Oleh : Dian Kusumanto
Sungguh saya tidak percaya awalnya, pada saat Mas Roy Hendroko mengirim sebuah SMS, bahwa AREN masuk dalam Program Aksi perjuangan Pak Prabowo Subianto. Saya agak telat tahu karena dalam Bulan Maret ini sering terjadi gangguan koneksi internet Speedy di Kota Nunukan. Maklum, kota Nunukan ada di ujung utara NKRI yang berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia.
Ledakan besar “Revolusi Aren” memang belum terjadi. Namun pada saat awal-awal saya memulai membuka blog ini (http://kebunaren.blogspot.com) yaitu pada Bulan April 2008, saya memperkirakan paling cepat akan terjadi 1 atau 2 tahun yang akan datang. Fenomena terakhir bisa jadi bagian dari awal terjadinya “revolusi Aren” itu.
Program aksi Pak Prabowo Subianto telah menyebutkan angka yang sangat jelas dan tidak ragu-ragu, yaitu 4 juta hektar Aren dan akan menampung 24 juta orang tenaga kerja. Nampak sekali jika angka-angka itu tidak main-main, angka yang sudah dihitung secara cermat dari kombinasi yang sangat pas antara seorang negarawan, seorang pengusaha dan seorang pejuang yang hidup di tengah keprihatinan multi kompleks.
Kanjeng Sunan Bonang adalah Sang Wali, bagian dari Wali Songo. Beliaulah yang pada awalnya memberikan isyarat tentang prospek emas dari pohon Aren. Ada ungkapan yang mengatakan, bahwa yang tahu wali ya wali juga, artinya yang paham isyarat wali ya wali juga, yang mampu menterjemahkan isyarat kemudian menjadi revolusi dengan ledakan yang dahsyat adalah seorang wali juga. Isyarat Kanjeng Sunan Bonang bahwa ada prospek emas di pohon Aren itu pertama kali ditunjukkan kepada si Raden Said alias si Brandal Loka Jaya, yang akhirnya menjadi Wali juga, yaitu Sunan Kalijogo. Sunan Kalijogo adalah seorang Wali yang paling inovatif dalam berdakwah.
Selama berabad-abad isyarat ini terkubur oleh masa-masa suram perjalanan bangsa Nusantara ini, penjajahan, kebodohan, keangkuhan, kesombongan, keegoan, arogansi kekuasaan, arogansi pemikiran dll. Isyarat ini ibarat harta karun yang terpendam dan terlupakan selama berabad-abad lamanya oleh hiruk pikuknya zaman “kolobendu”. Hanya seorang satriyo piningitlah, yang hakekatnya juga seorang wali, yang akan mampu mengangkat lagi harta karun kejayaan Nusantara ini. Harta karun ini akan dapat membayar seluruh hutang negara, membeli kembali harkat martabat bangsa yang telah terjual, mengatasi seluruh masalah-masalah yang membuat negara bangsa ini terpuruk.
Apakah Sang Satriyo Piningit itu telah datang? Wallohu alam bi shawwab. Bagaimana menurut Anda???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar