Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto
Aren Tembaring aren genjah dari Nunukan
Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto
Tanaman aren (Arenga Pinnata) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sudah lama dikenal. Tanaman penghasil air nira kerap dimanfaatkan menjadi gula merah. Hanya saja pertumbuhan aren ini memang terbilang cukup lama. Biasanya, sejak aren ditanam baru dapat dipanen 10-15 tahun kemudian. Namun siapa sangka jika aren kini dapat dipanen dalam waktu singkat dari biasanya.
Hal ini sudah dibuktikan pada tanaman aren genjah asal Kutai Timur (Kutim). Tim Peneliti Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur telah mengamati setidaknya di delapan provinsi dengan luas 59.504 hektar. Salah satunya di Kalimantan Timur yang tersebar di sembilan kabupaten dengan luas 1.504 hektar. Sementara itu Kabupaten Kutai Timur, aren ditanam di atas lahan seluas 312,50 hektar.
Tanaman aren genjah sendiri menyebar mulai dari India, Assam Utara, Asia Tenggara sampai ke Papua New Guinea. Selain itu, aren juga menyebar mulai dari kepulauan Ryukyu, Taiwan, Cina Selatan, Pulau Christmas di Lautan Hindia sampai ke Queensland (Australia Utara).
Indonesia sendiri bagian dari Asia Tenggara merupakan salah satu daerah asal aren. Di Indonesia, aren terdapat 10 genus Arenga yang endemik di Indonesia namun telah langka. Aren (Arenga pinnata) ada 2 tipe : tinggi/Dalam/kapur/gajah dan pendek/genjah/kijang/gading. Bagi masyarakat Kalimantan, aren sudah tidak asing lagi. Penelitian bernama Mogea pada tahun 1991 menemukan suatu genus arenga endemik Kalimantan. Aren menyebar di seluruh wilayah Kalimantan.
Aren genjah/pendek terdapat di Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur. Masyarakat mulai menyadap nira aren genjah sejak 30 tahun lalu, karena pohon pendek dan mudah disadap. Masyarakat menanam aren dengan mengambil bibit yang tumbuh di bawah pohon aren genjah yang memiliki produksi nira tinggi. Sementara itu Tim Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, telah menemukan varietas aren dengan kecepatan produksi yang lebih singkat. Bayangkan, aren genjah Kutim dapat diproduksi sekitar lima hingga enam tahun.
Tim Balitka sendiri sudah mengamati aren sejak tahun 2009. Karena aren ini memiliki keunggulan dibanding aren tipe dalam. Apalagi aren ini memiliki kecepatan berproduksi, yakni sekitar lima hingga enam tahun.SANGATTA - Kabupaten Kutai Timur memiliki keunggulan lokal yang diakui nasional. Salah satu komoditas yang sedang diperjuangkan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) Manado untuk disertifikasi adalah aren genjah. Arena genjah (dalam bahasa Kutai disebut: Bandah/Banda) ditemukan tumbuh pada 9 wilayah kabupaten di-Kaltim.
Peneliti Balitka Manado menyebutkan aren genjah terbanyak di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur (Kutim). Peneliti Balitka Manado sudah melakukan penelitian selama 3 tahun (2009-2011) di dua wilayah kecamatan , yakni Sangkulirang dan Teluk Pandan. Selanjutnya penelitian itu lebih terfokus di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.
Di Desa Kandolo menurut peneliti Prof Hengky Novarianto, varietas aren genjah ditemukan tumbuh subur dan disadap petani setempat untuk diolah menjadi gula aren. Aren genjah diduga merupakan tumbuhan asli Kutim, dengan penyebaran yang luas terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK), tepatnya sekitar 3 kilometer masuk sebelah dari jalan poros Sangatta - Bontang di wilayah Desa Kandolo. Karena tamanan khas itu diduga komoditas unggulan maka perlu dilindungi kepemilikannya sebagai salah satu kekayaan hayati khas Kutim.
Sifat genjah dan pohon yang pendek serta umur mulai berproduksi relative singkat antara 5-6 tahun dibanding aren tipe dalam yang baru bisa produksi pada umur 10-12 tahun. Aren genjah Kutim memiliki manfaat dan nilai ekonomi yang tigngi bagi masyarakat. Setiap mayang dapat menghasilkan nira lebih kurang 12 liter per hari dengan lama penyadapan 2,5 bulan. Nilai tambah tersebut memberi peluang pengembangan di daerah sentra aren lainnya di Indonesia dalam meningkatkan pendapatan petani.
Jumlah pohon induk aren genjah terpilih sebagai sumber benih, adalah 212 pohon tanaman yang sementara disada , 307 pohon aren genjah yang akan disadap, dan 422 pohon aren muda yang kini sedang berumur 3 tahun.
“Pohon induk aren genjah tersebut berpotensi menghasilkan benih 4-32 butir per pohon. Yang berarti tiap pohon aren genjah Kutim dapat digunakan untuk pengembangan tanaman pada lahan seluas 12 hingga 13 hektare,” terangnya.
Namun sebelum dibudidayakan, aren genjah Kutim ini terlebih dahulu harus mendapat pengakuan secara nasional dengan cara sertifikasi. Rencananya, 24 Maret mendatang di Bogor diadakan seminar pengusulan aren genjah Kutim untuk disertifikasi. Berkaitan dengan itu, Balitka Manado bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kutim menggelar presentasi untuk input data guna melengkapi bahan usulan komoditas lokal milik Kutim.
Dalam presentasi yang dilangsungkan di lantai 2 ruang Tempudau Setkab Bukit Pelangi, Kamis (10/3) kemarin, Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman menyarankan agar data pembanding pengembangan aren genjah Kutim harus ada. Berikut, waktu mulai penelitian di Kutim harus lengkap. Termasuk tanggal, bulan dan tahun.
Sedangkan Asisten Administrasi Edward Azran menyebutkan, nama aren dalam bahasa kutai harus disebutkan. Karena ini menyangkut unggulan lokal. “Mudah-mudahan aren genjah Kutim ini diakui hingga memiliki sertifikasi untuk dibudidayakan,” harapnya. (kmf2/san)
Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php/main/praca/account_manger_lokalizacja_poznan?mib=berita.detail&id=92867
Pada tanggal 12 Juli 2011, hasil sidang Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) memutuskan bahwa Aren Genjah Kutim memenuhi syarat untuk dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian. Hal ini menjadikan Aren Genjah Kutim sebagai varietas aren yang pertama dilepas.
Aren Genjah Kutim ini merupakan hasil kerjasama eksplorasi dan karakterisasi antara Balitka dengan Pemda Kabupaten Kutai Timur. Tanaman Aren ini memiliki keunggulan dari segi umur mulai produksi yang cepat, yaitu 5-6 tahun, tinggi tanaman yang hanya sekitar 3-4 meter sehingga mudah dalam upaya penyadapan nira dan memiliki produksi nira yang cukup tinggi. Rata-rata jumlah mayang betina pada setiap tanaman sebanyak 7 mayang dan jumlah mayang jantan sebanyak 7 mayang dengan total produksi nira rata-rata sebanyak 5.987 liter dan waktu penyadapan sekitar 2,5 bulan/mayang. Sehingga umur tanaman sekitar 7-8 tahun.
Aren Genjah Kutim, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Dari produksi nira yang dihasilkan hingga tanaman berumur 7-8 tahun, rata-rata dapat dibuat gula aren sekitar 120 ton per ha tanaman, dengan harga pokok produksi gula aren sekitar Rp 5.285/kg. Sehingga apabila harga gula aren sekitar Rp 7.000/kg maka akan didapat keuntungan sekitar Rp. 205 juta per ha hingga tanaman berumur 7-8 tahun atau sekitar Rp 29 juta per ha per tahun.
Nira aren juga dapat diolah menjadi bio-ethanol. Dari produksi nira yang dihasilkan hingga tanaman berusia 7-8 tahun, rata-rata dapat dibuat bio-ethanol sekitar 68.000 liter per ha tanaman.
Saat ini telah terpilih pohon-pohon induk dengan potensi benih per pohon sekitar 4.000 butir yang dapat digunakan untuk pengembangan tanaman aren seluas 2-3 ha. (Else Tenda).
Sumber : http://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=157%3Avarietas-ungul-aren-genjah-kutim-awal-kebangkitan-tanaman-aren-&catid=37%3Aberita&Itemid=160&lang=en
Buah Aren dari Tangkai Bunga Jantan |
Manfaat Palm Sugar bagi Kesehatan |
Oleh : Mohamad Nur | ||||||||||||||||||||||||||||||
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan, orang bule menyebutnya Palm Sugar. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. Perbandingan antara Gula Pasir dan Gula Merah dapat dilihat pada table berikut.
Gula merah dapat membantu dalam proses penurunan berat badan bagi orang yang sedang melakukan program diet. Caranya yaitu mengganti konsumsi gula pasir/gula tebu dengan gula merah atau palm sugar. Gula merah dapat memberikan rasa kenyang, sehingga Gula Merah dapat menekan nafsu makan yang berlebihan. Gula pasir, gula batu, dan gula merah adalah makanan yang manis dan disukai banyak orang. Walau pun sama-sama manis, tetapi ketiga jenis gula di atas dapat memberikan dampak yang berbeda untuk kesehatan tubuh dan organ pankreas kita. Organ tubuh yang memproses gula menjadi energi adalah pankreas. Ketika kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat, akan diubah terlebih dahulu menjadi gula darah. Selanjutnya pankreas perlu menghasilkan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi. Saya akan menggunakan Indeks Lelah Pankreas atau tubuh untuk mengukur dampaknya. Sebagai referensi, pankreas dan tubuh akan merasa lelah bila Indeks Lelah bernilai +3 atau lebih besar. Indeks Lelah ini diukur dengan menggunakan metoda Energi 5 Elemen. Gula Pasir:Gula pasir merupakan makanan yang paling sering digunakan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Kopi dan teh rasanya pasti kurang nikmat tanpa gula. Demikian pula pada minuman ringan atau jus, pasti umumnya menggunakan gula pasir. Tetapi ternyata gula pasir mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan tubuh. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang sulit dicerna dan diubah menjadi energi. Untuk mengubah gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 menit. Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dapat disimpan dalam otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira 140 menit. Selain itu, Indeks Lelah pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini berlaku untuk 1/2 sendok gula atau 1 sendok gula. Dengan demikian, mengolah gula pasir menjadi energi merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan bagi pankreas. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah 1/2 sendok makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sendok makan gula pasir kira-kira 5 gram. Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2 sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh. Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan akan menderita diabetes. Dengan demikian, gula pasir merupakan makanan yang tidak sehat. Gula Batu: Bagi pankreas dan tubuh, gula batu mempunyai efek yang berbeda dengan gula pasir. Untuk mengkonversi gula batu menjadi gula darah, membutuhkan waktu yang sama, yaitu 3 menit. Untuk mengubah gula darah menjadi energi, juga dibutuhkan waktu 3 menit. Indeks Lelah pankreas juga jauh lebih rendah, yaitu +0,0005! Ini berarti lebih rendah 10.000 x dari gula pasir! Pankreas hampir tidak merasa lelah mengkonversi gula batu menjadi energi. Ini berarti gula batu masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan demikian, gula batu merupakan makanan yang jauh lebih sehat dari gula pasir. Pankreas yang normal mampu mengkonversi 6 sendok makan gula batu menjadi energi setiap hari atau kira-kira 60 gram. Gula Merah: Gula merah juga mempunyai efek yang berbeda dengan gula pasir. Untuk mengkonversi gula merah menjadi gula darah di dalam tubuh, dibutuhkan waktu yang relatif sama, yaitu 3 menit. Selanjutnya, untuk mengubah gula darah menjadi energi, juga dibutuhkan waktu yang singkat, yaitu 3 menit juga. Indeks Lelah pankreas dalam menghasilkan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi +0,00005! Ternyata lebih rendah kira-kira 10x dari gula batu! Ini berarti gula merah masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan demikian, gula merah termasuk dalam makanan sehat. Pankreas mampu mengkonversi 9 sendok makan gula merah menjadi energi setiap hari atau kira-kira 90 gram. Indeks Manfaat: Dengan menggunakan metoda Energi 5 Elemen diperoleh Indeks Manfaat terhadap pankreas dari ketiga jenis gula di atas. Gula pasir menghasilkan nilai negatif, baik bagi tubuh maupun bagi pankreas, yang berarti merugikan bagi kesehatan. Gula batu dan gula merah memberikan hasil positif bagi tubuh dan pankreas, yang berarti bermanfaat bagi kesehatan.
Agar pankreas tidak kelelahan dan tetap sehat, sebaiknya kita lebih banyak mengkonsumsi gula merah dan gula batu yang masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan mengkonsumsi banyak gula pasir yang merupakan karbohidrat sederhana yang tidak sehat, pankreas akan cepat lelah dan akibatnya akan sakit dan selanjutnya rusak. Selain itu juga akan menyebabkan kegemukan dan diabetes. Selain itu, sebaiknya jangan mengkonsumsi gula secara berlebihan, sekalipun gula merah maupun gula batu, karena pankreas juga mempunyai batas kemampuan untuk mengkonversi gula menjadi energi. Gula pasir merupakan makanan yang tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak, apalagi untuk yang sudah berumur 30-an ke atas, sebab gula pasir ini sudah dipanaskan pada temperatur 400° C, sehingga sulit dicerna oleh pankreas. Makanan yang dipanaskan pada temperatur tinggi, akan semakin sulit dicerna. Jadi bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, akan menumpuk sebagai plak gula darah di pembuluh darah dan organ-organ tubuh, terutama di pancreas, sehingga dapat menyebabkan diabetes.Kalau gula yang masih dalam bentuk asli seperti di dalam buah, masih mudah dicerna oleh tubuh. Sumber : www.5elemen.com |
http://dinkes-sulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=562&Itemid=102