......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Kamis, 29 Juli 2010

M. Azlan Petani Aren dari Ambalat











M. Azlan Petani Aren dari Ambalat



M. Azlan adalah seorang pembuat gula aren di Dusun Maspul Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, Kawasan Desa Aji Kuning ini merupakan kawasan yang dekat sekali dengan garis perbatasan Negara antara RI dan Malaysia, dekat sekali dengan Kawasan Ambalat. Pulau Sebatik sendiri sebagian ikut Malaysia dan sebagian masuk wilayah Indonesia.

Pacci Dalle begitulah biasanya di panggil. Pacci Dalle adalah generasi kedua di keluarganya yang membuat gula setelah Bapaknya yaitu Almarhum Baco.
Kebiasaan membuat Gula dari penyadapan nira pohon Aren ini telah terbawa dari tanah kelahirannya di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Kebiasaan ini ternyata terbawa hingga Bapak Aco merantau ke Pulau Sebatik yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Nunukan ini. Namun demikian memanjat pohon Aren dan membuat gula aren merupakan pekerjaan sampingan setelah penghasilan utama yaitu berkebun Kakao atau tanaman Cokelat. Meski sebagai pekerjaan sampingan membuat gula aren ini ternyata cukup membantu perekonomian keluarga.

Pacci Dalle memiliki pohon Aren kurang lebih 20 pohon. Setiap pohon Aren yang terdapat di dalam kebunnya akan mengeluarkan cairan nira aren dapat dihasilkan hampir setiap hari, namun hasil sadapan nira biasanya bervariasi tergantung dari kualitas pohon arennya. Cairan nira aren bisa didapat dari setiap pohon antara 5 sampai 40 liter/ pohon, tetapi bisa juga tidak ada sama sekali. Namun kebanyakan pohon Aren menghasilkan nira aren antara 5-10 liter/ pohon sekali sadap, sedangkan dalam satu hari dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sadap, yaitu pagi dan sore atau petang.

Maka dalam sehari Pacci Dalle ini dapat menyadap antara 10 sampai 20 liter nira Aren per pohon. Nira Aren yang sudah dikumpulkan semuanya dimasak untuk dijadikan Gula Aren. Dari setiap 10 liter cairan nira aren jika dimasak dan diolah menjadi Gula Aren bisa didapatkan 5 biji gula aren, dan dalam penjualannya setiap 2 biji gula dikemas menjadi satu bungkus. Jadi kalau 5 biji maka akan dikemas menjadi 2,5 bungkus. Adapun berat sebungkus Gula Aren ini bervariasi, namun rata-rata berisi sekitar 8 ons atau 0,8 kg.

Untuk harga satu bungkusnya (yang terdiri dari 2 biji) di kebun sudah dihargai yaitu 2.00 RM (Ringgit Malaysia). Jadi untuk penghasilan per hari per pohon aren akan menghasilkan gula Aren senilai antara 5.00 – 10.00 RM atau kalau dirupiahkan menjadi sekitar Rp 14.000 – Rp 28.000 per pohon per hari. Jadi seandainya 20 pohon ini dikelola semua dan menghasilkan nira setiap hari, maka potensi pendapatan Bapak M. Azlan ini bisa mencapai antara Rp 280.000 sampai Rp 560.000 per hari.

Menurut Pacci Dalle kalau gula aren ini betul-betul dikembangkan hasilnya akan sangat memuaskan. Jika lahan se hektar dijadikan kebun Aren dengan populasi 200 pohon, potensi pendapatan yang akan diperoleh itu sekitar Rp 2,8 sampai Rp 5,6 juta per hari.
Kalau demikian maka sebenarnya Aren dapat menjadi harapan baru yang jauh lebih menguntungkan dari pada Kelapa Sawit, Kakao dan lain-lain.

Sekian...........................................
Hasil wawancara Syamsul Daris (PPL Desa Ajikuning) dengan Pacci Dalle pada tanggal 5 oktober 2009 di Maspul, Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Barat Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

Tidak ada komentar: