Kalau untuk mengolah nira menjadi gula dibantu oleh anggota keluarga yang lain dan petani berfokus hanya untuk mengambil nira, maka mereka bisa memaksimalkan kapasitas penyadapan menjadi dua kali lipatnya yaitu sekitar 20 pohon. Pak Limin juga pernah mengalami hal itu, yaitu waktu orang tuanya membantu dari mencari kayu hingga mengolah nira sampai menjadi gula maka waktu itu dia dapat memanjat sampai sekitar 20 pohon. Dengan demikian penghasilannya bisa lebih banyak lagi yaitu sekitar 2 kali lipatnya atau menjadi sekitar Rp 8 juta per bulan. (Bersambung)
Kamis, 26 April 2012
Dengan Pola Tradisional Menjadi Petani Aren Sangat Berat
Kalau untuk mengolah nira menjadi gula dibantu oleh anggota keluarga yang lain dan petani berfokus hanya untuk mengambil nira, maka mereka bisa memaksimalkan kapasitas penyadapan menjadi dua kali lipatnya yaitu sekitar 20 pohon. Pak Limin juga pernah mengalami hal itu, yaitu waktu orang tuanya membantu dari mencari kayu hingga mengolah nira sampai menjadi gula maka waktu itu dia dapat memanjat sampai sekitar 20 pohon. Dengan demikian penghasilannya bisa lebih banyak lagi yaitu sekitar 2 kali lipatnya atau menjadi sekitar Rp 8 juta per bulan. (Bersambung)
Rabu, 25 April 2012
Biji Aren menjadi Tasbih
Biji Aren untuk kerajinan Tasbih
Oleh : Dian Kusumanto
Ternyata Aren selain dari air niranya, juga mempunyai produk yang bernilai tinggi yaitu dari bijinya. Saat biji masih muda maka biji-biji Aren bisa diolah menjadi Kolang-kaling yang sangat enak untuk menemani minuman Es Buah atau Kolak pada saat buka puasa. Selain itu bijinya yang sudah tua selain untuk bibit tanaman generasi kemudian, juga bisa diolah menjadi biji-biji Tasbih yang nilainya lumayan mahal.
Penulis selama ini pun sudah mencoba menjadikan biji Aren yang sudah berkecambah sebagai Tasbih. Caranya begitu penulis mendapatkan biji-biji yang sudah akan berkecambah, yang ditandai dengan munculnya titik bulat putih calon plumula maka kalimat Tasbih dilantunkan : "Subhanallooh..!!".... "Alhamdulillaah...!!", dan seterusnya. Kalau ketemu 100 biji yang berkecambah maka mestinya 100 kalimat Tasbih yang terucap. Tapi biasanya karena saking senangnya ketemu yang berkecambah biasanya lalai alias lupa mengucapkannya. Ya.... manusiawi!
Tapi bukan seperti itu yang dimaksud dalam tulisan ini, tapi benar-benar biji Aren itulah yang yang diproses menjadi biji Tasbih yang indah dan menarik. Seperti yang saya lihat pada iklannya salah satu produk Tasbih Kolang-Kaling, begitu namanya. Adalah dari Makrifat Bussines yang menyediakan Tasbih (alat bantu menghitung saat berdzikir) yang terbuat dari biji Aren yang sudah tua.
Biji Aren yang sudah tua memang merupakan endosperma yang sangat keras untuk cadangan pangan sang Embrio Aren. Endosperma adalah cadangan makanan yang mengandung aneka nutrisi terutama adalah karbohidrat. Endosperma ini terlindung oleh beberapa lapisan kulit biji yang sangat kuat, oleh karenanya pengecambahan dari biji dikenal agak sulit dan butuh waktu sangat lama.
Endosperma biji inilah yang sebenarnya digunakan dan diolah untuk menjadi Biji-biji Tasbih oleh beberapa pengrajin seperti yang dikelola oleh Makrifat Bussiness ini. Endosperma dari biji Aren sebenarnya berwarna putih susu dan sangat keras. Namun demikian bila terkena air atau disimpan dalam keadaan lembab, lama kelamaan akan rusak. Oleh karena itu pada proses finishing pembuatan Tasbih dilakukan pelapisan bening yang bisa melindungi dari kemungkinan masuknya air, sehingga biji-biji Tasbih itu akan awet dan berkualitas.
Untuk mengolahnya menjadi Tasbih, yang harus dilakukan adalah mengupas kulit bijinya yang beberapa lapis itu hingga meninggalkan biji endosperma yang berwarna putih berbentuk bulat lonjong dan sangat keras. Selanjutnya dengan berbagai peralatan endosperma ini dibentuk bulat-bulat dan dilubangi bangian tengahnya sebagai biji Tasbih. Setelah bentuknya sudah sesuai yang dinginkan kemudian dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan bahan dan perlakuan yang khusus.
Jika bentuk dan warna biji-biji Tasbih tadi sudah sesuai dengan rancangan, maka tahap finishingnya adalah coating dengan bahan yang "anti air" ada yang mengatakan "anti gores" untuk melapisi bagian luar dari biji-biji Tasbih sebelum dirangkai menurut jenis Tasbih. Jenis-jenis Tasbih yang biasa digunakan oleh para Muslimin/Muslimat ada yang disebut Tasbih 33, Tasbih 99, dan seterusnya.
Di bawah ini adalah kalimat iklan dari Makrifat Bussiness :
Tasbih KOLANG KALING atau buah AREN sering desebut juga sebagai tasbih KOKKA PALSU, mengapa demikian? Karena tasbih ini mirip dan identik dengan tasbih kokka asli yang terbuat justru dari batang pohonnya, luar biasa bukan? padahal ini adalah hasil dari biji kolang kaling yang banyak bertebaran di Indonesia. Yang uniknya lagi jenis tasbih ini juga tenggelam. Nach semoga tasbih kokka ANDA yang pernah anda beli yang dikatakan dari pohon kokka, tidak termasuk jenis tasbih palsu. Kami tawarkan hanya dengan harga @ Rp. 65,000,- (Sumber : http://www.makrifatbusiness.net/2011/04/tasbih-kolang-kaling-atau-buah-aren.html)
Selamat berdzikir dan bertasbih.....!!!
Selasa, 24 April 2012
Menyadap Miliaran Rupiah dari Pohon Aren
Menyadap Miliaran Rupiah dari Pohon Aren
Sumber : http://www.bumn.go.id/ptpn8/publikasi/berita/menyadap-miliaran-rupiah-dari-pohon-aren/
1 Miliar Pohon di Indonesia, Lebih Baik Tanam Pohon Aren
Lebih Baik Tanam Pohon Aren
Penanaman pohon biasa, hanya bersifat sementara…. Setelah besar lalu di tebang.
Hanya share : Lebih baik melaksanakan penanaman pohon Kawung (Aren), manfaatnya banyak untuk pemberdayaan masyarakat. Pemerintah hanya menyediakan dana pemeliharaan dan tanah kosong. Pohon kawung bisa lebih kuat untuk mempertahankan ke stabilan tanah, karena berakar kebawah, bukan kesamping.
Kalaupun pemerintah peduli terhadap masyarakat dan alam. Maka dianggap perlu untuk memikirkan itu, bukan hanya dijadikan program seremonial.
[Ruhie Ruhhul Quduz / melalui: http://www.facebook.com/pages/BandungMediacom/341577922523262 ]
Sumber : http://www.bandungmedia.com/interaksi/surat/201201/lebih-baik-tanam-pohon-aren/
Swasembada Energi dengan Pohon Aren, Pak Prabowo sudah lupa?
Indonesia tidak perlu lagi mengimpor 900 ribu barel bahan bakar tiap tahun
VIVAnews - Prabowo Subianto melihat peluang emas dari budidaya pohon aren. Pasalnya, selain sektor pangan, Prabowo juga akan concern pada swasembada energi terbarukan, seperti pohon aren.
Dia mengatakan, pohon aren bisa menghasilkan kolang-kaling, gula aren, sagu, dan tuak. "Terpenting pohon aren bisa menghasilkan etanol," kata calon presiden yang diusung partai Gerindra itu.
Prabowo mengatakan itu dalam diskusi Peran Pengusaha Nasional Menghadapi Krisis Global Dalam Merebut Pasar Lokal yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Hotel Gran Melia Jakarta, Rabu 11 Maret 2009.
Etanol dikenal bisa mensubstitusi minyak tanah dan bahan bakar. Prabowo memperkirakan satu hektar lahan pohon aren bisa menghasilkan 20 ton etanol per tahun. "Padahal kita punya 59 juta hektar lahan hutan yang rusak. Kalau bisa ditanami aren diselingi tanaman lain, bisa swasembada energi," katanya.
Dengan adanya swasembada energi, Prabowo mengatakan, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor 900 ribu barel bahan bakar tiap tahun. Karena, hanya dengan 4 juta hektar pohon aren dapat menghasilkan 80 juta ton etanol tiap tahun. Dengan asumsi satu ton bisa menghasilkan 6 barel, maka 480 juta barel dihasilkan dalam setahun.
Prabowo menjelaskan, dengan adanya swasembada energi, Indonesia tidak perlu lagi impor bahan bakar, bahkan bisa ekspor.
"Dengan asumsi 1 hektar bisa dikerjakan 6 orang, jika ada 4 juta hektar akan mempekerjakan 24 juta orang," katanya.
Sumber : http://bola.vivanews.com/news/read/39286-swasembada_energi_dengan_pohon_aren
Gambaran Jembatanisasi Kebun Aren
Rabu, 18 April 2012
Usaha Gula Aren di Tapanuli Bagian Selatan
Usaha Gula Aren di Tapanuli Bagian Selatan: Perlu Pembinaan yang Intensif untuk Memenuhi Kebutuhan Gula Aren Domestik dan Ekspor
Sumber : http://akhirmh.blogspot.com/2011/08/usaha-gula-aren-di-tapanuli-bagian.html
Jumat, 13 April 2012
Aren Genjah di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan
Sumber Foto : Eko Budi Santoso dan Subandi (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan)
Rabu, 04 April 2012
Industri Aren Di Tapanuli Bagian Selatan
Industri Aren Di Tapanuli Bagian Selatan : Sebuah Harapan , Tantangan atau Sebuah Angan-Angan…
Pertanyaannya adalah, kenapa industri aren mesti di dorong untuk dikembangkan di Tapanuli Bagian Selatan ? Jawabannya tentu selain potensi produksi dan luas lahan yang masih bisa dikembang, hal berikut ini bisa menjadi alasan, antara lain adalah :
Sumber : http://situmba.blogspot.com/2012/02/industri-aren-di-tapanuli-bagian.html
Minggu, 01 April 2012
SPBU Bioethanol penggati bensin dan minyak tanah dari kebun Aren
MINAHASA. Innova hitam keluaran tahun 2006 melaju kencang dari Minahasa Utara menuju Manado. Kecepatan rata-rata mobil tersebut 50-100 km per jam setiap hari. Johan Arnold Mononutu menggunakan 10-15% bahan bakar bioetanol dari nira aren.“Tidak ada keluhan apa-apa, malahan suara mesin lebih halus dan tarikan lebih kencang karena setara Pertamax Plusplus,”ujar Johan.
Johan Arnold Mononutu menggunakan bioetanol sejak tahun 2007 ketika berhasil memproduksi bahan bakar nabati dari nira aren berkadar 99,9%. Selain digunakan sebagai bahan bakar untuk ekndaraan johan memanfaatkannya untuk kompor.”Cuma, untuk kompor cukup memakai bioetanol berkadar 60%,” ungkapnya.
Dengan menggunakan biotenal lanjut Johan, menghasilkan api berwarna biru, tanpa jelaga dan lebih irit karena konversi minyak tanah dan bioetanol 2:1 yang artinya, 1liter bioetanol mampu menggantikan 2 liter minyak tanah. “kesuksesan ini telah mendorong kelompok nelayan di Desa Kema, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa mengganti minyak tanah dengan bioetanol untuk lampu-lampu petromaknya,”tutur Johan.
Untuk memproduksikan bioetanol dari nira aren menurut Johan tidaklah sulit, dengan menggunakan seperangkat alat destilasi rakitan sendiri yang terbuat dari besi nirkarat (stainless steel) yang terdiri dari pipa kondensator serta selang-selang plastic. “sekarang dengan volume tangki lebih besar dan pengaturan suhu otomatis, dalam sehari atau 10 jam kerja kami mampu menghasilkan 500 liter bioetanol,” tambah Johan.
Bioetanol bagi masyarakat Minahasa Utara bukanlah barang baru, mereka sudanh mengenal sejak zaman Belanda bahkan mungkin jauh sebelumnya. Dihampir beberapa kecamatan seperti Kauditan dan Telawaan memproduksikan energy hijau tersebut sebagai mata pencaharian. Di Desa Tamaluntung Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, sekitar 200 KK yang mengolah nira aren menjadi bioetanol berkadar alcohol 40-50% yang mereka sebut “Cap Tikus”. Cap Tikus merupakan minuman keras tradisional masyarakat Minahasa.
Potensi bioetanol dari pohon aren di Tamaluntung sangat besar. Penggerak Ekonomi Pedesaan di kabupaten Minahasa Utara, Renald Tuhwidan menuturkan, jumlah produktif berumur 7 sampai 30 tahun tidak kurang dari 50.000 batang, yang belum produktif tidak terhitung. Semuanya tumbuh dengan liar. Dari pohon aren yang produktif itu hanya 60-70% yang telah dimanfaatkan, selebihnya pohon tidak disadap. Dengan masa produksi 4-6 bulan setiap pohon akan menghasilkan 20 liter nira. Terbayangkan jika seluruh pohon aren dimanfaatkan sebagai bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. (SF)
Sinergi Aren dan Sorgum untuk Bioethanol
Jika publik di era 1980-an mengingat kembali betapa pembangunan pabrik air baku diprotes banyak pihak, Zulfi Ramlan Pohan, Dirut PT BUMN Lestari 1, merupakan sang pencetus pendirian BUMN produsen air.
Kala itu ia bekerja sebagai salah satu staf di Perhutani. Kini, ia menuai ucapan salut dan selamat dari banyak pihak, sebab pabrik air yang ia dirikan di Cikeas, menghasilkan kualitas air bersih yang jauh lebih baik dibanding PDAM sekalipun.
Tidak ingin disebut punya ide gila, Zulfi tahun 2012 ini juga segera mendirikan industri sorgum terintegrasi, mulai dari tepung, silase (pakan ternak), hingga bioetanolnya.
Tentu akan diikuti dengan penanaman tanaman sorgum dan juga aren. Jika rencana kerja perseroan ini sukses, pada tujuh tahun ke depan, perseroan juga akan memperbesar kapasitas pabrik bioetanolnya, sebab nira tanaman aren mulai bisa dipanen.
"Jika program bioetanol pemerintah saat ini bisa disebut gagal efektif sejak 2010, karena produsen bioetanol seluruhnya milik swasta. Pemerintah harus berani menugaskan BUMN untuk memproduksi bioetanol. Feeling saya, nanti beberapa tahun ke depan, jika BBM kita habis, barulah dengan terpaksa, negeri ini akan mewajibkan pemakaian bioetanol," ujarnya.
Penanaman sorgum, kata dia, akan dibantu oleh Perhutani yang menyediakan lahan seluas 2.000 ha di Indramayu. Lokasi pabrik tepung akan dibangun di Jatisari Karawang, di salah satu gudang Perum Bulog, degan kapasitas produksi 30 ton tepung per hari atau 6.000 ton tepung per tahun. Modal kerja juga akan disediakan oleh Perum Perhutani.
Calon pembeli sudah ada di tangan yakni PT Orang Tua Group, yang menandatangani MoU rencana pembelian beberapa waktu lalu. PT Orang Tua Group akan memanfaatkannya untuk bahan baku produksi biskuit. Namun, penanaman sorgum ini harus didahului pendirian pabrik tepungnya.
"Kalau pabrik tepungnya belum ada, tanaman sorgum itu nanti akan mubazir. Ini karena usia tanaman pendek kurang dari 90 hari dan harus segera diolah," tutur Zulfi.
Ide pendirian pabrik tepung ini ditujukan untuk mensubstitusi impor gandum yang angkanya mencapai 5-6 juta ton per tahun dengan nilainya Rp 40 triliun. Daun sorgum yang merupakan limbah akan dipakai untuk memproduksi silase, tentunya akan diikuti dengan perluasan pabrik silase.
Saat ini, perseroan memiliki pabrik silase dengan kapasitas yang masih dibilang kecil. Kualitas tepung sorgum ini mirip tepung gandum dengan kandungan nutrisi lebih tinggi. Penanaman sorgum sudah mulai dilakukan akhir 2011 di Mojokerto, Purwodadi, dan Indramayu. Pada 2012 penanaman akan diperluas ke Pengalengan, Jawa Barat.
"Silasenya akan dipasok ke pabrik susu Ultrajaya yang memiliki budi daya sapi 23.000 ekor di Pengalengan Jawa Barat," ujarnya.
Modal untuk membangun satu pabrik tepung sorgum ini Rp 6 miliar, dananya diupayakan dari program kemitraan dengan PT Perhutani, baik dengan cara penempatan modal ataupun joint venture.
Mengenai produktivitas tanaman sorgum, kata dia, sekali panen 4 ton per hektare (ha). Tanaman ini akan ditanam di lahan kritis atau lahan dengan kualitas tanah yang rusak. Ketika tanaman jagung dan padi tidak tumbuh, sorgum bisa tumbuh karena tahan panas. Untuk 2012 direncanakan luas tanam tanaman sorgum 1.200 ha.
"Tapi kita tunggu pabrik berdiri dulu. Percuma menanam, kalau tidak ada yang menampung. Jadi, pabrik tepung ini harus berdiri dulu," katanya.
Dengan program kerja penanaman tanaman sorgum dan aren ini, Indonesia tidak perlu khawatir habisnya BBM. Seluruh kebutuhan BBM nasional sebenarnya bisa dipenuhi dari penanaman sorgum. Jika dibuat program nasional sangat menggiurkan.
Indonesia akan mampu memproduksi energi bioetanol yang dapat diperbarui. Bahkan, di kalangan masyarakat skala usaha rumah tangga, sudah banyak yang bisa membuat bioetanol dari sorgum. Perseroan bahkan sudah pernah membuat bioetanol sorgum pengganti bensin dalam skala lab.
"Kalau kita kembangkan, bangsa ini akan kaya raya," tuturnya.
Perseroan, lanjut dia, memiliki bibit aren dengan kualitas produksi 60 liter per pohon per hari. Penanaman aren akan dilakukan mulai 2012 di DAS Citarum. Panen baru akan dilakukan 6-7 tahun kemudian.
Dengan demikian, diproyeksikan pada 2019, akan dibangun pabrik bioetanol aren berlokasi di sekitar Bandung. Kapasitas terpasang pabrik bioetanol sorgum 20.000 liter per hari atau 4.000 liter per tahun. Kebutuhan dana belanja modal pembangunan pabrik Rp 20 miliar per pabrik.
"Dana sedang kita proses dengan kementerian BUMN. Sebenarnya 10 persen subsidi energi dimasukkan ke pengembangan bioetanol bisa jalan. Jika bisa dilakukan antarsesama BUMN, ada sinergi, bioetanol yang kita produksi harus dibeli Pertamina. Masalah harga yang belum deal. Kalau harga minyak yang begitu mahal, itu harus dihitung," ujarnya.
Namun, jika BBN ini dianggap penting, menurutnya, pengembangan BBN bioetanol itu harus dibantu.
"Harga jual Rp 2.500-3.000 per liter bisa BEP. Saya rasa, Indonesia memang menunggu BBM habis dulu baru terpaksa memproduksi bioetanol. Political will itu kuncinya. Pada saat mereka nanam, kita siapkan modalnya. Kita siapkan dana bina lingkungan dari kementerian BUMN. Pada saat mereka panen, kita beli," katanya.
Kendalanya di Permodalan
Pria lulusan S1 dan S2 dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini adalah orang pertama pencetus Pengelolaan Hutan Bersama Masyaraat (PHBM) pada 1986. Beberapa tahun sebelum itu, ia menempuh studi S3 di Amerika Serikat, disponsori Ford Foundation untuk belajar social forestry. Dari studi tersebut ia mempraktikkan PHBM sehingga berhasil memimpin perusahaan pengelola lahan milik masyarakat ini.
Pada 2009 ia populer dikenal publik karena isu Jatiluhur akan meledak. Padahal, isi waduk itu 3 juta meter kubik akan menghancurkan Karawang hingga Jakarta. Waduk Situ Gintung saja hanya 1.500 meter kubik sudah menghancurkan tiga desa.
Prinsip yang diterapkan BUMN Hijau harus 3P, yaitu Planet, People, Profit dan bisnis yang dijalankan BUMN Hijau adalah Bisnis APPEL (Air, Pangan, Pakan, Energi, Lingkungan).
Produk bisnisnya merupakan penanaman tanaman berbagai usia di atas lahan milik masyarakat; mulai dari strata atas kayu-kayuan yang harganya harus mahal, strata tengah buah-buahan, tanaman kacang koro, dan aren, serta strata bawah kopi.
Target kerja penanaman tanaman kayu pada 2011 sebanyak 800.000 pohon di atas lahan seluas 2.000 hektare (ha), dengan melibatkan 3.000 keluarga. Pohon yang sudah ditanam pada 2011 sebanyak 552.232, artinya melampaui target. Pada 2010, target penanaman 542.200 pohon, namun justru realisasinya melampaui.
Pemilihan tanaman apa yang akan ditanam, disesuaikan dengan agroclimate, kebiasaan masyarakat, sehingga tidak bisa dipaksakan, juga sesuai tempat tumbuh. Jika di suatu daerah cocoknya jati atau jambon, eucalyptus, mindi, suren, ya tanaman itu yang dipilih, dengan catatan masyarakat menyukai menanam tanaman tersebut.
Tahun 2012-2017, perseroan berencana memperbaiki atau menghijaukan lokasi wilayah lahan kritis DAS Citarum seluas 125.000 ha, yang oleh pemerintah dibebankan kepada perusahaan yang ia pimpin, belum termasuk Ciliwung 75.000 ha dan Cimanuk 50.000 ha. Pada 2012 akan dimulai dengan menggarap DAS Ciliwung dan Cimanuk. "Sebenarnya sekarang kami sudah mulai inisiasi," ujarnya.
BUMN Hijau Lestari 1 didirikan bermula dari krisis global: krisis air, pangan, pakan ternak lingkungan, dan energi. Tanda-tanda ini sudah terjadi di Indonesia. Buktinya, DAS Cirata, Jatiluhur dan Saguling paling rusak sedunia. "Visi kami menjadi pengelola agroforestry berbasis lingkungan," katanya.
Kendala BUMN ini, lanjut dia, hanya dana. Untuk itu, ia bangga Perum Pegadaian ingin menanam 100.000 pohon.
"Jika ada perusahaan seperti Pegadaian, kita siapkan lahannya, dia yang menanam. Dia siapkan dananya. Nanti ada bukit Pegadaian, bukit Pertamina. Modal kami dari lima perusahaan pemegang saham. Tahun lalu kami mendapat 21 BUMN dalam rangka dana Bina Lingkungan Rp 29 miliar. Tahun ketujuh kami dapat Rp 1,6 triliun. Tahun 2012 rencananya 30 BUMN," ujarnya. (CR-27)
(Sumber : Sinar Harapan)
Dari : http://www.bumnhijau.com/bumnhijau/index.php?page=baca%20berita&id_berita=81
1 juta liter Bioethanol dari 1 juta pohon Aren 7 tahun nanti
Dari Demo Mahasiswa sampai Cengkeraman Kapitalis yang dilanggengkan dengan sistem politik
Oleh : Dian Kusumanto
Berikut ini adalah hasil diskusi di jejaring sosial facebook dengan teman-teman tentang potensi Aren untuk menghasilkan Bioethanol. Diskusi cukup panjang karena menyangkut demo mahasiswa sampai sinyalemen kepentingan sang kapitalis yang dilanggengkan dengan sistem politik biaya tinggi. Silakan menyimaknya....
Dian Kusumanto
Seandainya Bioethanol kita sudah jalan tentu masalah BBM sebagian bisa diatasi. Jika setiap pohon Aren menghasilkan 1 liter BE (saja), maka demo2 seperti sekarang nggak perlu lagi. Kenapa nggak demo menanam Aren 1 mahasiswa 10 pohon, sehingga 100 ribu mahasiswa akan menanam 1 juta pohon untuk 1 juta liter BE tiap hari pada saat 7 tahun yang akan datang!!
Betul pa.... Maklum mahasiswanya berpikiran begitu lulus kuliah pengen langsung jd BOSS.... Jadi pengenny senang2 ngerusak & menjarah....
Atas Wijayanto
Dari janjang kosong buah sawit juga bisa mass......1 ton menghasilkan 10 liter BE kenapa ga buat pabrik BE aja banyak2,
Yoyok Eko Wahyudi
Dari janjang kosong buah sawit juga bisa mass......1 ton menghasilkan 10 liter
BE kenapa ga buat pabrik BE aja banyak2,
Saya setuju dengan ide cemerlang itu Pak,,,,tapi jika pemerintah Ɣªήğ turun tangan dengan ide Bapak tersebut,,,,saya rasa akan Lebih Cepat.
Saya lihat Ï‘i TV,Ï‘i Kalimantan sudah Ã…∂a̲̅ Pabrik pengolahan singkong menjadi bahan Bakar...Tapi masih belum maksimal.jika pemerintah Jeli,,,hal sekecil itu akan Cepat berkembang jika Pemerintah ♏αΰ Melirik Kreasi Rakyatnya...
Walid Wahyudi
betul sekali. Tinggal 1 hal yang menurut saya masih sangat mengganjal, yaitu aturan DepKeu via Ditjen Bea Cukai terkait pengenaan Cukai sebesar 10rb/liter untuk ethanol dan turunannya, kecuali ethanol yg digunakan utk spiritus dan bahan minuman keras tidak kena cukai. Aturan itu harus dirubah agar industri bioethanol bisa tumbuh subur.
Ya.... betul memang tidak sekedar menanam saja. Tetapi menanam Aren juga mesti menggunakan GAP (Good Agriculture Practice) yaitu bagaimana praktek budidaya yang baik, setelah itu juga harus menetapkan SOP Perkebunan yang modern yang terintegrasi dengan Industri pengolahannya.
Saya mengucapkan terima kasih atas tanggapan teman-teman dan diskusi kita ini. Mudahan diskusi ini menjadi bahan yang berguna bagi yang bisa mengambil hikmah darinya.
Terima kasih juga kepada para pembaca blog kebun aren yang selama ini, mudahan kita mendapatkan manfaatnya.
Amiiin.
heran ya mas, pemerintah abai banget untuk temuan-2 seperti ini.. Ato mungkin karena mereka pikir, seperti bioethanol ini "baru" akan menghasilkan 7 tahun lagi. Lha itu udah ganti pemerintahan, bukan mereka lagi...jd kalo sukses, bukan mereka yg dapat nama...hehehe... #kapan ya pemerintah bisa menaruh perhatian pada banyak temuan anak negeri yg luar biasa#
Sri Hidayati
bener...kita cari solusinya...memang mestinya yg berpendidikan membantu mencari jalan keluar bukan malah merusak yg sdh ada..titip pesan aja..buat yg punya anak mahasiswa...jangan boleh ikut demo nggak jelas gitu...utk produksi bioethanol bisa nggak ya d produksi dengan skala rumah tangga...?
Eka Wandar
Siap pak... Saya bs subsidi bioetanol 10 liter/ hari nanti kalo sdh 10th lg...
wah, ntar yg kja di pertamina pd nganggur th pak.. hehehe.. btw, mungkin msh perlu waktu mensosialisasikan potensi aren di negeri agraris ini.
Jemmy Kosasih
mahasiswa otaknya gak jalan, harga minyak tanah sudah 10 ribuan, gak punya kalkulator kali dia
Erni Aguswati
Ide cemerlang mas Dian hehehe...
Surman Yusman
Mantap pak...makin memantapkan untuk tambah lebih banyak lg tanam pohon aren..sekarang sdh 200 pohon..berbuat lebih baik dari berdemo...
Ridwan Irawan
setuju banget pak dian...itu lucunya...kalau demo model pak dian jelas pak,,,,saya langsung dukung dan mau jadi korlap....he he
Shah Eyckan
Viva AREN :Aku REkomendasilan Nira...siiip
Eka Wandar
NIRA untuk kehidupan.... Dari daun sampe akarnya sangat berguna....
Hardi Ronggolawe
Smoga suksess Pak Haji Dian,Kalo smua orng sprti Pak Haji tdk ada kekacauan di negri ini...PT.BANYU NGOMBE PAS Nunukan Siap membantu jika diprlukan.
Santoso Aja
kalo di lampung satu pohon bisa bikin gula 1 kg pak, harga jual 10.000,- prosesnya gak ribet, cuma modal kayu bakar aja... lha kalo jadi bio etanol harga jual 1 liter berapa ? lha wong beli pertamax aja ogah ... piye iki....?
Yonathan Pay Sepuluh Bersaudara
pak ini smua politik, untuk menutupi smua masalah2 yang sdh di ketahui ama masyarakat, sperti cantury ama wisma atlit.
lihat saja skrg apa masih ada di bahas...
smua org melihat ke masalah demo N' BBM kan.
biar aja BBM naik, yang pentingx pemerintah dapat mengontrol barang (SEMBAKO) agar tidak naik. itu kayakx yang perlu pak.
Eka Wandar
Saya setuju subsidi BBM di cabut.. Asal pemerintah bs membeli hasil pangan dr masyarakat dan dijual murah kembali ke masyarakat... Dan tidak perlu teriak2 swasembada tektek bengek lagi...
Dian Kusumanto
Energi masyarakat dan bangsa ini terhambur2 untuk masalah2 yang dibuat2 agar fokus kita kacau. Keadaan yang selalu dimanfaatkan oleh yang ahli bikin masalah karena ada keuntungan saat kacau begini.
Bangsa ini seolah kehilangan harapan dan rasa percaya diri bahwa bangsa ini akan mampu keluar dari turbulensi masalah!!
Affar Elfar
Indonesia d sluruh negara berkembang tlah terjebak oleh sistem dajjal ekonomi kapitalis liberal... Migas adalh sektor paling strategis yg mereka kuasai untuk menguasai dunia.. Jd ide2 secemerlang apapun yg berpotensi merugikan kepentingan kapitalis akan dibungkam dgn cara apapun.. Ironisnya pemerintah menjadi kaki tangan mereka untuk mencaplok sumber2 migas yg cukup melimpah dinegeri ini.. Minyak mentah kita diekspor dgn harga murah kmudian kaki tangan mereka melalui pertamina mengimpornya kembali dgn harga jauh lbh mahal dlm bentuk minyak hasil olahan.. Benar2 penjajahan ekonomi yg sangat nyata...
Dian Kusumanto
Pak Affar trimakasih sudah lebih menjelaskan lagi siapa sebenarnya musuh kita, musuh bangsa ini yang harus dilawan. Jangan kita mau diadu sesama bangsa ini. Harusnya kita bersatu untuk melawan "musuh sesungguhnya" bangsa ini.
Maka sudahilah kegaduhan yang membuat semakin rumit masalah. Maka semakin senanglah musuh kita, karena ternyata kita semakin tergantung sama "musuh kita".
Agus Wahjudi
Setuju Pak Dian Kusumanto.
Affar Elfar
Iya betul pak haji... Setelah penjajahan fisik ditentang sluruh bangsa di dunia maka mereka menjajah ekonomi kita dgn menguasai sumber2 ekonomi strategis... Miris pak menyaksikannya tanpa kita bs berbuat apa2... Mereka mencengkram sumber2 daya alam strategis dgn kuku2 kapital liberalis yg mereka susupkan melalui pintu "demokrasi palsu biaya tinggi" dgn mengusung dari balik layar dan membiayai "drama demokrasi" serta menjadikan "para pelakonnya" sbg kaki tangannya...
Dwi Pamiluto Nugroho
bila secara teori benar, maka yang dibutuhkan adalah penggerakan.
Affar Elfar
Pak Dwi.. Tuk meruntuhkan penjajahan emank jln terbaik adalah pergerakan.. Tentu dgn cara2 yg arif...
Dwi Pamiluto Nugroho
menggerakkan untuk menanam pohon kan mas ;-D
Affar Elfar
Mananam pohon dan mendorong pemerintah tuk menanam investasi infrastruktur pengolahannya serta mendobrak hegemoni tirani pasar minyak bumi...
Dwi Pamiluto Nugroho
jadi ternyata tidak cukup dengan menanam pohon ya :D
Affar Elfar
Hehee.. Kykx gitu mas.. Soalx butuh pengolahan lbh lanjut tuk produksi massal dan pasti butuh biaya mahal.. Lbh susah lagi menembus blokade pasar minyak dunia yg sdh lbh 1 abad dikuasai para kapitalis negara2 maju...wkwkwkwkwk