......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Jumat, 24 Oktober 2008

DEWAN AREN NASIONAL, APAKAH PERLU?

Bapak Drs. H. Rusfian MM. (dua dari kanan) bersama rombongan Bapak Menteri Pertanian di Sukamandi pada acara Pekan Padi Nasional bulan Agustus yang lalu.


Bapak H. Drs. Rusfian MM. (paling kiri) Wakil Sekjen HKTI Pusat bersama Bapak Dirjen PLA dan Bapak Dirjen Hortikultura, Kadispertanak (Ir. Jabbar, MSi) dan Cholid Mohammad, SP. (Ketua Harian HKTI Kabupaten Nunukan)

DEWAN AREN NASIONAL, APAKAH PERLU?

Oleh : Dian Kusumanto

Adalah Bapak Drs. H. Rusfian, MM. Wakil Sekjen HKTI Pusat di Jakarta yang melalui SMSnya beliau mempunyai tekad untuk menghidupkan dan menggerakkan Dewan Aren nasional. Beliau juga sangat optimis karena Aren sudah selayaknya mendapat perhatian yang sedemikian besar dan utama karena berbagai keunggulannya. Beliau juga setuju dengan ungkapan bahwa Aren punya prospek emas yang PRO JOB, PRO POOR, PRO GROWTH & PRO PLANET, beliau malah menambahkan dengan PRO HEALTH.

Apresiasi demikian besar terhadap pengembangan Aren ini sering sekali penulis terima semenjak lahirnya blog kebunaren.blogspot.com ini. Meskipun jauh sebelumnya penulis sudah berusaha mengangkat wacana Aren ini di lingkungan penulis yang tentu saja masih sangat terbatas. Tidak bisa dipungkiri bahwa Majalah TRUBUS termasuk sebagai media yang sering menggugah penulis agar lebih intensif lagi memperhatikan dan mengelola informasi seputar Aren ini. Beberapa lembaga swasta seperti Yayasan Masarang, DIVA’S Maju Bersama, Koperasi Serba Usaha Suka Jaya, dan banyak juga lembaga-lembaga lainnya turut menyemarakkan Dunia Aren Nasional.

Tentang perlu segera dibentuknya Dewan Aren Nasional memang didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Prospek Agribisnis Aren menjanjikan potensi yang paling unggul dibandingkan dengan komoditi-komoditi lainnya.

2. Komoditi Aren sangat selaras dengan berbagai isu nasional yang menyangkut Pangan dan Energi, karena Aren bisa mendukung Swa Sembada Pangan melalui substitusinya terhadap kebutuhan gula, mengurangi tekanan penggunaan lahan tanaman pangan dari industri gula berbasis tebu, potensi besar dari niranya yang dapat diolah menjadi BIOFUEL alias BIOETHANOL dengan produktifitas paling tinggi.

3. Komoditi Aren dikenal sebagai komoditi yang sudah diandalkan dalam membangun ekonomi kerakyatan pada masa lalu di beberapa daerah, sekarang pun masih diandalkan di beberapa daerah. Produk utama maupun produk lainnya dari Aren sangat dekat dengan pembangunan ekonomi rakyat, industri bisa dikelola oleh rakyat, kerajinan dari seluruh produknya dapat menyerap tenaga kerja sedemikian banyaknya.

4. Pada era dimana kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan alam semakin mengancam kehidupan planet ini, maka dipandang perlu segera ada restrukturisasi pola pilihan komoditas agribisnis selaras lingkungan. Dimana aspek ekonomi (agribisnis) tercapai sekaligus faktor lingkungan tetap bisa terjaga secara berkesinambungan. Sebab Aren dikenal sebagai tanaman yang tidak ’egois’, bisa ber’kolaborasi’ dengan jenis tanaman lainnya, terutama pada saat awal pertumbuhannya. Pembungaannya yang terus menerus sepanjang tahun banyak dimanfaatkan untuk memelihara lebah madu, makanya masyarakat sekitar hutan bisa cukup ekonominya dengan memanfaatkan Aren yang tumbuh di situ.

5. Pada saat di beberapa daerah sangat bersemangat mengembangkan komoditi industri non pangan dengan perkebunan sekala besar (seperti Kelapa Sawit, Karet, dll.) maka sebenarnya daerah tersebut sedang membangun ketidak seimbangan. Sebab pada saat komoditi non pangan merajalela sedangkan komoditi pangannya tersisihkan, maka pangan daerah tersebut sangat bergantung dari daerah lain. Pada saat ada keadaan dimana daerah lain protektif juga dengan stok pangannya maka hal tersebut akan menjadi ancaman bagi daerah yang tidak mandiri pangannya. Belum lagi pada saat komoditi ekspor berupa bahan non pangan menurun harganya atau permintaannya, maka kondisi ekonomi daerah tersebut bisa mengalami penurunan yang drastis, terjadi krisis ekonomi lokal. Dengan pertimbangan ini maka keragaman komoditi antara yang berbasis pangan dan non pangan menjadi pertimbangan. Aren dalam hal ini bisa menjadi komoditi penyeimbang, karena Aren bisa diarahkan pada industri pangan maupun non pangan.

6. Pengembangan Aren sekarang ini masih diprakarsai oleh lembaga-lembaga non pemerintah, bahkan hanya oleh personal-personal secara mandiri, perhatian pemerintah dirasa masih sangat kurang. Badan Litbang Pertanian juga masih belum mengagendakan penelitian dan pengembangan Aren, Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi juga belum melirik Aren. Oleh karena itu Dewan Aren Nasional inilah nanti yang diharapkan dapat mendorong Pemerintah, Departemen Pertanian, Badan Litbang, Perguruan Tinggi, Lembaga Swasta untuk meneliti, mengembangkan Aren dan segala produknya menjadi produk andalan baru yang sangat menguntungkan.

7. Manajemen pengembangan Aren ini menjadi sangat penting karena adanya ancaman klaim dari Malaysia yang sekarang sangat getol namun sembunyi-sembunyi mengembangkan Aren ini. Klaim itu bisa saja berupa patent akan produk-produk olahannya seperti gula kristal, gula semut, gula sirup aren, gula instant dengan campuran aneka rasa, kecap yang berbasis gula aren, sampai dengan produk-produk olahan fiber yang berbasis ijuk dari Aren. Demikian bahan-bahan industri dan kerajinan yang terbuat dari lidi Aren. Dengan adanya Dewan Aren Nasional, maka diharapkan dapat membagi peran dan tugas untuk siapa mengerjakan apa, dan kapan harus dimulai serta kapan hasilnya dapat diperoleh. Dewan Aren nasional bersama stake holder yang ada juga akan menyusun Road Map Pengembangan Aren Nasional.

8. dll.

Wah.... kalau begitu adanya Dewan Aren Nasional patut ditunggu agar lahir tidak terlalu lama lagi. Setelah lahir agar cepat memahami peran dan tugasnya, cepat bergerak namun tetap sistematis dan strategis. Dewan Aren Nasional juga diharapkan mampu meyakinkan Pemerintah dan seluruh Stake Holder di bidang pengembangan Aren agar bisa saling bekerja sama mengembangkan Aren.  Dalam SMSnya  Pak Rusfian juga mengusulkan agar Dewan Aren Nasional diketuai oleh orang-orang yang 'kuat' dalam usaha pengembangan Aren secara nasional.  Beliau tak lupa menyebut satu nama yaitu Bapak Hasyim Djojohadikusumo, seorang tokoh nasional, pengusaha besar nasional yang banyak bergerak membangkitkan Aren nasional. 

Bagaimana menurut Anda ?


2 komentar:

Kedai Halimun mengatakan...

Pak Dian Kusumanto,
Kami sangat setuju terhadap gagasan-gagasan yang di sampaikan lewat tulisan di blog ini.

Harapan kami, DAN segera terbentuk dan cepat bisa bergerak, mengingat kondisi per-arenan saat ini membutuhkan perhatian yang amat sangat.

Sekali lagi, kami ikut medukung gagasan-gagasan Bapak.

Salam dari Bogor,
Suparno Jumar

kebun aren mengatakan...

Terima kasih Pak Suparno Jumar atas dukungannya.

Mudahan dengan semakin banyaknya pendukung pengembangan Aren ini Dewan Aren Nasional (DAN) segera terbentuk.

Kami juga sangat mendukung upaya dan perjuangan Bapak lewat jalur ONLINE maupun OFFLINE yang selama ini sudah digeluti. Mudahan semakin sukses.

Pengembangan Aren memang semakin terasa perlunya, pada saat Kelapa Sawit yang menjadi andalan mengalami fluktuasi harga dan rentan terhadap gejolak ekonomi dunia (global).

Mudahan harapan kita semakin dekat dengan takdirNya. Amin.

Salam dan sukses dari Nunukan Kaltim,
Dian Kusumanto