......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Sabtu, 23 Agustus 2014

SEJARAH BERDIRINYA UD.SARI AREN DI REJANG LEBONG



SEJARAH BERDIRINYA UD.SARI AREN

Bapak Suparmanto adalah seorang pengrajin gula aren. Beliau memulai usaha sebagai pengrajin gula batok aren pada tahun 1996. Pembuatan gula batok aren ditekuni oleh Bapak Parman sampai tahun 2000.

Dalam proses pembuatan gula batok di Kabupaten Rejang Lebong, diproses akhir ada yang dikenal dengan namanya “Kereng”. “Kereng” adalah sisa dari air nira yang sudah mengental siap cetak (pekatan Nira) dan ketika proses pencetakan pekatan nira yang ada di bagian pinggir kuali mongering, sehingga tidak dapat dicetak. Pembuatan gula batok menghasilkan kereng setiap harinya. Biasanya “kereng” dikonsumsi sendiri oleh pengrajin. Karena setiap hari menghasilkan “kereng”, Bapak Parman iseng-iseng menghaluskan “kereng” tersebut dikuali. Ternyata kereng menjadi butiran-butiran halus yang kering. Dari sini Bapak parman berfikir bahwa air nira bisa dibuat menjadi gula aren yang berbentuk butiran-butiran halus seperti gula pasir.  Setelah mencoba beberapa kali menghaluskan “kereng”, Bapak parman merasa butiran-butiran gula aren ini siap dikonsumsi dengan praktis, berbeda dengan gula batok yang harus diiris-iris terlebih dahulu. Selain itu butiran-butiran gula aren ini pun dapat dikemas dengan mudah disbanding dengan gula batok.

Mulai tahun 2000 Bapak parman mencoba memproduksi gula aren menjadi butiran-butiran halus. Pada proses pembuatan butiran gula aren, saat pekatan nira diaduk, pekatan ini berbentuk seperti gerombolan semut yang banyak dan bergerumun, sehingga Bapak Parman menamai butiran gula aren dengan nama “gula semut”. Untuk pembuatan gula ini masih disesuaikan dengan kondisi air nira, jika air nira bagus diproduksi menjadi gula semut, namun jika nira kurang bagus diproduksi menjadi gula batok. Awalnya gula ini dikonsumsi sendiri dan diperkenalkan kepada tamu-tamu Bapak Parman, Bapak parman juga mencoba mengemas dengan kemasan biasa dan dititipkan ke warung-warung.

Ketekunan Bapak Parman ini mengundang perhatian Dinas Perindustrian Kabupaten Rejang Lebong. Pada tahun 2005 pihak Industri mulai melakukan pembinaan dan Bapak Parman sering diikutkan pelatihan pengembangan usaha. Pada tahun 2007 pihak industry membentuk kelompok usaha bersama gula semut dengan nama UD.Sari Aren. UD. Sari Aren terdiri dari para pengrajin gula batok yang terdiri dari 5 anggota.

Dari hasil diagnosa Dinas Industri, permasalahan utama yang dihadapi UD.Sari Aren adalah proses pembuatan bergantung pada cuaca dan hasil yang didapat masih berskala kecil. Dinas Industri mengikutsertakan UD.Sari Aren studi banding ke pabrik pengolahan gula semut kelapa ditangerang. Dari hasil studi banding ini, Bapak Parman mendapat ilmu baru dalam pengolahan gula semut, yaitu bahan baku dialihkan ke gula batok. Proses pembuatan gula semut dari gula batok ini menggunakan mesin-mesin sehingga dapat memproduksi dalam jumlah banyak. Dari pengalaman itu, Bapak Parman mencoba mengajukan proposal bantuan mesin pengolahan gula semut ke Dinas Peririndustrian Kabupaten Rejang Lebong.  Pada Maret 2010, UD.Sari Aren mendapat bantuan satu paket mesin pengolahan gula semut, yaitu mesin perajang, mesin pengopen, mesin penggiling, mesin pengayak.

Untuk pemasaran produk gula semut, harus dilakukan package yang tepat dan menarik. Pada juli 2010 UD.Sari Aren diikut sertakan pelatihan kemasan di D & D Pack Jakarta, dan kemasan gula semut langsung dipesan di D & D Pack.

Untuk pengembangan usaha lebih lanjut, UD.Sari Aren diikutkan pada pelatihan manfaat air nira palma serta macam-macam pengolahan produk air nira. Pelatihan ini dilaksanakan di Balai Besar Industri Agro Bogor.

Saat ini UD.Sari Aren telah memproduksi gula semut mencapai 3 ton perbulan. Namun, untuk perkembangan permintaan kapasitas dapat ditingkatkan.


Sumber : http://gula-semut.blogspot.com/p/sejarah-berdirinya-ud.html

Tidak ada komentar: