula aren menjadi mata pencaharian utama warga Desa Balikterus Kec. Sangkapura Kab. Gresik. Hampir semua penduduknya melanjutkan warisan keluarganya dengan membuat gula aren untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehar-hari. Warga Balikterus, baik laki-laki maupun perempuan, setiap pagi dan sore tidak pernah takut pergi ke tengah hutan untuk sekedar memasang atau mengambil bumbung bambu di tangkai buah aren yang telah dipotong.

Gula aren berbahan dasar nira aren yang oleh warga setempat sering disebut la’ang. Adenan (52) warga Balikterus tetap lincah memanjat pohon aren untuk mengambil bumbung yang telah berisi nira. “Setiap pagi dan sore kami selalu memasang dan mengambil bumbung di pohon aren. Untuk satu buah tangkai buah aren ini bisa diambil la’ang-nya hingga dua bulan, sedangkan sekali ambil, satu tangkai buah aren ini bisa menghasilkan hingga lima liter la’ang” kata pria yang sudah penuh keriput di raut mukanya itu.

Menurut Adenan, nira yang diambil dari tangkai buah aren yang baru dipotong sangat bagus kualitasnya dijadikan gula aren. “Warnanya merah bersih, tapi jika nira diambil daru tangkai buah aren yang sudah lama dipotong, hasil gulanya agak gelap,” kata Adenan. Selain itu, dia menambahkan, nira aren di dari pegunungan di Desa Balikterus ini sangat segar untuk diminum langusug, apalagi bila dicampur dengan es.

“Rasanya sangat segar, biasanya pada saat bulan puasa, orang Bawean banyak yang membeli nira untuk dinikmati ketika makan buka, dipercaya la’ang juga bisa meningkatkan stamina dan kejantanan lelaki,” jelasnya.

Sepulang dari mengambil nira aren di hutan, Adenan langsung menuju rumah sore itu. Dan sesampainya di rumah yang sangat sederhana itu, Masriyah (40) istri Adenan menyambut dan langsung membawa bumbung berisi nira ke dapur khusus yang disiapkan untuk memasak gula aren. “La’ang langsung dipanaskan di atas wajan, selama beberapa jam hingga kental hingga berwarna kemerahan. Setelah itu, la’ang yang telah mengental dicetak dicetakan berbahan bambu yang dipotong dengan lebar dan diameter bambu empat sentimeter,” papar Masriyah.

Kemudian didiamkan selama beberapa menit hingga mengeras, tambahnya, setelah mengeras, gula aren langsung dilepas dari cetakannya dan dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Per bungkus isinya sepuluh biji gula aren, sedangkan untuk harga satu bungkus gula aren saat ini sekitar Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu, agar bisa menghasilkan satu bungkus gula aren dibutuhkan nira sekitar dua liter. Lebih lanjut dia menjelaskan, gula aren ini mampu bertahan lama, bisa berbulan-bulan asalkan disimpan di tempat yang hangat biar tidak meleleh.

Hampir semua penduduk yang tinggal di Balikterus, berjumlah hingga ratusan kepala keluarga memanfaatkan gula aren sebagai penghasil pendapatan utama, biasanya mereka menjual gula aren ke pasar-pasar. Tapi seringkali, turis mancanegara atau orang bawean yang bekerja di Malaysia saat pulang ke Bawean membawa gula aren untuk dijual atau sekedar dinikmati bersama teman-teman di negeri jiran itu.

“Di Malaysia biasanya gula aren Bawean ini dicampur dengan kelapa muda. Jadi pesanan akan meningkat pada saat musim libur atau hari-hari lebaran, bahkan tekadang saking banyaknya pesanan, kita kekurangan barang,” imbuh Masriyah.

Tak ayal jika pada saat pesanan ramai, warga Balikterus kehabisan stok, sebab meskipun jumlah keluarga yang memproduksi gula aren ini ratusan, cara mereka mengolah masih tradisional, jadi tidak mumpuni untuk memproduksi gula aren dalam jumlah massal.

Sebenarnya, penghasil gula aren di Bawean tidak hanya di Desa Balikterus di beberapa daerah lainnya juga terkenal dengan produksi gula arennya, tapi penghasil gula aren dengan kualitas terbaik di Bawean adalah di Balikterus. Desa yang berjarak sekitar lima kilometer dari kecamatan Sangkapura itu berada di daerah datarang tinggi, pegunungan di Balikterus sangat lebat dengan tanaman aren. Jadi, bahan baku gula aren di Balikterus sangat berlimpah, karena itu kualitas gula aren Balikterus terbaik.

Sumber : http://www.bawean.net/2011/04/gula-aren-bawean-go-mancanegara.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda.