......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Jumat, 14 Oktober 2011

Aren Tembaring aren genjah dari Nunukan

Aren Tembaring aren genjah dari Nunukan

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto






Aren Tembaring aren genjah dari Nunukan

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto

Pembibitan Aren Genjah Masih Berpola Konvensional

Pembibitan Aren Genjah Masih Berpola Konvensional


Kepala Dinas Perkebunan Kutim, Akhmadi Baharuddin, mengatakan arah kebijakan Disbun adalah merealisasikan hasil penelitian yang menunjukkan keunggulan varietas aren genjah. "Sudah dilakukan penelitian. Dari sekitar 400 pohon yang diteliti, 30 pohon akan dijadikan pohon induk yang menjadi bahan bibit," katanya.

Artinya, pohon tersebut tidak akan diambil niranya. Namun difokuskan pada pembibitan buah mayangnya. "Pembibitan ini penting, karena Kutim ditetapkan sebagai kawasan bahan tanam nasional," katanya.

Disbun juga berupaya memberdayakan petani. "Tentu akan ada nilai tambah pada pendapatan mereka. Bila sebelumnya mereka mengambil nira untuk membuat gula merah dan semut, kini mereka diarahkan sebagai penangkar bibit yang nantinya menjual kecambah," katanya.

Saat ini proses pembibitan masih berpola konvensional. Caranya dengan membuat kecambah dari proses fermentasi atau pelembaban buah mayang yang sudah tua. "Selanjutnya proses pembibitan akan diarahkan pada mekanisasi pertanian, bahkan pola kultur jaringan," katanya.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, pengujian aren genjah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Direktur Tanaman Keras. Pengujian berlangsung di ruang sidang Gedung C, Kantor Kementerian Pertanian Dirjenbun, Jakarta, 12 Juli lalu. Dan varietas ini pun melenggang sebagai salah satu varietas unggul nasional.

"Selama ini kita membuktikan bahwa aren genjah memang unggul. Pohonnya lebih rendah, namun buahnya lebih lebat," katanya. Kualitas air aren yang dihasilkan juga lebih baik dari varietas lain. Selain itu, jenis aren genjah juga "eksklusif" hanya tumbuh di Desa Kandolo.

Menurut Akhmadi, pengembangan Aren Genjah akan mendukung pengembangan ketahanan pangan dan penguatan sektor agribisnis. Khusus untuk Kutim, ia menilai akan menjadi bukti bahwa Kutim tak hanya mengandalkan sawit sebagai komoditi perkebunan.

"Selanjutnya, peningkatan aren jenis ini tak hanya diproyeksikan untuk home industries saja. Namun juga untuk etanol atau bioenergy sebagai sumber energi yang terbarukan," katanya.

Pengembangan varietas Aren Genjah terus dilakukan secara intensif sejak tahun 2009, melalui kerjasama Disbun Kutim dan Balitka Manado. Pada tanggal 15 Maret 2011, varietas ini sudah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman di Dirjenbun sebagai hak paten Kutai Timur. (kholish chered)

Sumber : http://medan.tribunnews.com/2011/09/21/pembibitan-aren-genjah-masih-berpola-konvensional

Aren Genjah Kutim Berproduksi Cepat

Aren Genjah Kutim Berproduksi Cepat

Tanaman aren (Arenga Pinnata) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sudah lama dikenal. Tanaman penghasil air nira kerap dimanfaatkan menjadi gula merah. Hanya saja pertumbuhan aren ini memang terbilang cukup lama. Biasanya, sejak aren ditanam baru dapat dipanen 10-15 tahun kemudian. Namun siapa sangka jika aren kini dapat dipanen dalam waktu singkat dari biasanya.

Hal ini sudah dibuktikan pada tanaman aren genjah asal Kutai Timur (Kutim). Tim Peneliti Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur telah mengamati setidaknya di delapan provinsi dengan luas 59.504 hektar. Salah satunya di Kalimantan Timur yang tersebar di sembilan kabupaten dengan luas 1.504 hektar. Sementara itu Kabupaten Kutai Timur, aren ditanam di atas lahan seluas 312,50 hektar.

Tanaman aren genjah sendiri menyebar mulai dari India, Assam Utara, Asia Tenggara sampai ke Papua New Guinea. Selain itu, aren juga menyebar mulai dari kepulauan Ryukyu, Taiwan, Cina Selatan, Pulau Christmas di Lautan Hindia sampai ke Queensland (Australia Utara).
Indonesia sendiri bagian dari Asia Tenggara merupakan salah satu daerah asal aren. Di Indonesia, aren terdapat 10 genus Arenga yang endemik di Indonesia namun telah langka. Aren (Arenga pinnata) ada 2 tipe : tinggi/Dalam/kapur/gajah dan pendek/genjah/kijang/gading. Bagi masyarakat Kalimantan, aren sudah tidak asing lagi. Penelitian bernama Mogea pada tahun 1991 menemukan suatu genus arenga endemik Kalimantan. Aren menyebar di seluruh wilayah Kalimantan.

Aren genjah/pendek terdapat di Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur. Masyarakat mulai menyadap nira aren genjah sejak 30 tahun lalu, karena pohon pendek dan mudah disadap. Masyarakat menanam aren dengan mengambil bibit yang tumbuh di bawah pohon aren genjah yang memiliki produksi nira tinggi. Sementara itu Tim Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, telah menemukan varietas aren dengan kecepatan produksi yang lebih singkat. Bayangkan, aren genjah Kutim dapat diproduksi sekitar lima hingga enam tahun.

Tim Balitka sendiri sudah mengamati aren sejak tahun 2009. Karena aren ini memiliki keunggulan dibanding aren tipe dalam. Apalagi aren ini memiliki kecepatan berproduksi, yakni sekitar lima hingga enam tahun.

Aren genjah Kutim sendiri sudah lama dikenal dan diusahakan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur, dengan penyebaran yang luas di Kecamatan Teluk Pandan. Sifat aren genjah dengan umur mulai berproduksi sekitar 5-6 tahun dan ukuran tanaman yang relatif pendek, menjadi nilai tambah dan pembeda dengan aren tipe dalam.

Sumber : http://mediaperkebunan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=10:daerah&catid=11

AREN GENJAH bakal disertfikasi

AREN GENJAH bakal disertfikasi

SANGATTA - Kabupaten Kutai Timur memiliki keunggulan lokal yang diakui nasional. Salah satu komoditas yang sedang diperjuangkan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) Manado untuk disertifikasi adalah aren genjah. Arena genjah (dalam bahasa Kutai disebut: Bandah/Banda) ditemukan tumbuh pada 9 wilayah kabupaten di-Kaltim.

Peneliti Balitka Manado menyebutkan aren genjah terbanyak di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur (Kutim). Peneliti Balitka Manado sudah melakukan penelitian selama 3 tahun (2009-2011) di dua wilayah kecamatan , yakni Sangkulirang dan Teluk Pandan. Selanjutnya penelitian itu lebih terfokus di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.

Di Desa Kandolo menurut peneliti Prof Hengky Novarianto, varietas aren genjah ditemukan tumbuh subur dan disadap petani setempat untuk diolah menjadi gula aren. Aren genjah diduga merupakan tumbuhan asli Kutim, dengan penyebaran yang luas terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK), tepatnya sekitar 3 kilometer masuk sebelah dari jalan poros Sangatta - Bontang di wilayah Desa Kandolo. Karena tamanan khas itu diduga komoditas unggulan maka perlu dilindungi kepemilikannya sebagai salah satu kekayaan hayati khas Kutim.

Sifat genjah dan pohon yang pendek serta umur mulai berproduksi relative singkat antara 5-6 tahun dibanding aren tipe dalam yang baru bisa produksi pada umur 10-12 tahun. Aren genjah Kutim memiliki manfaat dan nilai ekonomi yang tigngi bagi masyarakat. Setiap mayang dapat menghasilkan nira lebih kurang 12 liter per hari dengan lama penyadapan 2,5 bulan. Nilai tambah tersebut memberi peluang pengembangan di daerah sentra aren lainnya di Indonesia dalam meningkatkan pendapatan petani.

Jumlah pohon induk aren genjah terpilih sebagai sumber benih, adalah 212 pohon tanaman yang sementara disada , 307 pohon aren genjah yang akan disadap, dan 422 pohon aren muda yang kini sedang berumur 3 tahun.

“Pohon induk aren genjah tersebut berpotensi menghasilkan benih 4-32 butir per pohon. Yang berarti tiap pohon aren genjah Kutim dapat digunakan untuk pengembangan tanaman pada lahan seluas 12 hingga 13 hektare,” terangnya.

Namun sebelum dibudidayakan, aren genjah Kutim ini terlebih dahulu harus mendapat pengakuan secara nasional dengan cara sertifikasi. Rencananya, 24 Maret mendatang di Bogor diadakan seminar pengusulan aren genjah Kutim untuk disertifikasi. Berkaitan dengan itu, Balitka Manado bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kutim menggelar presentasi untuk input data guna melengkapi bahan usulan komoditas lokal milik Kutim.

Dalam presentasi yang dilangsungkan di lantai 2 ruang Tempudau Setkab Bukit Pelangi, Kamis (10/3) kemarin, Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman menyarankan agar data pembanding pengembangan aren genjah Kutim harus ada. Berikut, waktu mulai penelitian di Kutim harus lengkap. Termasuk tanggal, bulan dan tahun.

Sedangkan Asisten Administrasi Edward Azran menyebutkan, nama aren dalam bahasa kutai harus disebutkan. Karena ini menyangkut unggulan lokal. “Mudah-mudahan aren genjah Kutim ini diakui hingga memiliki sertifikasi untuk dibudidayakan,” harapnya. (kmf2/san)

Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php/main/praca/account_manger_lokalizacja_poznan?mib=berita.detail&id=92867

Seminar Aren Genjah di Bogor

Seminar Aren Genjah di Bogor


SANGATTA- Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Kepala dan Palma Lain (Balitka) Manado Prof Hengky Novarianto mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi tanaman asli khas Kalimantan yang tumbuh tunggal dan berkelompok di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK) Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.

Sebanyak 941 pohon aren genjah itu menurutnya adalah milik 15 warga setempat. Abdul Azis memiliki 108 pohon aren genjah. Haji Kile memiliki 137 pohon aren. Mammi 92 pohon, Sakka punya 111 pohon, Haji Tarenre memiliki 53 pohon. Berikut Habba punya 71 pohon, Udin punya 42 pohon, Gunawan 45 pohon, Halim 27 pohon, Ukkase 35 pohon, Betta 50 pohon. Selanjutnya Ardiansyah 40 pohon, Nappase 43 pohon, Haji Baba 137 pohon, dan Gunami punya 32 pohon.

“Tipe aren genjah tumbuh tegak pada lingkungan lahan kering iklim basah, air tanah dangkal pada ketinggian tertentu. Aren genjah mulai produksi pada umur 5 tahun,” ujarnya.



Ciri lain aren genjah, ukuran batang melingkar 138, 2 cm. Daun hijau mengkilap. Bunga mayang betina mencapai 7,20 buah dan bunga mayang jantan 7,90 buah. Produksi nira per mayang per hari 12,14 liter dengan kadar gula 12,74 persen. Jumlah benih per mayang 760 butir. Dalam satu pohon aren menghasilkan benih 4.032 butir. Tiap pohon induk penghasil benih mampu dikembangkan pada lahan seluas 12 hingga 13 hektare.

Aren genjah ini sengaja diteliti Balitka Manado, untuk diusulkan pelepasannya sebagai tanaman khas Kutim. Hanya saja sebelum mendapat pengakuan resmi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian RI, maka terlebih dahulu harus melalui tahapan seminar pelepasan yang rencananya dilangsungkan di Bogor hari Kamis (24/3) lusa.

Bila pelepasan aren genjah sudah resmi, Kutim secara nasional diakui memiliki tamanan khas bahan baku gula merah. Nira aren genjah setelah disadap umumnya diolah menjadi gula, baik gula cetak maupun gula semut. Tiap petani mengolah rata 50 liter nira per hari, dan dapat menghasilkan sekitar 6 kilogram gula semut, atau 12 buah gula cetak. (berat 0,5 kg per buah) dengan harga gula cetak Rp 7.000 per buah. Sedangkan harga gula semut Rp 20.000 per kilogram.
“Saat ini pada umumnya petani mengolah setengah bagian gula semut dan setengah lagi gula cetak. Dengan demikian, pendapatan kotor petani berkisar Rp 84 ribu hingga Rp 120 ribu per hari. Kualitas gula aren genjah setelah dianalisis baik gula cetak maupun gula semut, keduanya memenuhi standar SNI 01-3743-1995,” papar Hengky Novarianto

Sumber : http://perkebunan.kaltimprov.go.id/berita-1060-kamis-seminar-aren-genjah-di-bogor.html

Bibit Aren Genjah Kutim Kian Diburu

Bibit Aren Genjah Kutim Kian Diburu


TRIBUN-MEDAN.com, SANGATTA - Varietas tanaman Aren Genjah yang dikembangkan di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur telah dikukuhkan sebagi varietas unggul nasional pertengahan Juli lalu.

Belakangan, minat berbagai daerah di Indonesia untuk menjajaki varietas aren genjah semakin meningkat. Terutama dari kawasan Kaltim dan daerah Sumatera.

Kepala Dinas Perkebunan Kutim, Akhmadi Baharuddin, mengatakan sejak ditetapkan sebagai varietas unggul nasional, banyak daerah yang menyatakan tertarik pada varietas tersebut.

"Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Bila problem ketersediaan bibit bisa diatasi dengan cepat, maka hal ini menjadi peluang untuk masyarakat. Sedangkan Disbun berfungsi sebagai pembina dan pengawas," katanya.

Akhmadi mengatakan, pembudidayaan aren genjah secara massif dan berskala besar sangat diperlukan. Selain untuk memenuhi permintaan, juga untuk meraih hasil maksimal dari siklus hidup tanaman yang saat ini sudah berproduksi.

Bila terlambat, dikhawatirkan tanaman induk sudah tidak produktif, bahkan mati. Dengan demikian, agenda pembudidayaan bisa terancam gagal. (khc)

Editor : Sofyan Akbar

Sumber : http://medan.tribunnews.com/2011/09/21/bibit-aren-genjah-kutim-kian-diburu

VARIETAS UNGGUL AREN GENJAH KUTIM: AWAL KEBANGKITAN TANAMAN AREN

AWAL KEBANGKITAN TANAMAN AREN

Tanaman aren merupakan jenis tanaman palma yang penyebarannya cukup luas di Indonesia. Data dari Ditjenbun (2010), pada tahun 2010 luas tanaman aren sekitar 59.388 ha dengan produksi sekitar 33.181 ton gula aren. Namun demikian, pada umumnya tanaman aren masih tumbuh secara liar walaupun ada beberapa daerah yang telah mulai membudidayakan. Hal ini disebabkan tanaman aren yang berkembang saat ini umumnya merupakan Aren Dalam dengan umur mulai produksi lebih dari 10 tahun dan tinggi tanaman sekitar 14 meter.


Pada tanggal 12 Juli 2011, hasil sidang Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) memutuskan bahwa Aren Genjah Kutim memenuhi syarat untuk dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian. Hal ini menjadikan Aren Genjah Kutim sebagai varietas aren yang pertama dilepas.

Aren Genjah Kutim ini merupakan hasil kerjasama eksplorasi dan karakterisasi antara Balitka dengan Pemda Kabupaten Kutai Timur. Tanaman Aren ini memiliki keunggulan dari segi umur mulai produksi yang cepat, yaitu 5-6 tahun, tinggi tanaman yang hanya sekitar 3-4 meter sehingga mudah dalam upaya penyadapan nira dan memiliki produksi nira yang cukup tinggi. Rata-rata jumlah mayang betina pada setiap tanaman sebanyak 7 mayang dan jumlah mayang jantan sebanyak 7 mayang dengan total produksi nira rata-rata sebanyak 5.987 liter dan waktu penyadapan sekitar 2,5 bulan/mayang. Sehingga umur tanaman sekitar 7-8 tahun.





Aren Genjah Kutim, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Dari produksi nira yang dihasilkan hingga tanaman berumur 7-8 tahun, rata-rata dapat dibuat gula aren sekitar 120 ton per ha tanaman, dengan harga pokok produksi gula aren sekitar Rp 5.285/kg. Sehingga apabila harga gula aren sekitar Rp 7.000/kg maka akan didapat keuntungan sekitar Rp. 205 juta per ha hingga tanaman berumur 7-8 tahun atau sekitar Rp 29 juta per ha per tahun.


Nira aren juga dapat diolah menjadi bio-ethanol. Dari produksi nira yang dihasilkan hingga tanaman berusia 7-8 tahun, rata-rata dapat dibuat bio-ethanol sekitar 68.000 liter per ha tanaman.


Saat ini telah terpilih pohon-pohon induk dengan potensi benih per pohon sekitar 4.000 butir yang dapat digunakan untuk pengembangan tanaman aren seluas 2-3 ha. (Else Tenda).

Sumber : http://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=157%3Avarietas-ungul-aren-genjah-kutim-awal-kebangkitan-tanaman-aren-&catid=37%3Aberita&Itemid=160&lang=en



Aren Genjah Kutai Timur Resmi Jadi Varietas Unggul Nasional


Aren Genjah Kutai Timur Resmi Jadi Varietas Unggul Nasional

SANGATTA, tribunkaltim.co.id -

Varietas tanaman Aren Genjah yang dikembangkan di daerah Kandolo, Kabupaten Kutai Timur akhirnya resmi menjadi varietas unggul nasional. Hal ini diketahui setelah tim penguji mengumumkan hasil sidang pelepasan varietas Aren Genjah Kutim menjadi varietas nasional, Selasa (12/7/2011) malam.

Pengujian Aren Genjah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Direktur Tanaman Keras. Pengujian berlangsung di ruang sidang Gedung C, Kantor Kementerian Pertanian, Dirjenbun, Jakarta.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kutim, Akhmadi Baharuddin, didampingi anggota Tim Disbun, Aliansyah Saragih, menyambut gembira keberhasilan ini. Kutim pun siap untuk terus mengembangkan perluasan area tanam di Kutim, sekaligus menyiapkan sumber bahan tanam untuk daerah lain.



Sidang ini merupakan sidang kedua yang digelar selepas 23 Maret 2011 lalu. Dalam sidang sebelumnya, Tim Disbun Kutim yang bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) Manado, diminta melengkapi paparan dengan asal usul maupun perbandingan dengan aren dari daerah lain.

"Setelah dilakukan penelitian, Aren Genjah Kutim berbeda dengan daerah lain, dan memiliki beberapa keunggulan," kata Aliansyah. Keunggulan tersebut antara lain umur berproduksi lebih cepat, kandungan gula yang tinggi, buah yang lebat, dan ketinggian pohon yang relatif lebih rendah.

"Umur berproduksinya cepat, yaitu sekitar 5 tahun. Sedangkan jenis aren lain hingga 10 tahun. Kandungan gulanya lebih tinggi atau di atas standar. Ketinggian dari tanah sekitar 2,5 meter. Sedangkan jenis lain sekitar 8 meter," katanya.

Selain itu, buahnya juga lebih lebih lebat. Sehingga potensial menjadi sumber bahan tanam dalam skala luas. Dalam 1 mayang diperkirakan bisa menjadi bahan tanam untuk 12 Hektar.

Atas berbagai keunggulan dan diferensiasinya, Aren Genjah Kutim menjadi varietas aren pertama yang menjadi varietas unggul nasional. "Selanjutnya, peningkatan aren jenis ini tak hanya diproyeksikan untuk home industries saja. Namun juga untuk etanol atau bioenergy sebagai sumber energi yang terbarukan," katanya.

Menurutnya, pengembangan Aren Genjah akan mendukung pengembangan ketahanan pangan dan penguatan sektor agribisnis. Khusus untuk Kutim, ia menilai akan menjadi bukti bahwa Kutim tak hanya mengandalkan sawit dan karet sebagai komoditi perkebunan.

Pengembangan varietas Aren Genjah terus dilakukan secara intensif sejak tahun 2009n, melalui kerjasama Disbun Kutim dan Balitka Manado. Pada tanggal 15 Maret 2011, varietas ini sudah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman di Dirjenbun sebagai hak paten Kutai Timur. (khc)

Keunggulan Aren Genjah
1. Umur berproduksinya cepat, yaitu sekitar 5 tahun. Sedangkan jenis aren lain hingga 10 tahun.
2. Kandungan gulanya lebih tinggi atau di atas standar.
3. Ketinggian dari tanah sekitar 2,5 meter. Sedangkan jenis lain sekitar 8 meter.
4. Buahnya lebih lebih lebat. Potensial menjadi sumber bahan tanam dalam skala luas. Dalam 1 mayang diperkirakan bisa menjadi bahan tanam untuk 12 Hektar.
5. Atas berbagai keunggulan dan diferensiasinya, Aren Genjah Kutim menjadi varietas aren pertama yang menjadi varietas unggul nasional.
6. Peningkatan aren jenis ini tak hanya diproyeksikan untuk home industries saja. Namun juga untuk etanol atau bioenergy sebagai sumber energi yang terbarukan. (*)

Penulis : Kholish Chered
Editor : Fransina

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2011/07/13/varietas-aren-genjah-kutim-resmi-jadi-varietas-unggul-nasional