......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Selasa, 16 Agustus 2011

Kolang kaling rejeki dari buah yang gatal

Rezeki dari Boh Joek

Matahari belum turun tanah, saat Nurmalawati bersiap-siap mengantar dagangannya ke pasar Lambaro Kaphe, Aceh Besar. Perempuan 45 tahun itu sudah harus tiba di pasar sebelum salat Subuh kelar. Di pasar, ia menjajakan kolang kaling, yang sering dicari warga di bulan mulia ini.
Butiran putih-kenyal ini menjadi primadona. Ia disuguhkan menjadi berbagai macam jenis olahan: sebagai isian kolak, manisan, atau campuran minuman dingin saat berbuka puasa. Kendati tak bernutrisi hebat, kolang-kaling menjadi pelancar pencernaan.
Nurmalawati memanfaatkan betul ceruk pasar kolang-kaling di bulan suci ini. Saban hari, warga Lam Aling, Kecamatan Kutabaro, ini mampu menjual 50 kilogram kolang-kaling. Tapi, ia tak menjual eceran. Ia hanya menjual ke pengecer. Per kilogramnya dihargai 1.500 rupiah. Sebenarnya, puluhan warga Lam Aling mendadak jadi pedagang kolang-kaling pada bulan Ramadan.
Kolang-kaling (dalam bahasa Belanda disebut glibbertkjes) dibuat dari buah aren. Sebelum menjadi butiran putih-bening, buah aren nyaris tak bernilai. Sebelum Ramadan, buah aren sering dibuang begitu saja. Apalagi getahnya gatal menyengat.
Untuk menghilangkan getah gatal ini, Nurmalawati –dan juga pembuat kolang-kaling lain—terlebih dahulu merebus buah aren. Setelah direbus, buah aren dibelah dan isinya dikeluarkan. Butiran putih itu kemudian dibersihkan, sebelum akhirnya dijual ke pasar: dan kita santap!
Bagi warga Lam Aling, memproduksi kolang-kaling sudah menjadi tradisi. Saban tahun mereka memproduksi dalam partai besar. Ini menjadi penopang ekonomi keluarga menyambut lebaran –yang sudah di depan mata. []





Sumber : http://supartaphoto.blogspot.com/2009/09/rezeki-dari-bohjoek.html

Senin, 15 Agustus 2011

Obat Hama Tikus di lahan padi sawah dari Buah Aren

Buah Aren Dalam Pertanian Padi Organik

Buah Aren dari Tangkai Bunga Jantan

Pertanian organik adalah sebuah metode pertanian yang menggabungkan pengetahuan ilmiah tentang ekologi dan teknologi modern dengan praktek pertanian tradisional yang didasarkan pada proses biologis alami. Sedang pertanian konvensional adalah metode pertanian yang menggunakan pestisida sintetis dan larutan pupuk sintetis yang dimurnikan. Peraturan membatasi kaum petani organik yang hanya boleh menggunakan pestisida dan pupuk alami. Prinsip utama dari pertanian organik meliputi rotasi tanaman, pupuk hijau dan kompos, pengendalian hama biologis, dan budidaya mekanis.


Dalam metode pertanian organik pengendalian hama dilakukan secara berbeda. Dalam pertanian kimia, insektisida tertentu digunakan dengan cepat untuk membunuh hama serangga yang secara dramatis dapat mengurangi populasi hama untuk jangka pendek. Sebaliknya, dalam pertanian organik cenderung mentolerir beberapa populasi hama dengan tujuan jangka panjang. Pengendalian hama organik melibatkan efek kumulatif dari banyak teknik seperti : menggunakan tanaman yang bisa mengendalikan hama, pestisida biologis dan herbisida. Sumber : Wiki


Nah dalam kaitan pemakaian tanaman dalam pengendalian hama ini, beberapa waktu lalu saya berbincang dengan seorang petani padi organik dari Jawa Tengah. Menurut Bapak itu orang di desanya sudah lama menggunakan buah aren sebagai pengendali tikus yang suka mengasah giginya dengan memotong batang-batang padi muda . Caranya dengan memecah buah aren segar untuk dimanfaatkan getahnya yang gatal dan beracun. Setelah direndam berapa hari, air yang sangat gatal bila terkena kulit tersebut akan disiramkan disekitar lubang persembunyian tikus. Atau dengan membuat parit di sekeliling sawah dengan mencemplungkan buah aren ke dalamnya. Melalui metode ini diharapkan para tikus “kegatelan” dan ogah mampir lagi ke sawah tersebut.

Aren memang tumbuhan serba guna. Tidak hanya bernilai tinggi sebagai sumber gula (aren), demi masa depan umat manusia yang memproduksi makanan dari hasil pertanian yang berkelanjutan, nampaknya kearifan lokal yang memanfaatkan buah ini sebagai pengendali hama perlu dipertahankan. Semoga!

Salam,
-- Evi Indrawanto
Arenga Palm Sugar Organic Sugar for All Purpose Sweeteners
Sumber : http://gula-aren.blogspot.com/