Sabtu, 24 Maret 2012

Krisis energy nasional dan Potensi satu liter Bioethanol dari setiap pohon Aren


Krisis energy nasional dan Potensi satu liter Bioethanol dari setiap pohon Aren

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto


Akhir-akhir ini ramai lagi dibicarakan tentang rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM mulai 1 April nanti. Rencana itu kelihatannya sudah bulat dan malah sudah disetujui oleh sebagian anggota DPR. Beberapa ahli keuangan kita juga sudah memaklumi rencana kenaikan harga BBM itu. Namun banyak kalangan termasuk mahasiswa dan masyarakat kalangan bawah berusaha menolak dengan keras rencana kenaikan harga BBM itu.

Tapi memang begitulah adanya kita ini, mengatasi masalah-masalah yang terus menerus akan menjadi ramai dan bahkan buang-buang energy juga, sedangkan masalah mendasarnya justru sangat sedikit dibahas dan bahkan tidak pernah serius. Memang blue print kebijakan energy nasional sudah dicanangkan sejak tahun 2006 yang lalu, tetapi itu hanya menjadi mimpi di siang bolong yang kemudian kita lupa lagi. Hanya ibarat panas panas tahi ayam saja, sekarang keluar siang sudah dingin lagi.


Krisis energy nasional

Krisis energy nasional ini akan terus berulang jika kita tidak berusaha sungguh-sungguh untuk mengatasinya secara mendasar dari penyebab krisis itu sendiri. Semua orang tahu bahwa krisis energy ini terjadi karena Indonesia hanya mengandalkan BBM yang bersumber dari minyak bumi. Potensi minyak bumi yang berasal dari perut bumi itu ada batasnya dan akan semakin habis, namun kita terus mengeksploitasinya terus menerus dan habis-habisan. Kini cadangan minyak bumi itu semakin tipis saja. Celakanya lagi, kita tidak sepenuhnya dapat mengendalikannya, karena teknologi tidak sepenuhnya pula kita kuasai, kita sangat tergantung dari luar. Sedih memang!!

Harusnya kita tidak perlu berlarut-larut dengan krisis energy yang berkepanjangan seperti ini. Dan seharusnya dengan akal yang sehat dan dengan pandangan jauh menatap ke depan kita berusaha mengatasi masalah ini dengan serius dan sungguh-sungguh. Potensi sumber daya alam yang melimpah ditunjang potensi sumberdaya manusianya yang sangat hebat ini menjadi kekuatan kita untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan ini.


Aren menjadi alternative yang paling masuk akal

Kita sudah tahu bahwa Nira Aren yang dihasilkan oleh pohon Aren itu bias dikelola menjadi aneka macam produk seperti minuman segar, gula cair, gula cetak, gula serbuk bahkan juga gula pasir yang putih. Kita juga sudah paham bahwa Nira Aren juga bias dijadikan tuak, saguer, balok, cap tikus dan juga alcohol serta bioethanol. Bahkan kita juga sudah tahu bahwa produksi nira dari pohon Aren adalah yang paling tinggi bila dibandingkan dengan pohon-pohon lain yang sama-sama menghasilkan nira yang manis itu.

Setiap Pohon Aren bisa menghasilkan 10 liter, 15 liter, 20 liter bahkan sampai 40 liter nira dalam setiap harinya. Sedangkan tanaman lain tidak sebanyak itu, Pohon Kelapa hanya menghasilkan nira antara 3-5 liter per hari, Pohon Lontar atau Siwalan juga sekitar 3-5 liter per hari, Pohon Nipah malah lebih sedikit lagi hanya sekitar 0,5-1 liter per hari. Bahkan pohon Maple yang banyak di Negara Canada dan Kawasan Amerika Utara itu juga hanya menghasilkan nira yang tidak terlalu banyak dan bahkan kadar gula niranya Maple juga hanya 2%.

Nira pohon Aren seperti juga nira Kelapa dan Siwalan mengadung gula yang lumayan tinggi antara 10-17 %. Oleh karena itu Nira Aren, Kelapa dan Siwalan berpotensi besar untuk dikelola menjadi Biofuel, dalam hal ini adalah Bioethanol. Menurut beberapa penelitian untuk membuat 1 liter Bioethanol FGA (full grade alcohol) dengan kadar 99,5% itu dapat dibual dari antara 12-15 liter Nira Aren. Jadi kalau setiap pohon Aren bisa menghasilkan antara 12-15 liter nira setiap hari, maka artinya setiap pohon Aren juga berpotensi menghasilkan Bioethanol 1 liter setiap harinya atau 360 liter dalam setiap tahunnya.

Bioethanol adalah alternative bahan bakar nabati yang bisa mengganti atau mensubstitusi kebutuhan BBM seperti Premium (Bensin) dan Minak Tanah. Kita tahu bahwa produksi BBM nasional per tahun sekitar 44,5 juta kiloliter, sedangkan konsumsi sekitar 62,3 kiloliter. Dengan demikian diperkirakan ada defisit sekitar 17,8 juta kiloliter yang harus diimpor. Saat ini masih diperlukan impor premium sebesar 12 juta kiloliter dan solar sebesar 3 juta kiloliter per tahun, dan angka itu akan cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan laju konsumsi BBM. Angka tadi menunjukkan bahwa kebutuhan premium lebih besar dari pada solar yaitu empat kali lipatnya. Sedangkan minyak tanah kebutuhannya “hanya” sekitar 12% dari Solar atau sebesar 3% dari kebutuhan Premium.

Jika Bioethanol diproyeksi untuk mensubstitusi Premium dan Minyak Tanah maka kita sebenarnya dapat mengandalkanya dari potensi Pohon Aren ini. Seandainya kita ingin mensubstitusi impor Premium sebesar 12 juta kilo liter atau 12 milyar liter per tahun (atau 33 juta liter per hari) itu dengan mengandalkan Pohon Aren, maka akan diperlukan pohon Aren sebanyak 33 juta pohon Aren yang produktif. Kalau setiap hektar bisa ditanam 200 pohon maka 33 juta pohon itu akan ditanam dengan luasan kebun Aren seluas 167.000 hektar.

Dengan asumsi ini maka untuk mensubstitusi impor premium sebanak 12 juta kilo liter per tahun kita bisa mengandalkan 167.000 hektar kebun Aren yang produktif.

Namun sebenarnya angka impor itu hanya sekitar seperempat atau gampangnya sekitar 25% dari kebutuhan nasional kita. Artinya jika kita ingin mengganti secara keseluruhan kebutuhan Premium dengan Bioethanol dari Pohon Aren maka kta perlu membangun kebun Aren seluas empat kali dari 167.000 hektar, yaitu seluas 668.000 hektar. Angka ini tidak sampai satu juta hektar, hanya 668 ribu hektar saja!


Apa potensi kita ada? Maka jawabnya kita semua juga tahu : Ada!

Terus apa yang belum ada? Maka jawabnya kita juga sudah tahu : Niat yang bulat itu yang belum ada!


Bagaimana menurut Anda?

Senin, 19 Maret 2012

SISTEM INJEKSI MIKROBA DAN OKSIGEN (SIMO)

SISTEM INJEKSI MIKROBA DAN OKSIGEN (SIMO)

MENUJU PEMUPUKAN TANAMAN AREN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Oleh : Dian Kusumanto

Di hampir seluruh Pulau Kalimantan mudah ditemui lahan-lahan yang mengandung humus atau bahan organic yang tinggi sekali. Humus yang sangat tebal lapisannya dan bertumpuk-tumpuk yang kebanyakan bereaksi asam (atau pH dibawah 7) biasa disebut dengan tanah gambut. Lahan gambut ini banyak sekali terdapat di Kalimantan, bahkan banyak juga yang tertimbun dengan lapisan-lapisan tanah alluvial yang kemudian seolah menutup lapisan gambut atau humus yang tebal di bawahnya.

Humus yang tidak lain berasal dari bahan-bahan organic di kawasan hutan hujan tropic membentuk lapisan-lapisan karena terkumpul dari tahun ke tahun dari musim ke musim. Timbunan organic yang bertumpuk-tumpuk yang tidak terdekomposisi secara sempurna, tidak cukup memperoleh oksigen dalam proses dekomposisinya, maka akan menyebabkan tanah tersebut terekspose dalam keadaan yang anaerob . Keadaan yang anaerob ini menyebabkan seluruh reaksi yang terjadi di lapisan-lapisan humus yang ada jauh di bawah permukaan tanah tanpa adanya oksigen. Kalau lah air yang merembes ke lapisan bawah membawa oksigen itu pun pasti sangat minim, karena oksigennya sudah diambil oleh lapisan yang ada di atasnya.

Oleh karena itu lapisan tanah yang ada di bawah permukaan tanah semakin ke dalam semakin masam reaksinya. Microbia anaerob semakin ke dalam tanah semakin dominan, berarti semakin ke lapisan tanah yang lebih dalam semakin masam. Maka sering ditemui pohon-pohon tahunan yang gampang roboh, karena ternyata perakarannya sangat dangkal. Akar tidak mampu tumbuh dan berkembang lebih jauh ke dalam tanah karena tidak mampu menembus reaksi kemasaman dalam tanah.

Mungkin keadaan ini tidak hanya terjadi di Kalimantan tapi mungkin bisa terjadi dimana-mana. Apalagi pada saat humus atau bahan organic tertimbun, kemudian airnya tergenang seperti di rawa-rawa dalam waktu yang sangat lama, kemudian dalam perkembangan selanjutnya karena hutan habis airnya sedikit demi sedikit menurun dan akhirnya berkurang dan menjadi daratan atau dataran yang seolah dulu bukan rawa-rawa. Lapisan yang bereaksi masam yang berada di bawah permukaan tanah, sangat minim mendapat oksigen, makanya sangat dominan microbia anaerob.

Karena sebagian besar keadaan tanah perkebunan seperti itu sejarah terbentuknya, maka penulis berfikir untuk menerapkan konsep microbial & oxygen injection system. Yaitu system pemupukan dan perlakuan untuk kesuburan tanah dengan cara injeksi terutama untuk lapisan tanah yang ada di bawah permukaan, yang biasanya kekurangan oksigen dan situasi microbianya terlalu homogen, yaitu terjadi dominansi mikrobia anaerob. Injeksi mikroba dan oksigen ini dilakukan agar kesuburan tanah secara kimia, fisika dan biologi juga terjadi pada lapisan tanah yang lebih dalam. SIMO diterapkan juga agar perakaran tanaman dapat tumbuh berkembang, dapat mengakses unsure hara yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembangnya akar tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh dan berkembang secara normal.

Keadaan microbial yang heterogen di dalam tanah akan menyebabkan reaksi yang netral dalam tanah. Terjadi keseimbangan populasi antara microbial anaerob dan microbial aerob. Keadaan demikian akan menggairahkan akar tumbuh dan berkembang, dekomposisi bahan-bahan organic terjadi secara sempurna sehingga akan membentuk unsur-unsur hara yang langsung bisa diserap oleh tanaman lewat akarnya.

Makanya kalau pada pola pertanian tanaman pangan semusim dikenal beberapa pengertian seperti lapisan tanah olah atau top soil, yang biasanya tidak lebih dari 30 cm dari permukaan tanah. Kenapa itu terjadi? Tanah yang subur itu seolah hanya yang ada di lapisan teratas saja. Apakah tanah yang ada di lapisan bawah bisa menjadi tanah yang subur? Ini menjadi masalah yang akan dijawab dengan menerapkan system diatas.

Tujuan dari system injeksi mikroba dan oksigen (SIMO) untuk tanah adalah sebagai berikut :

1. Memasukkan oksigen pada lapisan tanah yang lebih dalam

2. Terjadinya keseimbangan kehidupan microbia tanah antara yang anaerob dan aerob

3. Reaksi tanah yang netral terjadi pada lapisan tanah yang lebih dalam

4. Ketersediaan unsure hara tanah siap diserap tanaman dalam jumlah yang lebih banyak

5. Perkembangan akar lebih dalam dan lebih banyak

6. Perlakuan pemupukan lebih efektif dan efisien.


Salah satu pola yang dapat dilakukan dalam SIMO adalah melakukan pengeboran di sekitar tanaman. Pengeboran dapat dilakukan minimal 2 titik, semakin bayak semakin baik, namun yang optimal dan dianjurkan adalah 4 titik pengeboran . Jarak pengeboran tanah dengan tanaman disesuaikan dengan proyeksi perkembangan perakaran atau pola tanam yang diterapkan. Artinya bisa saja pengeboran dilakukan secara permanen pada titik yang ditentukan menyesuaikan jarak tanam yang diterapkan.

Untuk kebun Aren yang menerapkan jarak tanam 5 x 10 m2 (populasi 200 pohon per hektar), maka dapat dipakai alternative penerapan titik-titik pengeboran SIMO dengan jarak 2,5 meter dari tanaman Aren satu sama lainnya. Jadi pengeboran tanah berada di antara tengah tengah tanaman Aren. Adapun jarak anatar titik bor terdekat juga dipilih 2,5 m. Kalau digambar adalah sebagai berikut :



Adapun kedalaman dan besarnya lubang pengeboran disesuaikan dengan peralatan yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman selaras dengan usia dan perkembangan perakaran tanaman Aren serta sejauh mana pengeboran SIMO ini akan efektif dan efisien dalam pertanaman. Beberapa pilihan yang dianjurkan untuk diameter pengeboran adalah 3 inchi, 5 inchi atau 8 inchi, sedang kedalaman pengeboran bisa dipilih 1 meter, 1,5 meter, 2 meter sampai 4 meter. Sebenarnya semakin lebar diameter pengeboran semakin bagus untuk lebih memungkinnya injeksi oksigen dan microba efektif mempengaruhi perubahan kimia biologis dan fisika tanah. Demikian juga kedalaman pengeboran akan lebih baik kalau semakin dalam, namun perlu dihitung tingkat efisiensi pengeboran ini.

Tingkat efektifitas dan efisiensi pengeboran dihitung dengan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Ketersediaan peralatan pengeboran
2. Keadaan tanah (sebaiknya ada hasil analisa tanah, perlapisan tanah, tekstur, dll.)
3. Perkembangan tanaman.
4. Keamanan bagi pekerja yang sehari-hari berada di kebun Aren
5. Biaya yang tersedia untuk penerapan pengeboran SIMO.
6. Dll.

Apakah SIMO ini bisa diterapkan untuk tanaman perkebunan atau tanaman tahunan lainnya? Sebenarnya SIMO ini memang berlaku secara umum, karena problem tidak berkembangnya perakaran dari tanaman yang disebabkan oleh keadaan tanah lapisan dalam yang tidak kondosif juga dialami oleh semua tanaman yang berakar dalam. SIMO adalah cara baru yang diperkenalkan oleh penulis di Nunukan pada tanaman-tanaman perkebunan, khususnya Aren. Jadi SIMO ini memang digagas dan diterapkan oleh penulis dan dianjurkan kepada para petani binaannya di Nunukan Kaltim.

Lebih jauh tentang SIMO, insyaAllah pada tulisan yang akan datang.

Dengan Pemupukan SIMO Aren Akan Berproduksi Maksimal

Oleh : Dian Kusumanto

Seperti sudah dipaparkan pada postingan Bulan Desember tahun lalu, maka pada awal tahun 2009 ini penulis akan melanjutkan pembahasan tentang sistem pemupukan pada Aren dengan metode SIMO (Sistem Injeksi Mikroba dan Oksigen). Sistem pemupukan ini akan berorientasi organik, murah namun sangat efektif dan berkelanjutan, yang tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebesar-besarnya.

SIMO sebenarnya sangat identik dengan BIOPORI yang diperkenalkan oleh Bapak Kamir R. Brata dari Bogor. Namun dalam teknologi BIOPORI belum banyak dijelaskan aplikasi untuk aspek budidaya tanamannya, apalagi khusus untuk Aren dan tanaman tahunan lainnya. BIOPORI sepertinya terinspirasi dari masalah banjir yang sering melanda kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya, yang daerah resapan air permukaan air hujan semakin berkurang.

Sedangkan SIMO lahir karena penulis terinspirasi dari kondisi lahan yang ada di Kalimantan, dimana lapisan olah atau lapisan tanah perakaran tanaman relatif tipis. Lapisan tanah perakaran yang relatif tipis ini disebabkan oleh proses pembentukan tanah itu sendiri serta oleh keadaan yang menjejasnya secara terus menerus. Maka yang terjadi adalah semakin dalam lapisan tanah itu berada maka semakin masam reaksi tanahnya, atau pHnya semakin rendah. Bahkan, semakin ke dalam lapisan tanahnya semakin bersifat toxic bagi akar tanaman, maka akibatnya sistem perakaran tanaman kurang berkembang. Akibatnya perkembangan akar relatif dangkal dan terbatas.


Penyebaran akar yang terbatas karena cekaman keadaan tanah di perakaran tanaman yang tidak kondusif menyebabkan akar tidak berkembang, ketersediaan unsur hara yang siap pakai juga sangat terbatas. Dengan demikian jangkauan akar untuk dapat menyerap unsur hara yang sudah ada di tanah tidak luas, sehingga dengan demikian unsur-unsur yang dapat diserap tanah juga relatif sedikit.


Untuk memperbaiki keadaan tanah dan lapisan tanah di bawahnya agar keadaannya bisa seperti dengan lapisan olah permukaan, maka perlu dilakukan injeksi atau pengeboran. Ke dalam tanah dimasukkan mikroba dan oksigen hingga lapisan tanah lebih dalam sedalam daerah sebaran akar. Mikroba dan oksigen akan membuat kondisi tanah-tanah menjadi hidup kembali dengan reaksi yang sehat, sehingga tanah secara alami akan terus-menerus merilis (menghasilkan) unsur-unsur hara hasil dari dekomposisi yang relatif sempurna karena adanya mikroba dan oksigen yang cukup.

Bagaimana caranya membuat pupuk SIMO yang hebat ? Pada dasarnya pembuatan pupuk SIMO sama saja dengan pembuatan pupuk organik cair lainnya. Namun yang dikembangkan untuk Teknologi SIMO ini lebih sederhana, lebih fleksibel karena bisa disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Alat dan Bahan-bahannya bisa fleksibel dan dibuat sendiri oleh petani dengan cara yang sederhana. Mudahan nanti penulis dapat meyajikan pada tulisan yang akan datang, Insya Allah.

Apa efek atau pengaruh yang diharap dari Teknologi SIMO pada Aren?

• Daerah perakaran Aren terdalam akan kaya mikroba dan cukup kandungan Oksigen terlarutnya.

• Reaksi tanah bagian lapisan dalam menjadi netral, terjadi perombakan Bahan Organik tanah yang lebih sempurna.

• KTK (kapasitas tukar kation) akan lebih baik. Unsur hara akan cukup tersedia pada daerah perakaran yang lebih dalam.

• Akar Aren lebih berkembang, penyerapan unsur hara lebih lancar dan lebih banyak, sehingga kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi.

• Tanaman Aren akan tumbuh dengan normal dan lebih sehat, batangnya lebih besar, daun lebih lebat dan segar. Perkembangan dan pertumbuhan tanaman terjadi normal dan akan memunculkan seluruh potensinya secara lebih sempurna.

• Setiap ketiak daun akan mengeluarkan tandan bunga tepat pada waktunya dan semakin minimal calon tunas tandan yang gagal muncul, karena seluruhnya bisa muncul tepat pada waktunya. Oleh karena itu potensi jumlah tandan bunga akan semakin tinggi, karena perakaran berkembang secara normal dan sehat dan tersedianya hara yang cukup di dalam tanah. Inisiasi setiap calon tandan dengan energi yang cukup pada tanaman akan meminimalkan kemungkinan kegagalan inisiasi calon tandan. Bahkan seluruh calon tandan akan bisa muncul semua sesuai dengan potensinya.

• Pertumbuhan dan perkembangan tandan ditopang oleh fisik batang yang kokoh dan besar dan daun yang lebat dan hijau segar. Maka tangkai tandan akan memiliki ukuran diameter yang besar dan ukuran panjang yang sempurna. Tandan yang besar dan panjang adalah jaminan produksi yang sangat penting bagi tanaman Aren. Sebab penyadapan nira Aren dapat dilakukan lebih lama (bisa sampai 6 bulan).

• Frekuensi penyadapan setiap tandan bunga akan lebih lama, penyadapan tandan akan susul menyusul pada setiap pohon dan bahkan tidak ada masa pohon istirahat produksi. Jadi hampir seluruh pohon dapat disadap sepanjang tahun setiap hari. Dengan demikian setiap pohon bisa menghasilkan nira setiap hari, dan hampir tidak ada waktu istirahat berproduksi.

• Dengan demikian hasil nira Aren lebih banyak dan lebih lama. Produksi Nira bisa maksimal sesuai potensinya, apalagi jika dalam pengelolaan dan pemeliharaan pohon Aren dapat dilakukan dengan benar dan semakin menunjang potensinya yang hebat. Maksud saya, para pekerja penyadap tandan harus dibekali ilmu dan ketrampilan dan kedisiplinan yang cukup untuk taat pada SOP yang diterapkan. SDM para pekerja harus dibina dengan baik, karena pekerjaan yang rutin dan cukup berat ini memerlukan ketangguhan fisik dan mental yang prima dan semangat yang militan.

• Dengan kondisi seperti ini produktifitas Nira pohon Aren bisa sangat maksimal. Masa istirahat menjadi minimal dan produktifitas nira per pohon akan tinggi. Dari populasi kebun Aren 200 pohon per hektar maka apabila hanya 10 % masa istirahat produksi, maka setiap hari akan disadap 180 pohon per hektar. Bila produktifitas per pohonnya bisa mencapai 25 liter setiap hari maka hasil nira dalam setiap hektarnya akan mencapai 4.500 liter nira.

• Dari nira yang dihasilkan setiap hari sebesar 4.500 liter dapat diolah menjadi Bioethanol sebanyak 300 liter (4.500 liter : 15 liter/liter). Kalau diolah menjadi gula akan menjadi gula sebanyak 600 kg/hari/hektar (4.500 liter : 7,5 lter/kg). Nhah...berapa hasil uangnya? Kalau Bioethanol 99.50 % seharga Rp 10.000 per liter maka setiap hari akan menghasilkan nilai produksi sebesar Rp 3 juta (300 liter x Rp 10.000/liter). Sedangkan kalau dibuat gula dengan harga gula Rp 5.000 misalnya, maka akan menghasilkan pendapatan Rp 3 juta per hari (600 kg x Rp 5.000/kg).

• Kalau pendapatan kotor dari setiap hektar bisa mencapai Rp 3 juta setiap hari atau setiap bulan akan mencapai Rp 90 juta/hektar, atau setiap tahun akan mencapai Rp 1.080.000.000,-/hektar (Satu milyard delapan puluh juta rupiah per hektar pe tahun). Inilah potensi Aren yang seperti emas, seperti isyarat Kanjeng Sunan Bonang. Kita yang cucu-cucunya ini baru mengetahuinya setelah ratusan tahun kemudian.


Kalau isyarat Kanjeng Sunan Bonang dapat diterjemahkan dengan teknologi seperti sekarang ini, maka mngkn sejarah bangsa ini tidak seperti sekarang ini. Namun apabila pada era sekarang ini kita juga tidak memanfaatkan peluang emasnya pohon Aren ini, maka kita akan ketinggalan dengan negeri tetangga Malaysia yang sekarang sudah sangat serius mengembangkan Aren. Mereka secara diam-diam mengembangkan Aren secara besar-besaran bahkan sudah memulainya pada era tahun 90-an yang lalu.

Mereka juga mengalihkan perhatian kita pada komoditi lain seperti Jarak dan Sawit. Malaysia sengaja mengalihkan Indonesia pada komoditas lainnya selain Aren, sebab Malaysia mempunyai ambisi yang sangat besar sebagai Pemain Bisnis Aren terbesar dan terkemuka di dunia. Sebab pesaing yang sangat berat bagi mereka adalah Indonesia, hanya Indonesialah yang mempunyai potensi sangat besar untuk bisnis Aren ini.

Akankah Indonesia menjadi pengekor lagi di bisnis Aren ini?

Jumat, 16 Maret 2012

Pohon Aren Berubah menjadi Emas

Pohon Aren Berubah menjadi Emas


Kisah : Pertemuan Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang

Kisah islmiah malam ini akan melanjutkan kisah tantang Perjalanan Sunan Kalijaga dalam mencari jati diri, dan dalam pengembaraannya setelah diusir dari Kadipaten Tuban. Setelah Sunan Kalijaga diusir dari Kadipaten beliau menetap di sebuah hutan. Dan di hutan itulah Raden Said bertemu dengan seorang laki-laki yang ternyata adalah Sunan Bonang.



Kisahnya.
Raden Said mengembara tanpa tujuan yang pasti. Pada akhirnya dia menetap di hutan Jatiwangi dan selama bertahun-tahun lamanya, Raden Said menjadi perampok yang budiman. Mengapa disebut budiman, karena hasil rampokan yang ia dapat tidak dimakannya, namun diberikan kepada fakir miskin.

Yang dirampoknya adalah hanya para hartawan atau orang kaya yang kikir, tidak menyantuni rakyat jelata dan tidak mau membayar zakat.
Di hutan Jatiwangi, dia membuang nama aslinya, orang-orang menyebutnya sebagai Berandal Lokajaya.

Pada suatu hari, ada seseorang yang berjubah putih melewati hutan Jatiwangi. Dari kejauhan, Berandal Lokajaya ini sudah mengincarnya. Orang itu membawa sebatang tongkat yang gagangnya berkilauan. Terus menerus diawasinya orangtua berjubah putih itu. Setelah dekat, dia menghadang langkahnya dan tanpa banyak bicara lagi direbutnya tongkat itu dari tangan lelaki berjubah putih.
Karena tongkat itu direbut dengan paksa, maka orang berjubah putih itu jatuh tersungkur.

Dengan susah payah orang itu bangun, dan sepasang matanya mengeluarkan air walaupun tidak ada suara rintih tangis dari mulutnya. Raden Said pada saat itu sedang mengamat-amati gagang tongkat yang dipeganganya, dan ternyata tongkat itu bukan terbuat dari emas. Hanya gagangnya saja yang terbuat dari kuningan sehingga berkilauan tertimpa cahaya matahari seperti emas.

Raden Said heran meliat orang tua yang menangis itu. Segera saja diulurkannya kembali tongkatnya sambil berkata,
"Jangan menangis wahai orang tua, ini tongkatmu aku kembalikan."
'Bukan tongkat ini yang aku tangisi," jawab orang tua itu.
"Lalu apa yang membuatmu menangis?" tanya Berandal Lokajaya.
"Lihatlah, aku telah berbuat dosa, berbuat kesia-siaan. Rumput ini tercabut ketika aku jatuh tersungkur tadi," kata lelaki tua itu sambil menunjukkan beberapa batang rumput kepada Berandal Lokajaya.

"Hanya beberapa lembar rumput engkau merasa berdosa?" tanya Berandal Lokajaya.
"Ya, memang berdosa. Karena aku mencabutnya tanpa suatu keperluan. Andaikata aku cabut untuk makanan ternak, itu tak mengapa.Tapi kalau untuk kesia-siaan benar-benar suatu dosa," jawab lelaki tua itu.

Berandal Jayaloka Bergetar Hatinya.
Hati Berandal Jayaloka yang tampan itu tergetar atas jawaban yang mengandung nilai iman itu.
"Anak muda, sesungguhnya apa yang engkau cari di hutan ini?" tanya lelaki tua itu.
"Saya menginginkan harta," jawab Berandal Jayaloka.
"Untuk apa?" tanya lelaki tua itu selanjutnya.
"Saya berikan kepada fakir miskin dan penduduk yang menderita," jawab Berandal Jayaloka.
"Hemmm...sungguh mulia hatimu, sayang...cara mendapatkannya keliru," ujar lelaki tua itu.



"Orang tua....apa maksudmu?" tanya Berandal Jayaloka.
"Boleh aku bertanya anak muda, jika engkau mencuci pakaianmu yang kotor dengan air kencing, apakah tindakanmu itu benar?" tanya lelaki tua itu.
"Sungguh perbuatan bodoh, hanya akan menambah kotor dan bau pakaian saja," jawab Berandal Jayaloka.

Lelaki tua itu tersenyum.
"Demikian pula amal yang engkau lakukan. Engkau bersedekah dengan barang yang didapat secara haram, merampok atau mencuri, itu sama halnya mencuci pakaian dengan air kencing," jelas lelaki tua itu.
Berandal Jayaloka itu tersentak kaget, namun lelaki tua itu langsung melanjutkan perkataannya.
"Alah itu adalah zat yang baik, hanya menerima amal dari barang yang baik atau halal," tutur lelaki tua itu.

Raden Said makin tercengang setelah mendengar keterangan dari lelaki tua itu. Rasa malu mulai menghujam lubuk hatinya. Betapa keliru perbuatannya selama ini. Di pandangnya lelaki berjubah putih itu dengan seksama. Agung dan berwibawa namun mencerminkan pribadi yang welas asih. Dia mulai menyukai dan tertarik dengan lelaki tua itu.

Pohon Aren Berubah menjadi Emas

Lelaki tua itu kemudian melanjutkan penuturannya.
"Banyak hal yang terkait dalam usaha mengentas kemiskinan dan penderitaan rakyat pada saat ini. Engkau tidak bisa mengubahnya hanya dengan memberikan bantuan makan dan uang kepada para penduduk miskin. Engkau harus memperingatkan para penguasa yang zalim agar mau mengubah caranya memerintah agar tidak sewenang-wenang. Engaku juga harus dapat membimbing rakyat agar dapat meningkatkan taraf kehidupannya," tutur lelaki berjubah putih itu.

Berandal Jayaloka, Raden Said semakin terpana, ucapan seperti itulah yang selama ini didambakannya. Raden Said yang masih dalam keterpanaan, lelaki berjubah putih itu kembali berkata,
"Kalau engkau tak mau bekerja keras dan hanya ingin beramal dengan cara yang mudah, maka ambillah itu. Itu adalah barang yang halal, ambillah sesukamu," kata lelaki berjubah putih itu sambil menunjuk ke arah pohon aren.

Sepasang mata Raden Said terbelalak karena seketika itu juga pohon aren itu berubah menjadi emas seluruhnya. Raden Said adalah seorang pemuda yang sakti, banyak ragam pengalaman yang telah dia kecapnya. Berbagai ilmu-ilmu aneh juga telah dia pelajarinya, dia mengira orang tua itu mempergunakan ilmu sihir. Dari itu dia mencoba menangkal sihir itu, namun ternyata setelah Raden Said mengerahkan seluruh ilmunya, tetap saja pohon aren itu menjadi emas.

Raden Said yakin bahwa orang tua itu tidak mempergunakan ilmu sihir, ia benar-benar merasa heran dan penasaran. Ilmu apakah yang telah dipergunakan orang tua itu sehingga mampu mengubah pohon aren menjadi sebuah pohon arena emas.

Selama beberapa saat, Raden Said terpukau di tempatnya berdiri. Dia mencoba memanjat pohon aren itu, dan ternyata benar-benar berubah menjadi emas seluruhnya. Ia ingin mengambil buah aren yang telah berubah menjadi emas berkilauan itu, medadak buah aren itu rontok berjatuhan mengenai kepala Raden Said.
Pemuda itu akhirnya terjerembab ke tanah, roboh dan pingsan.

Ketika Raden Said tersadar, buah aren yang rontok itu telah berubah lagi menjadi hijau seperti pohon aren-aren lainnya. Kemudian Raden Said bangkit berdiri untuk mencari orang tua berjubah putih itu. Tapi yang dicarinya sudah tidak ada di tempat.

Sumber : http://kisahislamiah.blogspot.com/2011/11/pertemuan-sunan-kalijaga-dan-sunan.html