Pilih mana Aren
Genjah atau Aren Dalam?
Oleh : Ir. H. Dian
Kusumanto
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 26 September 2012,
diadakan Seminar Nasional Aren di Hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan
Timur. Seminar ini adalah hasil
kerjasama antara Balit Palma (dulu Balitka) dengan Dinas Perkebunan Kabupaten
Kutai Timur. Tentu saja yang sangat
kelihatan berkepentingan adalah dua institusi ini. Balit Palma ingin melakukan deseminasi hasil-hasil
penelitian tentang Aren oleh para penelitinya, sedangkan Dinas Perkebunan Kutai
Timur ingin ‘melaunching’, mengenalkan kepada public, Aren Genjah dari Desa
Kandolo Kutai Timur yang baru saja dilepas oleh Menteri Pertanian.
Tentang Aren Genjah Kutim ini disebutkan bahwa sifat
genjahnya dikarenakan pada umur sekitar 6 (enam) tahun pohon Aren ini sudah
mulai menghasilkan. Yang dimaksud
menghasilkan ialah, bahwa pohon ini sudah mulai mengeluarkan tandan bunga
betina dan juga tandan bunga jantan yang siap disadap niranya. Selain itu tanaman Aren ini postur tubuhnya
tidak terlalu tinggi pada saat dia mulai menghasilkan, sehingga para petani agak senang karena
mungkin tidak terlalu capek dan kesulitan memanjatnya.
Ternyata Aren Genjah itu tidak hanya dari Desa Kandolo Kutai
Timur. Di Tembaring Sebatik Kabupaten
Nunukan juga banyak ditemui pohon-pohon Aren yang tidak terlalu tinggi, cukup
rendah, namun sudah bisa menghasilkan.
Aren dikatakan sudah menghasilkan kalau pohon Aren sudah mengeluarkan
tandan bunga betina sebagai kolang-kaling, atau tandan bunga jantan yang akan
disadap niranya. Nira Aren yang
disadap dari tandan bunga jantan ini menjadi tanda bahwa tanaman Aren sudah
mulai menghasilkan.
Gambar di bawah ini menampilkan penampakan pohon Aren Genjah
yang ada di Desa Kandolo Kutai Timur dan Aren Genjah yang ada di Kampung
Tembaring Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.
Penampakannya memang terlihat lebih rendah dibanding pohon Aren yang
umumnya tinggi-tinggi. Kemunculan
tandan bunga betina yang pertama bisa dikatakan sebagai ruas batang yang
tertinggi dari pohon Aren. Jarak dari
tanah dengan tandan bunga betina pertama disebut sebagai tinggi tanaman yang
sesungguhnya, itu sekitar 5 (lima) meter.
Pohon Aren Genjah dari Desa Kandolo Kutim ini dikabarkan
berumur 6 (enam) tahun sudah mulai menghasilkan. Sedangkan Aren Genjah di Kampung Tembaring
ini terlihat lebih rendah letak tandan bunga betinanya, dan memang umur mulai
produksi ada umur sekitar 5 (lima) tahun.
Maka kemudian penulis memahami kalau Aren dikatakan sebagai Aren Genjah
maka umur mulai menghasilkan adalah sekitar 5 (lima) tahun. Sekitar 5 (lima) tahun itu artinya bisa 5 minus
1 yaitu 4 (empat) tahun, atau 5 plus 1
yaitu 6 (enam) tahun. Jadi Aren Genjah
adalah pohon Aren yang sudah mulai menghasilkan pada umur antara 4, 5 atau 6
tahun.
Siapa sih sebenarnya yang berhak untuk menentukan bahwa jenis Aren itu genjah
atau dalam?
Sebenarnya istilah ‘genjah’ dan ‘dalam’ itu selama ini
dikenal dari tanaman kelapa. Yang
disebut ‘genjah’ adalah tanaman kelapa yang umur mulai berbuahnya pendek yaitu
yang kurang dari 5 (lima) tahun. Kalau
dia lebih dari lima tahun mulai berbuahnya maka disebut sebagai ‘kelapa dalam’.
Kalau melihat tanaman Aren, selama ini memang yang kita
ketahui kebanyakan Aren baru bisa menghasilkan setelah umur lebih dari 10
tahun.
Di habitat asalnya, Aren hidup liar di hutan. Ada kesan selama ini Aren adalah tanaman hutan. Sehingga kalau mencari Aren, ya harus masuk
hutan. Kalau tidak, kebunnya sangat jauh
dan biasanya kurang terawat alias nampak sebagai tanaman liar. Di kehidupan yang liar inilah maka Aren tidak
pernah ditanam secara sengaja. Oleh karena itu Aren dibiarkan besar
sendiri. Begitu sudah besar dan sudah
mengeluarkan tandan bunga betina atau jantan, Aren baru akan diperlakukan
seperlunya agar mengeluarkan hasil. Maka
umur mulai menghasilkan itu biasanya di atas 10 tahun. Inilah yang akhirnya disebut sebagai Aren
Dalam, yaitu Aren yang mulai
menghasilkan umurnya
lebih dari 10 tahun.
Ternyata kemudian banyak orang yang sudah mulai memikrkan
bagaimana kalau Aren dibudidayakan.
Caranya yaitu mencari bibit yang tumbuh di sekitar pokok pohon, atau
mencari bijinya dan dikecambahkan serta dibesarkan menjadi bibit. Beberapa petani di Nunukan maupun Sebatik
juga heran, kenapa waktu di kampung dulu umurnya lama baru buah. Maksudnya umurnya lebih dari 10 tahun. Sedangkan begitu ditanam di sekitar
pekarangan rumah umurnya menjadi lebih cepat menghasilkan sekitar 6 tahun saja. Itulah yang dialami oleh beberapa petani
seperti Pak Lamonro di Tembaring Sebatik, Pak Sarman di Mambunut
dan Pak Yusak Desa Binusan di Nunukan.
Namun, di beberapa tempat lain di Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan ini yang
paling banyak adalah pohon Aren yang umurnya sedang-sedang saja yaitu sekitar 8
(delapan) tahun. Yang satu ini kita
tidak bisa menyebutnya sebagai Aren Genjah, namun juga tidak termasuk Aren yang
Dalam. Oleh karena itu penulis
menyebutnya sebagai Aren Sedang atau Aren Sadang,
yang umur mulai menghasilkan adalah sekitar 7, 8 atau sampai 9 tahun.
Jadi kalau menurut penulis, maka penggolongan jenis Aren berdasarkan umur mulai
menghasilkan, bisa dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
(1)
Aren Genjah, umur mulai menghasilkan antara 4, 5
atau 6 tahun (dibawah 6 tahun).
(2)
Aren Sadang, umur mulai menghasilkan antara 7, 8
atau 9 tahun.
(3)
Aren Dalam, umur mulai menghasilkan setelah umur
10 tahun.
Bagaimana menurut Anda??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar