......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Kamis, 27 Agustus 2009

Syaefurrahman Al-Banjary : Brosur GERTAK 2015




GERTAK 2015

GERAKAN TANAM AREN UNTUK KESEJAHTERAAN

Oleh : KMDM
  Komunitas Masyarakat Desa Mandiri
  Jl. Pengairan 26 Benhil Jakarta 0811872356
  

Latar belakang

Pohon Aren di Jawa selama ini hanya dimanfaatkan sebagai minuman legen yang dijual dengan bumbung-bumbung bambu keliling kampung, buahnya dibuat kolang-kaling dan isi batangnya sebagai gelang untuk makanan itik. 
Sesungguhnya nira atau di Jawa disebut badeg dari Aren merupakan sumber gula, dan sumber energi yang sangat baik. Karena itu pengembangan Aren untuk kemajuan energi dan gula menjadi sangat dianjurkan. 
Menteri Kehutanan MS Kaban sempat geram, mengapa tanaman Aren tidak segera dikembangkan. Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto juga berkali-kali menyatakan bahwa Aren menjadi satu alternatif pengembangan energi ke depan. Karena itu Prabowo akan membuka 4 juta kebun aren yang mampu mempekerjakan 24 juta orang.
Atas dasar inilah, komunitas masyarakat desa mandiri (KMDM) bermaksud menggerakkan warga menanam Aren. Satu desa, minimal ada 40 orang warga menanam Aren di kebunnya sebanyak 10 hingga 20 pohon. Satu kecamatan ada 10 desa, dan satu kabupaten minimal 10 kecamatan. Total 1 kabupaten 80.000 pohon. Gerakan ini dimulai dari Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen. Kabupaten lainnya segera menyusul.

Tujuan

Gerakan Tanam Aren Untuk Kesejahteraan (Gertak 2015) adalah ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pada tahun 2015, bersamaan dengan target MDGs yang berusaha mengakhiri setengah kemiskinan dunia pada tahun 2015. Jika sekarang dimulai maka tahun 2015 petani penanam pohon Aren sudah bisa menikmati hasilnya. Mereka sudah meningkat penghasilannya minimal Rp6 juta perbulan. 
Tujuan lain adalah menyediakan bahan energi alternative, bahan gula, bio etanol, dll.
Tiap desa memiliki kelompok penanam Aren, yang selalu mengadakan pertemuan rutin untuk diskusi, dan pembelajaran, menyangkut urusan muamalah dengan sesama manusia, dengan alam, dan penciptanya.

 
Hasil menggiurkan

Jika setelah 5 atau 6 tahun tumbuh, pohon Aren dapat disadap. Setiap hari dari 10 pohon dapat menghasilkan nira (badeg) sekitar 15 liter, bahkan Aren bibit unggul ada yang mencapai 30 – 40 liter perhari. Katakanlah satu pohon dapat 15 liter, maka dari 10 pohon dapat 150 liter nira perhari. Harga nira saat ini sebesar Rp2000, sehingga kalau 150 liter maka hasilnya Rp300,000 perhari. Dalam satu bulan Rp9 juta. Jika 150 liter nira itu dibuat gula, akan menghasilkan Rp 40 kg. Dengan harga Rp9 ribu perkilogram gula Aren, maka hasilnya Rp360.000 perhari atau Rp 10.800.000 perbulan.

Bibit aren

Menanam pohon Aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah
Batang pohon Aren yang baik harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun 
Sampai saat ini tanaman Aren yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 -15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.

Gerakan 20 pohon

Menanam Aren memerlukan kesabaran untuk tidak segera berharap panen, karena usia aren baru bisa keluar bunga atau manggarnya untuk diambil niranya setelah umur lima atau enam tahun. Namun jika tidak dimulai sekarang, maka tidak ada waktu lagi untuk menundanya sementara energi kita makin habis. Tingkat kebutuhan hidup kita juga makin banyak dan kalau tidak dimulai sekarang menanam Aren, maka lima atau enam tahun mendatang tidak akan menghasilkan apa-apa.
Oleh karena itu program komunitas masyarakat desa mandiri (KMDM) mengkhususkan pada gerakan menanam minimal 20 pohon Aren perorang. Dalam satu desa mimimal ada 40 orang yang menanam aren, sehingga satu desa diharapkan terdapat 800 pohon setara dengan lahan 4 hektar (satu hektar 200 pohon). Penanaman tidak harus di tanah khusus, bisa juga di kebun-kebun, asalkan dirawat dengan baik, sehingga dapat hasil baik.
Diharapkan, setelah lima atau enam tahun mendatang, pemilik pohon Aren, akan memiliki penghasilan melebihi saat ini. Kalau saat ini saja anda panen Aren dari 10 pohon saja, sudah mendapat penghasilan antara Rp 9 hingga Rp 11 juta perbulan. MAU?

Mekanisme Gerakan

Setiap orang yang setuju dengan penanaman aren akan menjadi anggota komunitas. Mereka akan mendaftar dan menyediakan lahan baik di kebun maupun di ladang milik sendiri untuk ditanami minimal 10 – 20 pohon. 
Pihak organisasi menyiapkan bibitnya, pupuk dan mengelola hasilnya. Sedangkan pihak anggota berkewajiban menanam dan mengamankannya. Hasilnya dibagi dua, 50 persen untuk anggota dan 50 persen untuk organisasi. Hasil bisa dijual dalam bentuk nira kepada organisasi, bisa juga dalam bentuk gula. Organisasi ini bentuknya Koperasi atau Badan Usaha Milik Desa yang anggotanya juga mereka, sehingga keuntungan kembali ke mereka juga.

Berbagai produk dari aren: gula semut, syrup, bio etanol, dll (sumber: kebunaren.blogspot.com)




Jika Anda bermaksud menjadi anggota komunitas, silakan mendaftar dengan mengisi formulir berikut:

Nama Lengkap : …………………………….
Tanggal Lahir : ……………………………
Jenis Kelamin : ……………………………
Pekerjaan : ……………………………
Alamat : ...................……………………………
: Desa ………..........……………………
  : Kecamatan ……………………………
  : Kabupaten ……………………………
Nomor telepon/HP : ……………………………
Luas Tanah : ……………………………
Jumlah bibit : …………………………..

Pendaftaran ini dilandasi kesadaran bersama, perlunya mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa dan kemandirian energi di masa mendatang berdasarkan kearifan lokal.
…………………….., 2009




( ……………………………. )


(Dikirim oleh : Syaefurrahman Al-Banjary)

Tidak ada komentar: