......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Senin, 22 Desember 2014

Analisis pohon Aren untik Mencegah Banjir, Erosi dan longsor



Analisis Struktur Anatomi Batang dan Akar Pohon Aren (Arenga Epinnata) sebagai Pohon yang dapat Mencegah Banjir dan Erosi.

Jumat, 13 Januari 2012 | Ayun

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Biologi.
Institut Pertanian Bogor
PENDAHULUAN
Bencana alam datang secara silih berganti di berbagai penjuru Nusantara. Sehingga, selama kurun waktu 1997-2009 terjadi 6.632 bencana alam. Jenis bencana yang melanda wilayah Indonesia didominasi banjir yang mencapai 35% dari total 6.632 kali bencana, disusul kekeringan (18%), tanah longsor, angin topan dan kebakaran, masing-masing 11%. Sementara itu, bencana banjir yang disusul tanah longsor tercatat sebanyak 3% (Anwar 2010). Menurut ISDR, jenis bencana yang paling sering terjadi dan meningkat adalah bencana Hydro-Meteorologis. Bencana jenis ini di Indonesia terutama banjir dan bencana ikutannya yaitu longsoran (Rovicky 2009).
clip_image002
Grafik 1 Data statitistik kejadian bencana di pulau Jawa (BNPB 2008)
Dalam menanggulangi masalah bencana alam, berbagai penelitian telah dilakukan untuk melestarikan alam. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu jenis palm yang memiliki berbagai kegunaan dalam kehidupan setelah pohon kelapa (Cocos nucifera). Selain dari pemanfaatan materialnya, Arenga pinnata dapat dimanfaatkan dalam melestarikan alam dan mencegah bencana banjir dan erosi tanah. Mengetahui kegunaan tersebut, budidaya pohon aren semakin digencarkan oleh pemerintah. Pemerintah akan mengembangkan penanaman pohon aren sebagai program nasional. Hal ini dikarenakan manfaat pohon aren yang begitu besar, terutama dalam bidang pelestarian lingkungan. Pohon aren memiliki kemampuan terlama dan terbanyak dalam menahan volume air hujan di atas pohon. Saat hujan, setiap batang pelepah daun dapat menahan 1-2 liter selama beberapa jam. Pada umur 5-7 tahun, pohon aren memiliki pelepah dari pangkal batang hingga ke ujung pohon, sehingga memberikan waktu yang panjang untuk tanah di bawah pohon untuk dapat menyerap lebih banyak air, dan dengan sendirinya akan menyimpan air tanah yang paling banyak. Penelitian sementara dari ahli geologist, pohon aren dapat menyimpan dan menyerap 200 liter air. Dengan demikian akan sangat berperan untuk mencegah banjir, dalam umur 3 tahun saja sudah dapat menjapai tingkat maksimal peran penyerapan air.
Selain sangat baik menyimpan air, Pohon aren juga sangatlah efektif menahan tanah. Hal ini disebabkan sistem peakaran pohon aren sangat dalam menancap kedalam tanah. Bukti yang menunjukkan kuatnya sistem perakaran pohon aren adalah kekuatannya dalam menahan tanah pada saat banjir dan tanah longsor melanda Minahasa pada akhir tahun 2000. Terdapat satu lokasi tanah longsor didaerah setelah Motoling, Minahasa selatan, dimana tebing tanpa vegetasi pohon aren mengalami kerusakan akibat longsor yang parah, sementara pada tebing yang terdapat vegetasi pohon aren tidak mengalami longsor sama sekali.
Dengan sifatnya yang banyak menyimpan air dapat menyuburkan pohon dan tanaman lainya yang ada dibawah atau disekitarnya, pohon aren dijadikan tanaman perintisan pada lahan-lahan gundul. Pohon aren akan tetap tumbuh dan tetap memberikan nilai ekonomi meskipun nantinya telah tertutupi oleh pohon lainnya yang tumbuh menyusul, karena pohon aren memiliki batas ketinggian dan akan selalu tumbuh dan mati setelah mencapai umur dan ketinggian tertentu (Maramis 2008)
PEMBAHASAN
Aren merupakan tanaman yang termasuk jenis palm dengan nama latin Arenga pinnata. Sebagian orang menyebutnya dengan nama latin alternatif Arenga saccharifera. Aren termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan) dan merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) (Tabel 1.). Tanaman aren tersebar mulai dari pantai barat India hingga ke sebelah selatan Cina dan kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Filipina, Malaysia, Dataran Assam di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma (Myanmar), Srilanka, dan Thailand (Lutony, 1993). Di Indonesia, aren banyak terdapat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab.clip_image004
Tabel 1. Taksonomi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
Menurut Shukla dan Misra (2002), ciri utama jenis palem adalah berbatang lurus, tinggi, dan kolumnar. Daun palmately atau pinnately membentuk tajuk dari batang kokoh yang tidak bercabang, dasar petiole luas, berpelepah, dan berserat.
Palem memiliki perbungaan yang berkaitan erat dengan siklus hidupnya. Palem menghasilkan perbungaan pada ujung batangseperti Corypha.palm Coryphamerupakan palem yang bersifat hapasantik,yaitu setelah berbunga dan berbuah lalu mati.Selain di ujung batang, perbungaan ada yang tumbuh di antara daun (interfoliar), makin ke atas, perbungaan yang muncul semakin muda (Witono et al. 2000)
Palem yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m dan berdiameter hingga 65 cm. Daun Arenga pinnata menyirip dengan panjang 6- 10 m, tangkai daun 1-1,5 m dengan pelepah daun pada pangkalnya. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya. Sistem perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam hingga 6 m (Withington et al. 1988).

Kemampuan Arenga pinnata dalam menyimpan air dapat dikarenakan anatomi dan morfologi batangnya yang menunjang. Berdasarkan sifat internal dan eksternalnya, tipe batang Arenga pinnata termasuk ke dalam jenis pohon. Menurut Mulyani (2006), struktur umum yang dimiliki pada batang, pada bagian luar terdapat epidermis yang ditutupi oleh bahan lemak alam yang sangat tahan air (kutin). Lapisan kutin disebut dengan kutikula. Pada Arenga pinnata, kutikulanya cukup tebal, bersifat kedap air dan gas (impermeabel). Bagian sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Di sebelah dalam korteks terdapat silinder pusat yang berisi jaringan pembuluh tersusun yang biasa disebut ikatan pembuluh (berkas pengangkut). Setiap berkas pengangkut terdiri atas xilem di bagian dalam dan floem di bagian luar. Pada Arenga pinata, berkas pengangkut tersebar pada seluruh batang. Di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, sehingga disebut dengan tipe kolateral tertutup.
Struktur tumbuhan yang paling berperan dalam pencegahan banjir adalah jaringan parenkim. Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat di seluruh tubuh tumbuhan. Sebagian besar tubuh tumbuhan, seperti empulur, hampir semua korteks akar dan batang, perisikel, mesofil daun, dan daging buah terdiri atas parenkim. Sel parenkim juga terdapat di dalam xilem dan floem. Berdasarkan fungsinya, parenkim dapat dibedakan menjadi parenkim asimilasi, parenkim penimbun, parenkim air, dan arenkim. Parenkim air merupakan sel parenkim yang berfungsi menyimpan air sebagai bahan cadangan. Umumnya sel berukuran besar, berdinding tipis, lapisan sitoplasmanya tipis, mengandung hanya sedikit kloroplas atau bahkan tidak ada sama sekali. Sel penyimpan air memiliki vakuola besar yang berisi cairan berlendir. Senyawa berlendir ini dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan air dan juga terdapat dalam sitoplasma maupun dinding sel (Mulyani 2006). Sel parenkim pada Arenga pinnata terdapat pada akar, batang, maupun daunnya. Porsi terbesar yang dapat menampung air terletak pada batangnya. Hal tersebut dikarenakan volume batang merupakan organ yang paling terbesar yang memungkinkan tertampungnya air. 
Batang Arenga pinnatatertinggi memiliki tinggi hingga 25 m dengan diameter mencapai 65 cm. Jika ditotalkan, volume batang dapat mencapai 16,25 m2. Jika dikurangi bagian epidermis serta lapisan yang tidak berparenkim, dan ditambah dengan parenkim yang terdapat pada akar, daun dan pelepahnya, sebuah Arenga pinnata dapat menampung air hingga 200 liter. Air dapat tertampung di dalam tubuh tumbuhan dengan watku yang relatif lama dikarenakan tingkat transpirasi yang rendah. Transpirasi dicegah dengan adanya lilin yang cukup tebal pada bagian daun, serta kutikula yang tebal dan berlilin pada bagian batang. Sehingga, laju transpirasi dapat diperlambat. Anatomi palem tersebut yang dimanfaatkan oleh para konservaser alam dalam mencegah banjir.
Arenga pinnata pun digunakan dalam mencegah erosi ataupun longsor. Sebagai tumbuhan kelas monokotil, Arenga pinnata memiliki akar tipe serabut. Akar serabut dan bulu akar yang banyak berfungsi untuk berpegangan pada tanah. Kelebihan akar Arenga pinnata adalah, sistem perakarannya kuat dan panjang. Menurut Mogea,, Seibert, dan Smits (1991), sistem perakaran Arenga pinnata sangat dalam hingga mencapai kedalaman 15 meter dengan lebar mencapai 10 meter. Dengan sistem perakaran yang cukup kokoh dan sangat panjang tersebut dapat memberikan kestabilan pada tanah. Selain sebagai alat transportasi mineral dan zat hara, akar pada Arenga pinnata lebih berfungsi sebagai jangkar, melihat sistem perakarannya yang begitu kokoh dan panjang.
KESIMPULAN
Arenga pinnata dapat berfungsi sebagai tumbuhan pencegah banjir dengan kapasitas jaringan parenkim dan volume tubuhnya yang cukup besar untuk dapat menampung air. Adanya kutikula dan lilin akan menurunkan laju transpirasi sehingga air dapat tertampung dengan waktu yang lama. Sementara sistem perakaran yang kuat dan panjang hingga mencapai kedalaman 15 meter dapat memberikan kestabilan pada tanah, sehingga dapat mencegah erosi dan longsor.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar WMK. 2010. Statistik Bencana Alam. Jakarta : Kompas
Maramis Franky. 2008. PROYEK TERPADU : Penanaman Massal Pohon Seho Di Tanah Toar Lumimuut Minahasaraya Serta Menjadikan Danau Tondano “Galilea In Minahasa” [terhubung berkala] http://arenindonesia.wordpress.com/proyek-aren/ [10 November 2010]
Mogea J, Seibert B, Smits W. 1991. Multipurpose palms: the sugar palm (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.). Agroforestry Systems 13:111-129.
Mulyani Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.
Lutony Tony Luqman. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Jakarta : Penebar Swadaya
Rovicky. 2009. Menghadapi Tahun Depan dengan Lebih Optimis dan Waspada [terhubung berkala] http://rovicky.wordpress.com/2009/12/22/menghadapi-tahun-depan-dengan-lebih-optimis-dan-waspada/ [10 November 2010].
Shukla P dan Misra P.S. 2002. An Introduction to Axonomy of Angiosperms. New Delhi : Vikas Publishing Houde PUT LTD.
Withington D et al. (eds.). 1988. Arenga pinnata: a palm of agroforestry. In: Multipurpose trees species for small-farm use: proceedings. Winrock International/ IDRC.
Witono J.R.A, Suhatman N., Suryana dan R.S. Purwantoro.2000. Koleksi Palem Kebun Raya Cibodas. Seri Koleksi Kebun Raya-LIPI Vol.II, No.I Sindang Laya-Cianjur.

Sumber :  http://stationofwords.blogspot.com/2012/01/analisis-struktur-anatomi-batang-dan.html





Tidak ada komentar: