Jumat, 03 Oktober 2014

Kelola 7 Batang Pohon Aren Petani di Madina Beromzet Rp 6 Juta/Bulan



Kelola 7 Batang Pohon Aren Petani di Madina Beromzet Rp 6 Juta/Bulan

MedanBisnis-Panyabungan.

Petani di Mandailing Natal (Madina) yang membudidayakan tanaman aren/enau (bargot - Mandailing), mulai tersenyum. Sebab, ada petani membudidayakan tujuh pokok enau, bisa menghasilkan Rp 6 juta per bulan.

Beberapa tahun ini masyarakat sudah mulai membudidayakan pohon serba guna dari jenis palm ini. Salah satunya, H Endar Lubis SH, warga Sawahan, Kelurahan Pasar Kotanopan menceritakan kepada wartawan, Rabu (1/10), walaupun belum tergolong sukses jadi petani aren, karena baru tahap permulaan, namun hasilnya cukup menjanjikkan.

Endar mengatakan, saat ini dirinya mempunyai sekitar 120 pokok batang aren di daerah Desa Sibio-Bio, Kecamatan Kotanopan. Pokok aren ini ditanamnya sekitar 6 tahun lalu, saat ini 7 batang pokok arennya sudah bisa menghasilkan. "Ada pokok aren kita sekitar 120 batang, masih tergolong sedikit kalau dibandingkan dengan petani aren lainnya. Saat ini 7 batang sudah menghasilkan, sudah bisa di sadap," ucapnya.

Katanya, dari ketujuh batang itu, dirinya sudah bisa menghasilkan uang Rp 6 juta/bulan dengan harga eceran gula aren di pasaran Rp 13.000/kg - Rp 14.000/kg. Belum lagi lidi dari pelepah aren ini bisa mengsekali setahun bisa dijual ijuk dan biji aren untuk kolang kaling. "Pokoknya, mulai dari akar sampai pelepah aren semuanya laku, tidak ada yang sia-sia," katanya.

Katika ditanyakan bagaimana jika 120 batang pohon aren miliknya sudah bisa disadap, dengan tersenyum, Endar Lubis menjawab tidak mau berandai-andai. "Kalau ada izin Allah setahun atau dua tahun ini semua pokok aren ini sudah bisa disadap. Berapa uang yang dihasilkan dari semua ini kita belum tau," katanya.

Tapi yang jelas, katanya, sebagai perbadingan, saat ini saja baru 7 batang pokok aren yang bisa disadap sudah menghasilkan Rp 6 juta perbulan. "Saya tidak mau berandai-andai, tapi yang jelas dari perbadingan itu kita sudah bisa menghitung berapa jumlah uang yang bisa dihasilkan perbulan nantinya," ucapnya.

Dia menceritakan, awalnya muncul ide menanam pokok aren ini ketika melihat tayangan di salah satu televisi ada petani aren yang sukses. Dari situ muncul ide untuk menanamnya, namun karena terkendala lahan saat itu, realisasi ide dan keinginannya agak terlambat. Baru sekitar 6 tahun lalu niatnya terealisasi, itupun masih tahap percobaan.

"Dulunya saat pertama kali saya menanam pokok aren ini mendapat hujatan dari beberapa kawan-kawan dan sebagian masyarakat. Sebab, menanam pokok aren ini masih tergolong langka di Madina, utamanya di daerah Mandailing Julu.

Apalagi jumlah yang ditanam mencapai ratusan batang, belum lagi mencari bibitnya saat itu agak kesulitan. Hal ini sah-sah saja, sebab kebanyakan pokok aren yang disadap masyarakat saat ini bukanlah ditanam, tapi tumbuh sendiri dan tanpa perawatan" jelasnya.

Sedangkan umur pokok aren yang disadap masyarakat biasanya 20 tahun hingga 25 tahun, sedangkan perawatannya maksimal dan bibitnya unggul hanya berkisar 5 tahun hingga 6 tahun sudah bisa di sadap. Sedangkan bibit pokok aren ini ketika itu di dapat melalui uji coba sendiri. "Saya uji coba sendiri memilih bibit unggul, Alhamdulillah berhasil," katanya.

Menurut dia, menanam aren ini tergolong mudah, tidak banyak menguras tenaga. Begitu juga tanah tempat penanamnya, pokok aren bisa tumbuh di tanah yang datar dan di bukit-bukit dan di tempat yang terjal sekalipun. "Pokoknya kalau dirawat dengan baik umurnya 5-6 tahun sudah bisa menghasilkan," ujarnya sedikit promosi. (zamharir rangkuti)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/read/2014/10/02/121076/petani-di-madina-beromzet-rp-6juta-bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda.