Rabu, 28 Oktober 2009

Kisah Petani Aren Kalimantan Selatan

Profil Pengrajin Gula Aren Desa Matang Hanau

Oleh : LPB Adaro Pama (24 Oktober 2008)


Desa Matang Hanau tampak tenteram pagi itu. Sesekali bunyi hewan ternak meningkahi tawa sejumlah anak kecil yang tengah asik bermain di beranda rumah. Di belakang rumah, sang ibu sibuk mengaduk adonan di atas wajan yang sedang mengepul. Selang beberapa waktu datanglah seorang bapak dengan membawa 2 buah jerigen yang berisi air nira dari pohon aren, kehadirannya disambut dengan derai tawa sang anak dan senyum manis sang istri.
Setelah menyerahkan air nira kepada sang istri, bapak ini menawarkan segelas air nira yang baru saja di sadap tadi, menurutnya rasanya agak sedikit asam namun baik untuk kesegaran tubuh, selain itu beliau juga menyuguhkan gula aren yang sudah dipotong kecil-kecil untuk dicicipi. Dikampung ini menyuguhkan air nira dan gula aren memang lazim dihidangkan pada tetamu seperti layaknya menghidangkan segelas teh dan biskuit saja.

Umai, ulun lah pa nang ditakuni masalah gula aren neh. Banyak aja lagi nang lain pa ai, nang labih bapangalaman dari ulun. (Waduh, saya ya pak yang ditanyai masalah gula aren ini. Masih banyak yang lain pak, yang lebih berpengalaman dari saya). Itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulut Bapak Abdul Hakim, saat dia tahu bahwa dirinya akan ditanya mengenai perkembangan kerajinan Gula Aren di desa Matang Hanau, sungguh suatu sikap rendah hati yang selalu diperlihatkan oleh Bapak ini.
Bapak Abdul Hakim ini dilahirkan di Desa Matang Hanau Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan pada tanggal 12 Januari 1978 adalah merupakan seorang sosok generasi muda yang patut kita teladani.

Sejak tahun 2000 – Sekarang beliau dipercaya oleh masyarakat di desa Matang Hanau untuk menjabat sebagai Kepala Desa. Untuk menjaga kepercayaan yang diberikan kepada beliau, Bapak dari empat orang anak ini mencoba untuk memberikan masukan kepada desa Matang Hanau agar desa tersebut dapat berkembang dan tidak tertinggal dari desa lain. Adapun beberapa kontribusi yang telah dilakukan beliau adalah seperti memprakarsai pembuatan jalan PPK pada tahun 2000, bekerjasama dengan Pemerintah Daerah tentang pengadaan air bersih dan yang terakhir adalah membantu program Pemerintah untuk pelaksanaan program transmigrasi di desa Matang Hanau pada tahun 2008 ini.
Selain menjabat sebagai seorang kepala desa, suami dari Ibu Anida ini juga berprofesi sebagai pengrajin gula aren, profesi pengrajin gula aren ini adalah pekerjaan yang sudah turun temurun. Menurut pengakuan Bapak Abdul Hakim, beliau mengaku miris melihat keadaan pengrajin gula aren sekarang yang tidak bisa berkembang dengan baik seiring dengan perkembangan desa yang dipimpinnya.

Beliau sadar bahwa untuk dapat mencapai sebuah kesuksesan maka ilmu dan teknologi adalah hal mutlak dalam berusaha, hal inilah yang membuatnya bersemangat mengikuti kegiatan maupun pelatihan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun dari lembaga swasta. Selain menambah pengetahuan, beliau juga melakukan inovasi produksi dengan memperkenalkan produk gula aren yang diolah dalam bentuk yang lebih kecil dari ukuran biasanya, namun inovasi bentuk gula aren dari bapak ini belum begitu dikenal oleh masyarakat hal ini disebabkan oleh kurangnya promosi.
Sudah banyak pelatihan yang beliau ikuti, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah maupun dari lembaga swasta untuk meningkatkan kualitas SDM pengrajin gula aren untuk mengembangkan kerajinan gula aren ini. Pelatihan yang pernah beliau ikuti yang diselenggarakan oleh Pemda setempat adalah Pelatihan Proses Pembuatan Gula Semut, sedangkan pelatihan yang pernah beliau ikuti beserta anggota kelompoknya yang dilaksanakan oleh LPB Adaro-Pama adalah Pelatihan Dinamika Kelompok, Pelatihan Mentalitas Dasar, dan Pelatihan Kewirausahaan. Sedangkan kegiatan terakhir yang beliau ikuti adalah mengikuti pameran SME’CO Festival Produk Unggulan KUKM Nusantara, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2008 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta.

Ketekunan dan kerjakeras beliau ternyata membuahkan hasil, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat yang dipimpinnya. Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah sudah berdirinya sebuah tempat percontohan pembuatan gula aren yang higeinis dan aman dari bahaya kecelakaan kerja di desa Matang Hanau yang dibangun oleh Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Adaro-Pama untuk digunakan oleh kelompok gula aren yang ada di desa tersebut. Selain itu, pemasaran gula aren juga sudah mulai membaik, dimana kelompok pengrajin gula aren sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan biskuit dalam pengadaan bahan mentah biskuit dari gula aren.

Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita semua dan patut kita dukung adalah keinginan mulia dari Bapak Abdul Hakim ini, beliau ingin menjadikan Desa Matang Hanau menjadi sebuah Desa penghasil Gula Aren terbesar di Kalimantan Selatan, serta menjadikannya sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Balangan. Akhirnya, semoga apa yang menjadi cita-cita beliau dapat menjadi sebuah kenyataan nantinya. Amien. (OD)

Sumber : http://www.lpb-adaropama.org/umumDetail.asp?sNewsUmumId=15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda.