......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Senin, 13 Oktober 2014

Kisah tentang si manis gula Aren di Kabupaten Kayong Utara


SI MANIS YANG MENGGIURKAN
March 15, 2012
Banyak tumbuh dikayong utara. Arenga Pinnata yang lazim disebut pohon aren memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (KKU) membidik peluang ekonomis yang menjanjikan. Pohon aren dimanfaatkan untuk diambil airnya sebagai bahan membuat gula aren, 
“Masyarakat kita lebih mengenal pohon aren sebagai pohon Nau dan banyak liar namun tidak digarap optimal,” Kata Sekretaris Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Kayong Utara, Ir H Wahono ditemui Equator diruang kerjanya, Pengelolaan Guala aren oleh masyarakat di Kabupate Kayong Utara masih di lakukan secara tradisional. padahal jika dikelola secara maksimal bisa menghasilkan nilai ekonomi yang memuaskan. 
Pohon tersebut mudah tumbuh termasuk di KKU sangat cocok tak hanya dapat menghasilkan gula merah, daun pohan nau juga bisa dijadikan rokok dan lidinya bisa dibuat sapu lidi. Sedangkan kulitnya dari batang pohon itu bisa diolah menjadi ijuk. Sejauh ini, pohon aren yang terdapat di sebuah lokasi di Kabupaten Kayong Utara baru sebatas dijadikan gula merah. Gula merah ini dihasilkan dari nira atau air dari buah aren. 
“Jadi nilanya yang diolah menjadi gula merah. kalau nira atau airnya agak sudah rusak maka bisa dibuat bahan atau produk alkohol dan jika nira rusaknya sudah parah dapat dijadikan cuka tetapi kalau dijadikan cuka tidak bisa tahan lama.” papar Wahono. Wohono optimis ekonomi masyarakat akan meningkat jika pohon aren dikembangkan. Pasalnya, harga gula merah atau gula aren di pasaran sekarang mencapai Rp 16.000 perkilo. 
“Saya sudah survey harga gula aren di pasar di daerah kita yang menembus angka Rp 16.000 perkilo,”ucapnya. Satu pohon aren, kata Wahono bisa menghasilkan sebanyak 15 sampai 20 liter nira. Sedangkan jika dimasak menjadi gula dapat menghasilkan 4 sampai 6 Kg. 
“Jika disesuaikan dengan harga pasar sekarang, maka untuk satu pohon aren dalam sehari bisa menghasilkan Rp 60 ribu. Ini kita hitung minimal jika niranya dalam sehari hanya 4 liter untuk satu pohon.” ujar dia. 
Proses pengambilan nira dilakukan pada pagi dan sore hari. Ketika pagi hari biasanya dimulai pukul 05.00 hingga 07.00. Sedangkan sore hari dimulai pukul 17.00 hingga 19.00. Melihat potensi pohon aren yang cukup menjanjikan, dilanjutkan Wahono, dishutbun Kabupaten Kayong Utara pada tahun ini akan mencoba memulai mengembangkan  pohon aren yang rencananya dilakukan di Desa Pampang harapan, kecamatan Sukadana.
”Untuk tahun ini, kita coba menanam sebanyak 3.000 pohon aren di Desa Pampang Harapan sebagai percontohan.’ ujarnya. Nilai ekonomi yang dari pohon aren diakui Wahono, bisa mengalahkan sawit dan juga karet. Betapa tidak semua yang terdapat di pohon aren bisa diolah dan pemiliki nilai ekonomi. “hanya saja, panen pohon aren agak lebih lama jika dibandingkan dengan sawit atau karet. sebab pohon aren baru bisa dipanen selam 6-7 tahun setelah ditanam, ” katanya. masa produktif pohon aren hanya sekitar 20 tahun niranya bisa diproses setiap hari selama 4-5 bulan. “Setelah 4-5 bulan, maka ada masa istirahat, hanya saja saya belum begitu tahu persis masa istirahatnya berapa lama.” Ucap Wahono. 
Tanaman aren yang masih bertahan sekarang ini, umumnya tumbuh karena jasa baik binatang munsang atau luak (paradoxurus hermaprodites) yang selain menggemari biji kopi juga menyantap buah aren. Biji buah aren yang tidak tercerna inilah yang di buang melalui ” pintu belakang” kemudian berkecambah lalu tumbuh menjadi pohon aren dengan penyebaran yang tidak teratur. Oleh karena itu, binatang munsang itu sendiri semakin banyak dimusnahkan oleh teror ternak ayam maka kelanjutan budi daya secara teknis buatan belum layak dilakukan instansi terkait. sedangkan beberapa negara tentangga seperti malaysia dan muangthai telah melakukan proses pembibitan secara intensif dengan skala besar.
Sumber Equator, Kamis 15 Maret 2012

Sumber : http://dishutbun.kayongutarakab.go.id/?p=233

Dengan tambahan Ijuk Aren, bangunan Beton lebih kuat, lebih ringan dan lebih murah

Dalam suatu penelitian ini yang mengangkat pemanfaatan ijuk (serat alam) sebagai alternative bahan pembuatan beton yang diaplikasikan dalam bangunan, semakin menunjukkan bahwa  ijuk adalah serat alami yang sulit busuk karena tidak ada decomposer yang dapat menguraikan ijuk tersebut.

Di Indonesia banyak sekali tumbuhan aren dimana ijuk diambil dari pohon aren tersebut.  Ijuk adalah serat aren yang kuat dan tahan lama. Sehingga jika Ijuk Aren dimasukkan dalam struktur pembuatan beton, maka beton akan lebih kuat, lebih ringan dan mempunyai nilai ekonomis yang relative rendah (murah). Para developer, para perencana bangunan sampai para tukang bangunan akan bisa memberikan ijuk atau serat aren dalam beton sebagai pendamping besi. Ini barangkali suatu inovasi yang mendapat hasil yang menakjubkan dan pertama di dunia yakni pemanfaatan ijuk dalam beton.

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mencari ijuk. Setelah mendapatkannya, ijuk tersebut dibuat berulir dengan tujuan untuk menyatukan kekuatan materi campuran semen dan pasir dengan ijuk tersebut. Ternyata beton yang memakai campuran ijuk lebih murah, kuat, dan lebih ringan dibandingkan dengan beton yang tidak memakai campuran ijuk di dalamnya. Hal ini dikarenakan pemakaian ijuk dapat memperkecil jumlah penggunaan pasir dan semen pada beton. Selain itu ijuk menambah kekuatan beton karena sifatnya yang lentur dan kuat

Menurut hasil suatu penelitian bahwa beton yang memakai campuran ijuk dapat menopang beban yang lebih kuat dari pada yang tidak memakai ijuk. Hal ini dapat disimpulkan bahwa beton yang memakai campuran ijuk lebih kuat dari pada yang tidak memakai campuran ijuk. Begitu juga berat beton yang memakai campuran ijuk lebih ringan dari pada yang tidak memakai campuran ijuk. Sehingga ini sangat efisien dalam inovasi bangunan pada masa sekarang.

Penggunakan ijuk selama ini masih belum maksimal jika dilihat dari melimpahnya ijuk, jadi dengan adanya produk ijuk pendamping besi dalam beton ini, akan membantu memanfaatkan ijuk yang melimpah dengan hasil yang lebih bagus dan menguntungkan. 

Ijuk dapat dijadikan penguat pada beton karena sifatnya beton dapat ringan kuat serta elastis.   Bahwa serapuh-serapuhnya beton yang memakai ijuk masih rapuh yang tidak memakai ijuk serta sekuat-kuatnya beton yang tidak memakai ijuk masih kuat beton yang memakai ijuk. Sehingga kekuatan beton maupun dak yang memakai penguat perpaduan ijuk dengan besi lebih kuat jika dibandingkan dengan beton dan dak yang memakai penguat besi saja.  Penggunaan campuran ijuk pada beton dan dak terbukti lebih kuat, lebih ringan serta mempunyai tingkat ekonomis yang tinggi.

Bagi arsitektur, ketekniksipilan dan semua masyarakat, dalam bangunan harus memperhatikan kekuatan, biaya serta keringanan beton dalam bangunan. Sehingga disarankan agar lebih baik menggunakan ijuk sebagai pendamping besi dalam beton untuk keefektifan beton.

Disarikan dari hasil penelitian Sofyan Ali Wardana, Poltek Malang.



Kisah Eksportir Sapu Ijuk Aren ke Manca Negara

Sempat Dikalahkan Teknologi, Jepang Masih Jadi Langganan



Kisah UD Wartono, Pengekspor Sapu Ijuk ke Manca Negara

Sapu ijuk, mungkin barang yang biasa-biasa saja. Tapi di tangan ahlinya, sapu itu menjadi barang layak ekspor dengan pangsa pasar yang jelas. Salah satunya, Jepang yang sangat membutuhkan. UD Wartono menangkap peluang itu.

AWALNYA hanyalah penjual sapu keliling. Modal sapu buatan sendiri, yang jumlahnya tak lebih dari 10 batang setiap produksi. Jika beruntung mendapat tempat, sapu ijuk dan sapu lidinya, bisa mejeng di Pasar Besar. Si penjual pun tak perlu bersusah payah menjajakan sapu keliling mengendarai sepeda jengki. 

Siapa sangka, belasan tahun kemudian, rata-rata 5.000 batang sapu buatannya, selalu ditunggu penduduk Jepang setiap bulan. Tradisi ekspor sapu dari Malang ini pun, berlangsung hingga saat ini.

Tentu bukanlah hal mudah bagi Judy R Wartono, pemilik UD Wartono, untuk mewujudkan cita-citanya. Dibutuhkan tidak sedikit tenaga dan biaya, serta keberanian, untuk sekadar memulai usaha berjualan sapu. Pria kelahiran Surabaya 64 tahun silam ini, merintis usahanya dengan modal nol rupiah. 

‘’Saat itu saya nganggur, miskin, tidak punya rumah, tidak punya uang. Karena berteman dengan tukang sapu, saya minta diajarin buat sapu. Saya ngutang ijuk ke tukang sapu dan ngutang kayu ke toko kayu. Semua utang saya bayar lunas selama dua bulan saja,’’ kisahnya pada Malang Post saat bertamu di kediamannya beberapa saat lalu.  

Berbekal keberanian melihat kesalahan diri sendiri, pria yang dikaruniai satu buah hati ini, terus mengembangkan usahanya. Sapu ijuk dari pohon aren, yang dirangkai sendiri dengan tangannya, dijajakan berputar kota Malang hingga Dau, setiap hari dengan sepeda jengki. 

Malangnya sepeda yang digunakan sejak awal usaha itu, raib tak lama setelah hutangnya berhasil dilunasi. Yongki lantas menyewa becak, untuk menjajakan sapunya yang semakin banyak. 

‘’Saat itu, saya punya 1 pegawai. Setelah itu berkembang jadi 7 di tahun 1982 saat saya membuka usaha UD Wartono dan mendapatkan izin dari Pemkot Malang waktu itu,’’ jelasnya sembari menunjukkan papan perizinan yang masih tertempel di salah satu dinding di kediamannya tersebut.

Usaha pun mengikuti pasang surut jaman. Bahan baku yang kian langka dan mahal, tak menyurutkan niatnya untuk tetap fokus di usaha sapu. Sampai kesempatan untuk menjual sapi di negeri lain pun masuk.

‘’Dari banyak jalur, saya mendapat kesempatan berjualan sapu ke Eropa dan Asia. Dulu ada banyak negara yang mau beli sapu, tapi setelah teknologi semakin maju, pengguna sapu ijuk semakin menyusut. Tinggal Jepang saja sampai sekarang,’’ tuturnya. Walaupun enggan menyebutkan data, berapa jumlah sapu yang di ekspor, namun catatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang menyebut, rata-rata ekspor UD Wartono mencapai angka diatas 5.000 unit per bulan. Perkiraan nilainya USD 65 ribu. UD Wartono pun tercatat sebagai satu dari sedikit perusahaan yang mengimpor barang setiap bulannya dari Malang.

Sapunya cap dua macan, dikenal memiliki kualitas terbaik di pasaran lokal. Harga rata-rata di pasaran untuk sapu ijuk berlambang dua harimau mengapit sapu ini, berkisar antara Rp 17 ribu hingga Rp 20 ribu. 

Sementara sapu untuk Jepang, dibuat dengan standar yang berbeda. Karena harus memenuhi keinginan asosiasi pedagang sapu Jepang. Sapu ijuk alami buatanya, banyak diminati negeri matahari terbit itu terutama sepanjang musim dingin.
‘’Sapu dari plastik sintetis, sudah banyak di Cina dan Jepang. Tapi sifat plastik mengeluarkan medan magnet saat musim dingin. Jadinya kotoran malah lengket. Di Jepang masih menggunakan sapu ijuk untuk menyapu teras depan tempat sandal dan jaket dilepas dan digantung. Kalau bagian dalam sudah pakai penyedot debu,’’ bebernya ramah.

Ijuk milik Yongki, didapat dari Jawa Barat dengan sistem bayar di depan. Setiap bulannya, bisa dipastikan armada angkutan barangnya selalu mengusung ijuk dari Jawa Barat ke Malang. Yongki lebih memilih tetap menetap di Malang ketimbang harus hijrah ke Jawa Barat mendekati bahan baku sapunya.
Alasannya sederhana. ‘’Di Malang saya bisa pulang makan, tidak terlalu macet dan fasilitasnya lengkap. Saya sudah disini sejak awal membuat sapu dan akan tetap membuat sapu sampai nanti,’’ ucapnya jelas. (Dyah Ayu Pitaloka)  

Sumber : http://www.malang-post.com/features/58437-sempat-dikalahkan-teknologi-jepang-masih-jadi-langganan



Minggu, 12 Oktober 2014

Tambang Emas dari Kebun Aren

Panen Aren Layaknya Tambang Emas

peluang-menyadap Aren  Punya daya jual dan produksi yang besar, Aren bisa menjadi primadona buat petani. Selama ini, masalah pengembangannya hanya karena minimnya pengetahuan dan informasi.
Ranap Simanjuntak
Peluang-Gula ArenPeluang-Gula Aren
Aren atau Enau (bahasa latin Arenga pinnata, suku Arecaceae) merupakan palma yang serbaguna dan mudah ditemui di wilayah Indonesia. Di beberapa daerah Aren punya nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatera dan Semenanjung Malaya). Di wilayah Sulawesi ada pula yang menyebutnya kawung, taren, akol, akel, akere, inru, indu, dan di Nusa Tenggara disebut moka, moke, tuwa, dan tuwak.
Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter di atas permukaan laut ini buahnya kolang-kaling dapat dipakai untuk campuran minuman, nira-nya didapatkan dari penyadapan batang bunga. Dan, kayunya dapat diolah menjadi tepung sagu (aci aren). Sejatinya pula, Aren bisa dibudidayakan sebagai tanaman sela dan reboisasi bagi konservasi lahan.
Di Sulawesi Utara (Sulut), Aren  yang dikenal dengan nama pohon seho, merupakan tanaman yang tumbuh liar di daerah pegunungan dengan populasi lebih dari dua juta pohon. Masyarakat di daerah tersebut memanfaatkannya lewat sumber mata pencaharian melalui produksi minuman saguer (sejenis tuak) dan captikus (alkohol kadar tinggi). Atau diolah menjadi gula Aren biasa disebut pula gula merah.
Sebenarnya, potensi Aren bisa dikembangkan. Masyarakat di Sulut dan tempat lain bisa memanennya seperti menambang emas. Sebab, prospek produksi gula dari nira Aren sangat menggiurkan. Betapa tidak? Lihat saja harga nira di Tomohon, Sulut misalnya Rp 2.000 untuk tiap liter. Di mana, satu pohon bisa menghasilkan paling tidak 10 liter per hari. Bila rata-rata 1 hektar ada 150 pohon maka pendapat sehari saja mencapai 150x10x2.000 = Rp. 3.000.000. Kalau sebulan bisa mengumpulkan Rp 90 juta.
Begitu pula kalau diolah menjadi gula Aren yang dicetak secara tradisional yang dicetak dalam bentuk separuh batok kelapa, kotak, silinder, atau lempeng. Rata-rata tiap 5 liter nira bisa menghasilkan 1 kg gula merah. Kalau satu pohon ada 10 liter berarti bisa menciptakan 2 kg. Di mana, satu hektar ada 150 pohon maka terkumpul 300 kg tiap harinya. Dengan harga gula merah sekitar Rp 15.000 (untuk grade A) maka didapat hasil Rp 4,5 juta tiap hari dari satu hektar.
Bila hasil ini dikurangi dengan alat seperti produksi tradisional pakai kayu bakar untuk memasak saja tidak habis Rp 500 ribu tiap hari. Bah, ternyata sisanya bisa terkumpul Rp 120 juta tiap bulan untuk satu hektar saja. Atau, katakan saja hasilnya hanya setengah. Ini bisa menyamai gaji resmi presiden yang hanya dibayar Rp.62.497.800 per bulan.
Sejauh ini Aren memang jauh lebih produktif ketimbang tanaman tebu dalam menghasilkan kristal gula dan biofuel per satuan luas. Produktivitasnya bisa 4-8 kali dibandingkan tebu. Gula Aren sendiri bisa dibuat gula kristal yang dapat diekspor. Harga ekspor itu bisa naik lagi menjadi Rp 50.000/kg dari di tingkat konsumen misalnya Belanda seharga Rp 90.000/kgpeluang-buah kolang kaling seger
Padahal, Aren juga masih punya pemberdayaan lainnya. Nira Aren juga bisa diolah menjadi bioetanol. Lalu, Serabut-serabut pada tubuh pohonnya juga bernilai ekonomis. Rambut-rambut hitam yang dinamakan ijuk ini bisa dibuat menjadi alat pembersih (sapu, sikat), tali, peredam suara studio, bantalan lapangan bola, pembungkus kabel bawah laut, tempat memijah ikan, dan kerajinan tangan yang beraneka.
Belum lagi buahnya, kolang-kaling dengan harga jual termurah Rp 5.000 per kg. Lalu, batang Aren yang bisa bertahan hingga 25 tahun itu juga menyimpan sagu. Sementara kalau sudah tua, bagian luarnya masih berfungsi sebagai kayu bahan mebel.
Di Tomohon sendiri masyarakatnya memanfaatkan panas bumi dari Gunung Soputan dan Lokon. Gunung Lokon yang berstatus Siaga sejak 24 Juli 2011 terus menyemburkan belerang sepanjang tahun. Sedangkan Gunung Soputan meletus dan menyemburkan asap hingga 5.000 meter dari puncak pada Minggu, 26 Agustus 2012.
Namun, ini menjadi berkah. Sejak 2001, sistem geotermal yang muncul dari aktivitas kegunungapian di kawasan ini telah menghasilkan listrik 60 megawatt (MW) dan memasok sekitar 60% kebutuhan listrik Sulawesi Utara. Sejak 2007, sisa energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk mengolah air nira menjadi gula.
Di daerah itu juga berdiri pabrik PT Gula Aren Masarang yang mampu rata-rata 3,5 ton gula kristal atau gula semut per hari dengan memanfaatkan panas bumi. Pabrik ini menjalin hubungan harmonis dengan para petani. Ada pola berbasis koperasi yang dibentuk pada setiap desa dan dibentuk pabrik mini pada masing-masing desa. Pada akhirnya, tak terjadi ketimpangan antara petani dan pengusaha. Keduanya mendapat keuntungan serta bisa saling melengkapi. Ini bisa ditiru.

Teknik Membibit Aren
Bagi yang tertarik mulai menanam Aren sebenarnya tak perlu khawatir. Jenis tanaman ini tergolong kuat, dapat tumbuh di mana saja sekaligus kebal atas berbagai serangan hama. Namun, agar tanamannya menjadi unggul dan hasilnya melimpah tak ada salahnya melakukan pembibitan berikut ini.
Pertama, buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang dan sehat. Ini bisa terlihat dari kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah  sekitar 4 cm.
Kemudian buah Aren ini disimpan selama 4 minggu dalam wadah plastik dengan media pasir pada suhu kamar. Dengan cara ini  biji aren dapat berkecambah dengan daya kecambah 71% dengan kecepatan kecambah 2-4 minggu.
Bila kecambah sudah tumbuh hingga 3-5 cm, maka dipindahkan ke tempat pembibitan (bedeng pembibitan ataupun polibag). Pemindahan ke pembibitan ini dilakukan sore hari untuk mencegah terjadinya penguapan yang tinggi apabila dipindah pagi hari.
Apabila menggunakan polibag, ukurannya tinggi 30 cm dan diameter 20 cm. Media tumbuh yang digunakan ádalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2, dan polibag diisi media hingga 3/4 penuh. Pembibitan diberi naungan setinggi 1 m, karena bibit aren sangat peka terhadap sinar matahari langsung.
Pemeliharaan bibit dilakukan terutama untuk menjaga media tumbuh dalam keadaan tetap basah tetapi tidak tergenang air, sehingga aerasinya baik dan akar dapat bertumbuh dan berkembang baik. Bibit aren perlu dipupuk untuk  meningkatkan pertumbuhan.
Takaran dan jenis pupuk untuk bibit aren berbeda menurut umur bibit (Tabel ). Cara pemupukan ,yaitu dengan memasukkan pupuk ke dalam media tumbuh mengelilingi bibit dengan jarak sekitar 5 cm.  Pemupukan dilakukan  setiap 2 bulan (lihat tabel). Selain pupuk buatan, penggunaan pupuk organik kotoran sapi sebanyak 300 g/bibit memberikan pertumbuhan bibit aren yang baik.
Barulah ketika bibit berumur 1-2 tahun, dipindahkan ke lokasi penanaman/kebun dengan ukuran lubang tanam  50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Sambil menunggu tumbuh, di samping tanaman ini bisa ditanam berbagai tanaman seperti singkong, kacang panjang, dan lain-lain. Dan, saat sudah berumur 5 tahun akan menjadi tambang emas buat petani.
Tabel Takaran dan Jenis Pupuk Bibit Aren
Peluang-bibit pohon Aren
Umur bibit (bulan)Urea (g/bibit)TSP
(g/bibit)
2105
41010
62015
825
20

Sumber : http://ranapsimanjuntak.wordpress.com/2013/01/15/panen-aren-layaknya-tambang-emas/

Lidi Aren untuk Sapu dan Aneka Kerajinan

ANEKA MANFAAT LIDI AREN

Sapu Lidi adalah alat pembersih halaman atau pekarangan, atau jalan raya, sapu lidi banyak di gunakan oleh perumahan, perkantoran atau petugas kebersihan.

Lidi yang terbuat dari Pelapah Kelapa sama Aren ini tidak hanya di gunakan untuk Sapu tapi bisa di gunakan juga untuk Tusukan Sate, Makanan Tradisional, dan juga sebagai alat untuk pengunci bungkusan makanan Khas Sunda.
selain itu juga banyak gi gunakan kerajinan, Tatakan Piring, penghias Lampu, dan banyak lagi.

Contoh kerajinan dari Sapu Lidi





Selain ini juga masih banyak lagi kerajinan yang terbuat dari Lidi ini.

Sumber :  http://bandungrcmbisnis.wordpress.com

Sabtu, 11 Oktober 2014

Ijuk Aren berpotensi ekonomi tinggi

IJUK AREN

RACHMAN GENERAL TRADING















IJUK Adalah bagian lapisan dari pohon Aren, ijuk membungkus sebuah pohon aren yang meliputi dari bawah sampai atas batang aren, ijuk juga bermanfaat sebagai kerajinan yang sering kita temukan di sekitar kita, seperti Sapu Ijuk, Atap Ijuk, Tali untuk pengikat sebuah penahan bangunan yang berpariasi, ijuk juga sering di gunakan oleh peternak ikan gurame, yaitu untuk prosesi perteluran dari perkawinan ikan Gurame.
Contok Kerajinan yang terbuat dari Ijuk Aren :

Selain itu ijuk juga banyak di manfaatkan, dan banyak lagi kerajinan dari ijuk

Sumber : http://bandungrcmbisnis.wordpress.com

Ijuk Aren berpotensi untuk menjadi Plafon Gipsum

Gipsum Dari Ijuk Aren

Sekarang ini industri dan perdagangan nasional maupun Internasional yang berasal dari sumber daya hutan sudah sangat memprihatinkan. Sumber daya hutan makin hari makin langka dan mahal, hal ini diakibatkan oleh makin sempitnya lahan dan makin berkurangnya luas areal hutan di Negeri ini. Dengan makin berkurangnya jumlah hutan maka seiring dengan itu juga akan mengurangi jumlah produksi hasil hutan, sehingga hasil hutan yang akan dijadikan bahan industri juga akan menjadi berkurang dan langka.
Seiring dengan perkembangan zaman dan makin kompleknya permasalahan lingkungan dengan isu pemanasan global, maka perlindungan dan penyelamatan hutan merupakan salah satu agenda utama pada saat ini. Melihat dari permasalahan tersebut sudah saatnyalah kita mencari alternatif lain dalam pembuatan papan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu diantaranya adalah dengan pemanfaatan ijuk dari pohon aren sebagai pengganti memenuhi kebutuhan kayu.
Ijuk atau serat ijuk dari pelepah pohon aren adalah serat yang banyak mengandung Lignoselulosa, sehingga dapat dijadikan sebagai pengganti kayu. Ijuk juga dapat digunakan untuk pembuatan produk-produk yang selama ini menggunakan serat dari kayu hutan, yang pada dasarnya telah melampaui batas kemampuan hutan tersebut. Serat kayu pada pembuatan plafon dapat diganti dengan serat pelepah pohon aren misal pada pembuatan plafon gipsum.
Dalam pembuatan plafon gipsum banyak faktor yang mempengaruhi mutu plafon tersebut, antara lain jenis bahan baku, berat jenis bahan baku, perlakuan pendahuluan, ukuran partikel, perbandingan partikel dengan gipsum yang digunakan dan lain sebagainya. Zuliafebriani (2010) melakukan penelitian terhadap plafon gipsum menggunakan serat tandan kosong sawit dengan judul Pengaruh Beberapa Perlakuan Pada Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis. Jacq) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis  Plafon Gipsum didapatkan hasil dari penelitian tersebut pada pengujian sifat mekanis plafon gipsum yang dilakukan didapatkan hasil keteguhan tekan plafon gipsum dengan nilai rata-rata berkisar antara 607,44 kg/cm2 samapai 677,2 kg/cmdan untuk nilai keteguhan tekan didapatkan nilai rata-rata berkisar antara 2,6 kg/cm2 sampai 6,33 kg/cm2
Ijuk dari pohon aren memilki kandungan holoselulosa, selulosa dan pentosan dalam jumlah cukup tinggi, serta kadar abu dan lignin yang relatif rendah. Secara kualitatif unsur kimia yang dikandung serat ijuk adalah karbon (C), natrium (Na), magnesium (Mg), silikon (Si), aluminium (Al), kalium (K), dan kalsium (Ca). Rahmad M. ( Joesoef et al. 1979 dalam Nurakhman, 1998)
Sumber : http://bajoebel.wordpress.com/2011/08/25/gipsum-dari-ijuk/


Aneka manfaat Aren membuka prospek bisnis semakin luas

Potensi Pengembangan Aren dalam Prospek Usaha Agribisnis Berbagai Macam Manfaat



Tanaman Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) merupakan tanaman yang serbaguna. Luas lahan kebun aren di Indonesia pada tahun 2008 sekitar 70.000 hektar. Propinsi dengan lahan perkebunan aren terluas Kalimantan Timur (17.794 hektar), Kalimantan Tengah (17.000 hektar). Dan Jawa Barat (13.878 hektar). Jawa Barat merupakan daerah persebaran aren terluas di Jawa dengan produksi gula aren mencapai 6.686 ton/tahun. Meski begitu kebutuhan gula pasir Jawa Barat relatif tinggi, 510.000–516.000 ton/tahun. 

Produk olahan nira aren berupa gula aren nilainya paling tinggi dibandingkan dengan gula merah lainnya. Produsen gula aren masih mengolahnya secara tradisional, yang dicetak dalam bentuk separuh batok kelapa, kotak, silinder, atau lempeng. Gula aren merupakan gula murni yang tidak menggunakan bahan kimia pengawet, pewarna, atau aroma dalam pengolahannya. 

Berbagai macam produk dari tanaman aren dimana akar aren digunakan untuk berbagai obat tradisional.Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang pohon aren bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie, dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang memiliki rasa manis bisa digunakan sebagai sayur mayur. 

Manfaat aren lainya yang bisa dimaksimalkan yaitu bagian Ijuk. Ijuk dari batang pohon aren juga bisa dipintal menjadi tali,meskipun agak kaku,tali dari ijuk batang aren ini memiliki kekuatan yang cukup awet, kuat, dan tahan lama.Ijuk juga bisa digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Produksi gula aren merupakan terbesar di Indonesia hingga mencapai ratusan ton per bulan. Untuk produksi gula aren Lebak sudah memiliki sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar di tujuh negara dunia itu. 

Kelebihan gula aren Lebak, selain organik yang menyehatkan juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Selain itu, katanya, rasanya manis, beraroma, dan juga bertahan lama. Gula aren Lebak dijadikan bahan roti, minuman, dan aneka kuliner lainnya. Diperkirakan untuk produksi gula aren diekspor ke pasar mancanegara mencapai 50 - 70 ton per bulan. Didaerah Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Cibeber, dan Muncang, perajin gula aren itu tersebar untuk wilayah Provinsi Banten. Dengan meningkatnya permintaan pasar itu tentu bisa mendongkrak pendapatan perajin gula semut.

Permintaan serta minat konsumen luar negeri menyukai gula aren berasal dari Lebak karena masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia. Beberapa produk olahan asal aren asal Indonesia di wilayah Provinsi Banten ini akan memiliki nilai tambah bagi petani perajin. Hal ini mengindikasikan dalam perolehan manfaat perdagangan aren Indonesia pengaruh faktor non harga masih cukup signifikan. Konsumen dari luar negeri menyukai gula aren berasal dari Kabupaten Lebak karena masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia. Meningkatnya permintaan itu, karena dilengkapi dengan sertifikat pangan organik internasional yang dikeluarkan pemerintah. 
Faktor-faktor yang terkait dengan: kualitas produk, tingginya biaya transportasi, dan kompleksitas prosedur ekspor diduga turut berpengaruh terhadap perolehan manfaat perdagangan ekspor produk kelapa Indonesia yang belum maksimal. Dengan adanya proses untuk sertifikasi internasional terhadap gula aren salah satunya di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, diharapkan potensi pengolahan gula aren ini dapat secara optimal dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian di tingkat petani dan masyarakat.
(Data aren, data disbun Banten, media, data diolah F. Hero Purba)

Sumber : http://heropurba.blogspot.com/2014/06/potensi-pengembangan-aren-dalam-prospek.html


Aren Foundation Paparkan Potensi dan Prospek Aren di Kabupaten Nunukan












POHON AREN, POHON UNTUK YANG INGIN KAYA RAYA

Budidaya Aren, Pohon Paling Kaya

Aren (arenga pinnata merr) telah berabad-abad dikenal dan dimanfaatkan oleh umat manusia. Aren atau enau termasuk tumbuhan suku pinang-pinangan, bersama tumbuhan rumbia, nipah, pinang. nibung, dll.
Aren menghasilkan air nira yang berasal dari mayang atau tandan buahnya yang disadap. Air nira sendiri dapat diolah menjadi gula aren, gula semut, minuman segar, sirup, bio ethanol, methanol, tuak atau sopi. Selain itu, aren juga bisa menghasilkan buah yang biasanya diolah menjadi kolang-kaling atau bargat. Produk lain dari pohon aren adalah ijuk, lidi dan sagu. Kayunya bisa dimanfaatkan menjadi bahan bangunan sederhana. Akar dan daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Sayang, sampai saat ini masih sedikit orang yang mau membudidayakan pohon aren. Kebanyakan pohon aren yang ada adalah pohon yang tumbuh liar. Menyebar dengan bantuan air dan hewan musang. Padahal, aren sangatlah ekonomis dan menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif.
Orang jarang mau membudidayakan aren karena melihat pohon aren yang tumbuh liar di alam, baru bisa berproduksi setelah berumur 10-12 tahun. Padahal bila ditanam dan dirawat dengan baik, aren sudah dapat mulai berproduksi pada umur 6-7 tahun saja.
Secara umum, aren produksi dibagi menjadi tiga jenis. Aren genjah, aren dalam dan aren tingi. Persilangan aren genjah dengan aren dalam bisa menghasilkan aren sadang. Kekurangan dan kelebihan masing-masing jenis sudah penulis paparkan pada tulisan sebelumnya. Penulis sendiri menanam aren jenis dalam, berdasarkan pertimbangan ekonomis.
Di Tawau, Malaysia, aren telah dikebunkan secara profesional dan menghasilkan methanol, ethanol fuel grade dan alcohol pharmacy grade.
Menurut perhitungan kami, bila dibudidayakan dengan baik, dalam rentang waktu 15 tahun, maka aren dapat menghasilkan uang 4-5 kali lebih banyak dibanding uang yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit atau karet.
Saat berproduksi, satu pohon kelapa sawit akan menghasilkan uang rerata Rp.525/pohon/hari. Sementara itu, aren menghasilkan uang rerata Rp.14.700/pohon/hari. Semua angka sudah dipotong biaya panen, namun belum dipotong biaya produksi lain. Untuk sawit dan aren, biaya produksi relatif tak beda jauh. Produk akhir yang dijual adalah TBS dan nira.
***
Aren dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 3-1700 mdpl. Level idealnya ada di 400-1500 mdpl. Aren akan menghasilkan nira yang banyak di daerah yang pada siang hari cuaca panas (25-32 derajat C), sementara dimalam hari suhu udara cukup dingin (15-20 derajat C).
Selain cuaca, faktor yang mempengaruhi banyaknya air nira adalah perawatan dan pemupukan, salinitas, ketersediaan air tanah, kualitas bibit, dan yang paling penting adalah perlakuan manusia. Bila manusia memotong pelepah daun aren terlalu banyak sehingga daun yang tinggal hanya sedikit, maka produksi nira akan merosot tajam.
Berdasarkan wawancara kami dengan enam orang petani penyadap aren di Sumatera Utara, berikut kami simpulkan ciri-ciri pohon aren yang bagus.
1.Batangnya besar.
2.Pelepah daunnya besar.
3.Daunnya lebar dan panjang.
4.Akarnya membentuk tunggul, makin tinggi makin baik. Akar serabutnya halus
dan tunggul akarnya ini lebih besar daripada batangnya.
5.Lengan mayangnya sedang besarnya dan tidak terlalu keras..
6.Buahnya banyak dan besar-besar (>4cm).
7.Ijuknya banyak yang halus, tidak kasar semua.
8.Saat ia berbunga betina, tidak ada pohon aren lain di dekatnya yang juga sedang berbunga betina.
Pohon aren dengan delapan kriteria di atas adalah pohon yang potensial untuk dijadikan indukan. Yang diambil adalah biji dari buah matang yang berada di bagian luar mayang, atau setengah untaian mayang yang bagian atas. Buah yang berada di bagian dalam mayang, kurang baik dijadikan bakalan benih.
***
Cara membuat bibit aren :
Buah di pohon yang sudah tua dipotong setengah bagian tandan mayangnya yang bagian bawah, lalu dibuang. Buah yang masih tersisa dibiarkan matang lalu jatuh sendiri.
Buah ini dikumpulkan di tempat yang terkena sinar matahari, lalu diinjak sampai pecah. Kemudian disiram lalu dijemur. Setengah bulan kemudian bijinya diambil lalu dicuci bersih. Hati-hati mengerjakannya, karena buah aren sangatlah gatal. Bila terkena getahnya yang gatal, cuci bersih dengan sabun lalu cuci dengan abu sekam padi. Bila terjadi pembengkakan, segeralah ke dokter.
Biji lalu dijemur kering selama 2-3 hari. Kemudian direndam selama 10 hari. Tiriskan.
Buat lubang di tanah sedalam 25 cm. Panjang dan lebarnya sesuaikan dengan banyaknya biji yang akan disemai. Isi pasir setebal 12 cm. Lalu taburkan biji aren setebal 5 cm. Tutupi kembali dengan pasir setebal 8 cm. Siram setiap 2 hari sekali.
Bila berhasil, maka aren akan mulai berkecambah pada bulan ke tiga. Jika sampai bulan keenam tak jua tumbuh, maka : ANDA BELUM BERHASIL ! Hehehe…
Menurut pengalaman kami, tingkat perkecambahan hanya sekitar 20%. Yang 80% sisanya : gagal. Angka ini adalah angka kebalikan jika dibandingkan kalau kita mengkecambahkan biji kelapa sawit atau karet.
Kunci keberhasilan pengkecambahan ini adalah menjaga kelembaban. Medium tidak boleh terlalu basah atau kering. Harus selalu lembab. Karena itu disarankan agar membuat atap di atas medium persemaian.
Panen kecambah dilakukan bila apokol atau mata tunas sudah sepanjang 5 cm atau lebih. Jika kurang, maka kemungkinan apokol akan cepat kering karena masih terlalu muda. Jika akan ditanam sendiri, biarkan kecambah sampai tumbuh menjarum atau berumur sekitar 45 hari sejak mulai berkecambah.
Kecambah lalu ditanam ke dalam tanah bermedia polibag ukuran 12-17 cm atau lebih. Hindari pengunaan pupuk kandang untuk mencegah timbulnya jamur. Benamkan 2/3 bagian apokol. Lakukan dengan lembut, karena apokol ini cukup rentan. Jangan lupa untuk membasahi tanah sebelumnya. Gunakan tanah gembur dan berhumus banyak. Sebaiknya tanah dijemur terlebih dahulu, atau semprot tanah dengan fungisida semacam Bayleton atau Dithane 45. Ingat, musuh terbesar kecambah aren adalah jamur dan media yang terlalu basah/kering. Karena itu, atap masih diperlukan sampai bibit berusia 3 bulan. Setelah itu, atap diganti dengan jaring penahan panas atau paranet 60%.
Perlakuan dengan fungisida dan inseksida diberikan sesuai gejala serangan. Umumnya kami menyemprot dengan fungisida dan insektisida sebulan sekali dengan interval antar keduanya 10 hari.
Adapun pemupukan dengan urea dan TSP diberikan mulai usia sebualn . Larutkan dua genggam urea ke dalam 10 liter air, lalu siramkan untuk 200 batang benih. Perlakuan TSP seminggu kemudian. Lakukan setiap 14 hari. Boleh ditambah sedikit NPK bila media tanam kurang subur.
Bibit aren dapat ditanam ke lapangan saat berusia 7-8 bulan terhitung sejak dipindahkan ke polibag. Dua bulan sebelum ditanam, bibit harus dilatih untuk terbiasa dengan terik matahari. Buka paranet dan siram setiap sore secukupnya.
Cara tanam :
1.Jarak tanam untuk monokultur paling rapat adalah 5×5 meter. Bila masih mau ditumpangsarikan dengan palawija atau bumbu-bumbuan dan tanaman muda lainnya, maka jarak tanam yang kami anjurkan adalah 5×7 meter. Untuk selingan tanaman keras semisal kopi, maka jarak tanam menjadi 5×8 meter. Dua baris kopi dapat ditanam di jalur gawang yang lebarnya 8 meter itu. Barisan dibuat sejajar Utara-Selatan.
Untuk jarak tanam aren sistim tumpangsari dengan tanaman jenis lainnya, dapat merujuk pada tulisan kami sebelumnya.
2.Gali lubang ukuran lebar 30 cm, panjang 30 cm dan dalam 40 cm. Pisahkan tanah bagian atas dengan tanah bagian bawah. Semprot lubang dengan Dithane 45. Taburkan Dolomit atau Dotani 3 genggam ke dalam lubang. Biarkan 10-15 hari.
3.Masukkan sebagian tanah bagian atas. Beri NPK dua gengam lalu tutupi lagi dengan tanah bagian atas.
4.Buka polibag dengan pisau, lalu tanamkan bibit tegak lurus.
5.Uruk dengan tanah bagian bawah hingga cukup.
6.Untuk lembah tangkapan air, sisakan bagian atas lubang sedalam 7-8 cm. Artinya, lubang tidak diuruk semua.

Foto: bibit Aren (dokpri)
Sumber : http://indonesiana.tempo.co/read/22631/2014/09/24/bangpilot/budidaya-aren-pohon-paling-kaya