Jumat, 14 Oktober 2011

AREN GENJAH bakal disertfikasi

AREN GENJAH bakal disertfikasi

SANGATTA - Kabupaten Kutai Timur memiliki keunggulan lokal yang diakui nasional. Salah satu komoditas yang sedang diperjuangkan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) Manado untuk disertifikasi adalah aren genjah. Arena genjah (dalam bahasa Kutai disebut: Bandah/Banda) ditemukan tumbuh pada 9 wilayah kabupaten di-Kaltim.

Peneliti Balitka Manado menyebutkan aren genjah terbanyak di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur (Kutim). Peneliti Balitka Manado sudah melakukan penelitian selama 3 tahun (2009-2011) di dua wilayah kecamatan , yakni Sangkulirang dan Teluk Pandan. Selanjutnya penelitian itu lebih terfokus di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.

Di Desa Kandolo menurut peneliti Prof Hengky Novarianto, varietas aren genjah ditemukan tumbuh subur dan disadap petani setempat untuk diolah menjadi gula aren. Aren genjah diduga merupakan tumbuhan asli Kutim, dengan penyebaran yang luas terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK), tepatnya sekitar 3 kilometer masuk sebelah dari jalan poros Sangatta - Bontang di wilayah Desa Kandolo. Karena tamanan khas itu diduga komoditas unggulan maka perlu dilindungi kepemilikannya sebagai salah satu kekayaan hayati khas Kutim.

Sifat genjah dan pohon yang pendek serta umur mulai berproduksi relative singkat antara 5-6 tahun dibanding aren tipe dalam yang baru bisa produksi pada umur 10-12 tahun. Aren genjah Kutim memiliki manfaat dan nilai ekonomi yang tigngi bagi masyarakat. Setiap mayang dapat menghasilkan nira lebih kurang 12 liter per hari dengan lama penyadapan 2,5 bulan. Nilai tambah tersebut memberi peluang pengembangan di daerah sentra aren lainnya di Indonesia dalam meningkatkan pendapatan petani.

Jumlah pohon induk aren genjah terpilih sebagai sumber benih, adalah 212 pohon tanaman yang sementara disada , 307 pohon aren genjah yang akan disadap, dan 422 pohon aren muda yang kini sedang berumur 3 tahun.

“Pohon induk aren genjah tersebut berpotensi menghasilkan benih 4-32 butir per pohon. Yang berarti tiap pohon aren genjah Kutim dapat digunakan untuk pengembangan tanaman pada lahan seluas 12 hingga 13 hektare,” terangnya.

Namun sebelum dibudidayakan, aren genjah Kutim ini terlebih dahulu harus mendapat pengakuan secara nasional dengan cara sertifikasi. Rencananya, 24 Maret mendatang di Bogor diadakan seminar pengusulan aren genjah Kutim untuk disertifikasi. Berkaitan dengan itu, Balitka Manado bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kutim menggelar presentasi untuk input data guna melengkapi bahan usulan komoditas lokal milik Kutim.

Dalam presentasi yang dilangsungkan di lantai 2 ruang Tempudau Setkab Bukit Pelangi, Kamis (10/3) kemarin, Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman menyarankan agar data pembanding pengembangan aren genjah Kutim harus ada. Berikut, waktu mulai penelitian di Kutim harus lengkap. Termasuk tanggal, bulan dan tahun.

Sedangkan Asisten Administrasi Edward Azran menyebutkan, nama aren dalam bahasa kutai harus disebutkan. Karena ini menyangkut unggulan lokal. “Mudah-mudahan aren genjah Kutim ini diakui hingga memiliki sertifikasi untuk dibudidayakan,” harapnya. (kmf2/san)

Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php/main/praca/account_manger_lokalizacja_poznan?mib=berita.detail&id=92867

1 komentar:

  1. ada foto peta sangkimah,,rantau pulung dan teluk pandan kah???

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar Anda.