Biji Aren menjadi Tasbih
Biji Aren untuk kerajinan Tasbih
Oleh : Dian Kusumanto
Ternyata Aren selain dari air niranya, juga mempunyai produk yang bernilai tinggi yaitu dari bijinya. Saat biji masih muda maka biji-biji Aren bisa diolah menjadi Kolang-kaling yang sangat enak untuk menemani minuman Es Buah atau Kolak pada saat buka puasa. Selain itu bijinya yang sudah tua selain untuk bibit tanaman generasi kemudian, juga bisa diolah menjadi biji-biji Tasbih yang nilainya lumayan mahal.
Penulis selama ini pun sudah mencoba menjadikan biji Aren yang sudah berkecambah sebagai Tasbih. Caranya begitu penulis mendapatkan biji-biji yang sudah akan berkecambah, yang ditandai dengan munculnya titik bulat putih calon plumula maka kalimat Tasbih dilantunkan : "Subhanallooh..!!".... "Alhamdulillaah...!!", dan seterusnya. Kalau ketemu 100 biji yang berkecambah maka mestinya 100 kalimat Tasbih yang terucap. Tapi biasanya karena saking senangnya ketemu yang berkecambah biasanya lalai alias lupa mengucapkannya. Ya.... manusiawi!
Tapi bukan seperti itu yang dimaksud dalam tulisan ini, tapi benar-benar biji Aren itulah yang yang diproses menjadi biji Tasbih yang indah dan menarik. Seperti yang saya lihat pada iklannya salah satu produk Tasbih Kolang-Kaling, begitu namanya. Adalah dari Makrifat Bussines yang menyediakan Tasbih (alat bantu menghitung saat berdzikir) yang terbuat dari biji Aren yang sudah tua.
Biji Aren yang sudah tua memang merupakan endosperma yang sangat keras untuk cadangan pangan sang Embrio Aren. Endosperma adalah cadangan makanan yang mengandung aneka nutrisi terutama adalah karbohidrat. Endosperma ini terlindung oleh beberapa lapisan kulit biji yang sangat kuat, oleh karenanya pengecambahan dari biji dikenal agak sulit dan butuh waktu sangat lama.
Endosperma biji inilah yang sebenarnya digunakan dan diolah untuk menjadi Biji-biji Tasbih oleh beberapa pengrajin seperti yang dikelola oleh Makrifat Bussiness ini. Endosperma dari biji Aren sebenarnya berwarna putih susu dan sangat keras. Namun demikian bila terkena air atau disimpan dalam keadaan lembab, lama kelamaan akan rusak. Oleh karena itu pada proses finishing pembuatan Tasbih dilakukan pelapisan bening yang bisa melindungi dari kemungkinan masuknya air, sehingga biji-biji Tasbih itu akan awet dan berkualitas.
Untuk mengolahnya menjadi Tasbih, yang harus dilakukan adalah mengupas kulit bijinya yang beberapa lapis itu hingga meninggalkan biji endosperma yang berwarna putih berbentuk bulat lonjong dan sangat keras. Selanjutnya dengan berbagai peralatan endosperma ini dibentuk bulat-bulat dan dilubangi bangian tengahnya sebagai biji Tasbih. Setelah bentuknya sudah sesuai yang dinginkan kemudian dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan bahan dan perlakuan yang khusus.
Jika bentuk dan warna biji-biji Tasbih tadi sudah sesuai dengan rancangan, maka tahap finishingnya adalah coating dengan bahan yang "anti air" ada yang mengatakan "anti gores" untuk melapisi bagian luar dari biji-biji Tasbih sebelum dirangkai menurut jenis Tasbih. Jenis-jenis Tasbih yang biasa digunakan oleh para Muslimin/Muslimat ada yang disebut Tasbih 33, Tasbih 99, dan seterusnya.
Di bawah ini adalah kalimat iklan dari Makrifat Bussiness :
Selamat berdzikir dan bertasbih.....!!!
Salam Makrifati Business, terima kasih anda telah menulis artikel ini,semoga teman teman di nusantara dapat mempunyai idie kreatis dari biji aren, saat ini kami juga akan mengembangkan biji kolang kaling ini untuk menjadikan berbagai bentuk model acecories bahkan kami juga melihat di beberapa tempat biji aren juga dapat diambil minyaknya sebagai obat berbagai penyakit dan kecantikan.
BalasHapus