......Tidak lama lagi AREN jadi primadona perkebunan nasional ........

Minggu, 30 September 2012

Pilih mana Aren Genjah atau Aren Dalam?





Pilih mana  Aren Genjah  atau  Aren Dalam?

Oleh :  Ir. H. Dian Kusumanto

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 26 September 2012, diadakan Seminar Nasional Aren di Hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur.   Seminar ini adalah hasil kerjasama antara Balit Palma (dulu Balitka) dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur.   Tentu saja yang sangat kelihatan berkepentingan adalah dua institusi ini.    Balit Palma ingin melakukan deseminasi hasil-hasil penelitian tentang Aren oleh para penelitinya, sedangkan Dinas Perkebunan Kutai Timur ingin ‘melaunching’, mengenalkan kepada public, Aren Genjah dari Desa Kandolo Kutai Timur yang baru saja dilepas oleh Menteri Pertanian.

Tentang Aren Genjah Kutim ini disebutkan bahwa sifat genjahnya dikarenakan pada umur sekitar 6 (enam) tahun pohon Aren ini sudah mulai menghasilkan.  Yang dimaksud menghasilkan ialah, bahwa pohon ini sudah mulai mengeluarkan tandan bunga betina dan juga tandan bunga jantan yang siap disadap niranya.  Selain itu tanaman Aren ini postur tubuhnya tidak terlalu tinggi pada saat dia mulai menghasilkan,  sehingga para petani agak senang karena mungkin tidak terlalu capek dan kesulitan memanjatnya.

Ternyata Aren Genjah itu tidak hanya dari Desa Kandolo Kutai Timur.  Di Tembaring Sebatik Kabupaten Nunukan juga banyak ditemui pohon-pohon Aren yang tidak terlalu tinggi, cukup rendah, namun sudah bisa menghasilkan.   Aren dikatakan sudah menghasilkan kalau pohon Aren sudah mengeluarkan tandan bunga betina sebagai kolang-kaling, atau tandan bunga jantan yang akan disadap niranya.    Nira Aren yang disadap dari tandan bunga jantan ini menjadi tanda bahwa tanaman Aren sudah mulai menghasilkan.  

Gambar di bawah ini menampilkan penampakan pohon Aren Genjah yang ada di Desa Kandolo Kutai Timur dan Aren Genjah yang ada di Kampung Tembaring Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.   Penampakannya memang terlihat lebih rendah dibanding pohon Aren yang umumnya tinggi-tinggi.   Kemunculan tandan bunga betina yang pertama bisa dikatakan sebagai ruas batang yang tertinggi dari pohon Aren.   Jarak dari tanah dengan tandan bunga betina pertama disebut sebagai tinggi tanaman yang sesungguhnya, itu sekitar 5 (lima) meter.

Pohon Aren Genjah dari Desa Kandolo Kutim ini dikabarkan berumur 6 (enam) tahun sudah mulai menghasilkan.  Sedangkan Aren Genjah di Kampung Tembaring ini terlihat lebih rendah letak tandan bunga betinanya, dan memang umur mulai produksi ada umur sekitar 5 (lima) tahun.  Maka kemudian penulis memahami kalau Aren dikatakan sebagai Aren Genjah maka umur mulai menghasilkan adalah sekitar 5 (lima) tahun.   Sekitar 5 (lima) tahun itu artinya bisa 5 minus 1 yaitu 4 (empat) tahun,  atau 5 plus 1 yaitu 6 (enam) tahun.  Jadi Aren Genjah adalah pohon Aren yang sudah mulai menghasilkan pada umur antara 4, 5 atau 6 tahun.




 Siapa sih sebenarnya yang berhak untuk menentukan bahwa jenis Aren itu genjah atau dalam?



Sebenarnya istilah ‘genjah’ dan ‘dalam’ itu selama ini dikenal dari tanaman kelapa.   Yang disebut ‘genjah’ adalah tanaman kelapa yang umur mulai berbuahnya pendek yaitu yang kurang dari 5 (lima) tahun.   Kalau dia lebih dari lima tahun mulai berbuahnya maka disebut sebagai  ‘kelapa dalam’.
Kalau melihat tanaman Aren, selama ini memang yang kita ketahui kebanyakan Aren baru bisa menghasilkan setelah umur lebih dari 10 tahun. 

Di habitat asalnya, Aren hidup liar di hutan.  Ada kesan selama ini  Aren adalah tanaman hutan.   Sehingga kalau mencari Aren, ya harus masuk hutan.  Kalau tidak, kebunnya sangat jauh dan biasanya kurang terawat alias nampak sebagai tanaman liar.  Di kehidupan yang liar inilah maka Aren tidak pernah ditanam secara sengaja.   Oleh karena itu Aren dibiarkan besar sendiri.  Begitu sudah besar dan sudah mengeluarkan tandan bunga betina atau jantan, Aren baru akan diperlakukan seperlunya agar mengeluarkan hasil.  Maka umur mulai menghasilkan itu biasanya di atas 10 tahun.  Inilah yang akhirnya disebut sebagai Aren Dalam,  yaitu Aren yang mulai menghasilkan umurnya 
lebih dari 10 tahun.

Ternyata kemudian banyak orang yang sudah mulai memikrkan bagaimana kalau Aren dibudidayakan.  Caranya yaitu mencari bibit yang tumbuh di sekitar pokok pohon, atau mencari bijinya dan dikecambahkan serta dibesarkan menjadi bibit.   Beberapa petani di Nunukan maupun Sebatik juga heran, kenapa waktu di kampung dulu umurnya lama baru buah.  Maksudnya umurnya lebih dari 10 tahun.  Sedangkan begitu ditanam di sekitar pekarangan rumah umurnya menjadi lebih cepat menghasilkan  sekitar 6 tahun saja.  Itulah yang dialami oleh beberapa petani seperti Pak Lamonro di Tembaring Sebatik, Pak Sarman  di Mambunut  dan Pak Yusak Desa Binusan di Nunukan.

Namun, di beberapa tempat lain  di Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan ini yang paling banyak adalah pohon Aren yang umurnya sedang-sedang saja yaitu sekitar 8 (delapan) tahun.   Yang satu ini kita tidak bisa menyebutnya sebagai Aren Genjah, namun juga tidak termasuk Aren yang Dalam.  Oleh karena itu penulis menyebutnya sebagai Aren Sedang atau Aren Sadang,  yang umur mulai menghasilkan adalah sekitar 7, 8 atau sampai  9 tahun. 

Jadi kalau menurut penulis, maka penggolongan  jenis Aren berdasarkan umur mulai menghasilkan, bisa dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
(1)    Aren Genjah, umur mulai menghasilkan antara 4, 5 atau 6 tahun (dibawah 6 tahun).
(2)    Aren Sadang, umur mulai menghasilkan antara 7, 8 atau 9 tahun.
(3)    Aren Dalam, umur mulai menghasilkan setelah umur  10  tahun.

Bagaimana menurut Anda??

Tidak ada komentar: