......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Jumat, 05 Februari 2010

Menambahkan Flouride pada Gula untuk kesehatan Gigi Umat Manusia, apa mungkin?

Oleh : Dian Kusumanto

Lama sekali tidak mengupdate postingan baru diblog ini serasa seperti menahan perasaan bersalah, sungguh tidak enak rasanya. Aktifitas offline sungguh sangat menyita waktu, pikiran dan tenaga. Sampai-sampai tidak terasa hampir 3 bulan. Banyak sih ide yang mengalir, yang kemudian tertulis pada kertas-kertas coretan. Tapi untuk menjadi tulisan yang kemudian diposting diblog ini masih belum kesampaian.

Kesibukan offline sebenarnya masih sangat terkait dengan pengembangan Aren di Indonesia. Ibarat bayi yang akan dilahirkan kembali, "Revolusi Aren" ini seperti Bayi yang ditunggu-tunggu kelahirannya. Proses kelahirannya memang belum selesai, masih belum final. Ibaratnya bayi mau lahir, sebagian tubuh masih di dalam rahim sang Ibu, sedangkan kepalanya sudah nongol duluan, bahkan sudah melirik kesana-kemari.

Pada kesempatan yang akan datang saya berharap dapat menyajikan beberapa kemajuan "Revolusi Aren" ini.

Hari ini saya dikejutkan oleh email Bapak Mulyani Dalidjan dari Adelaide Australia tentang Fortifikasi F pada Gula Aren. Selengkapnya tentang email dan jawaban saya adalah seperti tulisan di bawah ini.


Dari: mulyani dalidjan
Judul: Gula aren
Kepada: diankusumanto@yahoo.co.id
Tanggal: Minggu, 31 Januari, 2010, 8:34 AM

Pak Dian Yth,

Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Mulyani, tinggal di adelaide, australia. Saya berasal dari medan, dulu saya adalah staf pengajar di fak Kedokteran Gigi USU. Saya menyelesaikan PhD saya dengan penelitian penambahan fluorida pada gula putih (sucrosa) untuk pencegahan karies gigi. Penambahan fluorida tersebut saya lakukan di fabrik gula Kuala Madu, PTP IX di Sumut dan penelitiannya dilaksanakan di Medan.

Hasil penelitian tersebut sangat menggembirakan, tapi untuk menerapkannya di indonesia mungkin masih sangat sukar mengingat keadaan fabrik gula kita yang sudah sangat merana. Saya yakin kita dapat menambahkan F pada gula aren, dan akan merupakan nilai tambah yang sangat besar pada ekonomi dan kesehatan gigi bangsa Indonesia. Saya ingin menanyakan pendapat Bapak mengenai hal ini, dan kemungkinan untuk bekerja sama.

Saya sendiri mempunyai sebidang tanah di medan (1.5 ha), ada beberapa pohon aren dan bambu. sebenarnya saya hanya ingin berkebun buah2an dan coklat dan juga bambu wulung. Bulan agustus yang akan datang saya akan berkunjung ke Bali karena ada World Bamboo Festival. Seandainya Bapak tertarik dengan ide saya, saya usahakan dapat datang ke Nunukan untuk melihat mesin2 pembuat gula aren tersebut. Mungkin kita dapat langsung membuat percobaan untuk mengetahui pada tahap mana F dapat dicampurkan.

Terima kasih sebelumnya Pak Dian, semoga ide saya tidak hanya menjadi impian.

Wassalam,
Mulyani Dalidjan


Jawaban Saya :

Yth. Bapak Mulyani Dalidjan di Adelaide Australia.

Horras Bah..!! Terimakasih atas perkenalannya, dan terima kasih Bapak jauh-jauh telah sudi menulis email ini. Selamat atas PhD-nya tentang penambahan F pada Gula untuk kesehatan gigi, semoga bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan umat manusia seluruhnya, khususnya bagi kesehatan gigi.

Ide penambahan F pada Gula Aren sungguh sangat mencengangkan saya, kami bahkan tidak membayangkan ada ide seperti itu. Tentu ini akan bisa mengangkat gengsi dan martabat Gula Aren di masyarakat konsumen.

Dalam keadaan alami asli atau organik, Gula Aren sudah dikenal sebagai Gula yang lebih lengkap kandungan gizinya, mengandung berbagai khasiat obat, aman bagi penderita diabetes, dan lain-lain. Gula Aren organik atau Organic Palm Sugar selama memiliki nilai keunggulan yang paling tinggi dibanding gula-gula lain dari tebu, Maple, jagung, bit, dll.

Sehingga harganya di pasar luar negeri dapat mencapai lebih dari 36 US$ per kg.
(Meskipun di dalam negeri harga di pasaran tertinggi baru sekitar Rp 20.000 per kg).

Gagasan Bapak bisa jadi akan merupakan salah satu pilihan pasar tersendiri. Namun di sisi yang lain bisa saja mempengaruhi kesan dan menjadi "tidak organik" lagi. Jadi bisa jadi fortifikasi dengan F menurunkan kesan seolah-olah Gula Aren "tidak hebat", karena sudah tidak asli lagi.

Kami juga belum tahu persis apakah dengan penambahan F ini akan menyebabkan kesan organik, asli alaminya menjadi kurang. Mungkin Bapak juga memberikan penjelasan kepada kami. Tapi bagaimanapun kita tetap memiliki peluang untuk setiap gagasan fortifikasi F ini.

Tentang rencana Bapak datang ke Bali Agustus depan dan kemungkinan bisa ke Nunukan, saya sangat senang sekali Pak. Tolong kalau sudah di Indonesia bisa kontak kami di HP 081254572450 atau di Flexi 0556-2700160. Kunjungan Bapak, informasi dan beberapa ide Bapak selanjutnya tentu akan menambah semaraknya Kebangkitan Aren Indonesia.

Terima kasih.
Samarinda, 5 Februari 2010
Dian Kusumanto.


Tanggapan balik Sdr Mulyani Dalidjan :

Pak Dian Yth,
Terima kasih sekali balasan email Bapak. Sebenarnya orang tua saya asli Jogya, tetapi kami lahir di Medan. Kalau orang jawa kan Mulyani itu perempuan, tapi ya tidak apa2 ya Pak, namanya aja email.

Tentang gula aren, saya baru membaca komposisinya sekilas saja, tapi juga memang mengandung glucose dan fructose disamping jenis gula yang lain, yang didalam mulut akan dikonsumsi oleh bakteri dan menghasilkan asam yang akan merusak gigi. Gula pasir (sucrosa) memang hanya terdiri dari glucose dan fructosa, jadi menjadi sangat berbahaya. Objektif penambahan F pada gula adalah kita memberikan perlindungan pada gigi pada saat serangan terjadi, karena F itu akan mengurangi aktifitas bakteri dalam menghasilkan asam.

Sebenarnya lebih afdol kalau F ditambahkan pada gula pasir, tetapi untuk penambahan F pada tingkat produksi di fabrik gula sehingga mencapai kandungan yang sesuai pada hasil akhir, masih perlu percobaan di tahap mana F itu ditambahkan. Dan di fabrik gula tidak ada mesin yang menghasilkan gula dalam jumlah kecil, sehingga akan sulit melakukannya. Jadi sewaktu saya melihat website bapak tentang mesin pembuat gula aren yang kecil saja, timbul ide tentang kemungkinan penambahan F pada gula aren.

Tentang gula aren yang dianggap organik, tentu saja nanti tidak semua gula aren ditambah F. Kita dapat menawarkan dua produk , Organic Palm Sugar dan Organic Palm Sugar Plus(F). Jadi konsumen bisa memilih, lagi pula penambahan F itu tidak akan menyebabkan biaya produksi yang sangat tinggi.Saya rasa walaupun di tambah F, tetap saja gulanya Organic, karena organic adalah cara penanaman pohon arennya yang tidak menggunakan pupuk kimia. Di australia saya menerapkan permaculture di kebun di belakang rumah, jadi sayur mayur kami organik.

Saya sangat berterima kasih atas masukan yang Bapak berikan untuk ide saya ini. Menurut perhitungan saya, bila kita sudah dapat memproduksi Gula aren Plus(F), akhir tahun ini, kita harus mengadakan penelitian akan khasiatnya pada gigi. (Dulu saya melakukannya pada Panti asuhan di Medan selama dua tahun). Baru kita dapat memasarkannya. Jadi mungkin sekitar 2015 baru ada gula aren Plus(F) ini dipasaran. Setelah dari Bali saya akan singgah di jakarta untuk mematenkan penelitian saya yang dulu, jadi kita tidak kecolongan.

Saya lihat di adelaide ada palm sugar dari indonesia, coba saya cek dulu di lab apa ada kandungan F nya ya. Mungkin nanti kalau ke Nunukan terlalu jauh, mungkin saya bisa mencoba menambahkan F di petani2 yang membuat gula aren disekitar medan. Jadi tidak membuang waktu. Maaf ya Pak, paragraf ini dan paragraf di atas merupakan pemikiran saya yang baru saja keluar. Jadi mungkin tidak menjawab hal-hal yang Bapak ingin ketahui.

Insya Allah kalau di Bali saya akan menghubungi Bapak, sekalian ingin memesan bibit aren juga.
Terima kasih sekali lagi atas antusias Bapak pada ide saya

Wassalam,

Mulyani

Tidak ada komentar: